━─━────༺༻────━─━Orang berjaket hitam itu menutup pintu dan membuka maskernya. Ternyata orang itu adalah Gabby.
Setelah mengetahui anaknya mengalami bullying, bahkan sampai masuk rumah sakit, Johan menuntut pihak sekolah dan orang-orang yang telah melukai putrinya. Ia membawa kasus tersebut ke pengadilan.
Setelah memenangkan persidangan, Johan memindahkan Bella ke sekolah lain. Dengan begitu, Bella bisa terbebas dari bullying. Namun, Bella menjadi semakin pendiam dan penyendiri. Ia menutup diri dari teman-teman di sekolah barunya. Bella tidak suka berinteraksi dengan orang asing.
Melihat keadaan mental dan psikis putrinya yang semakin menurun, Johan menjadi sedih. Ia memutuskan untuk berkonsultasi dengan psikolog.
Bella hanya memiliki beberapa orang teman di klub panahan. Itu pun bukan teman dekat. Hanya sekadar teman ngobrol dan berbasa-basi karena sesama atlet.
Sejak SMP, Bella memang suka memanah dan masuk klub panahan. Ia sering mengikuti pertandingan panahan. Gadis itu memenangkan banyak piala dan penghargaan.
Akhirnya, Bella menjadi atlet panahan profesional untuk ASIAN GAMES. Ia dan dua rekan dalam satu kategori berhasil memenangkan medali emas untuk Indonesia.
Banyak komentar positif yang ia terima.
Namun, orang-orang yang pernah mem-bully Bella mengirimkan pesan hinaan, cacian, dan hal jahat lainnya ke kontak pribadi Bella.
Bella tidak menanggapi. Ia tahu betul fungsi dari fitur blokir.
🌾🌾🌾
"Aku... aku enggak mau kuliah," ucap Bella pelan dengan kepala tertunduk.
Gabby yang berdiri di samping Bella menatap Johan. Ia juga menunggu tanggapan dari sang ayah.
Johan mengusap rambut Bella. Tentu ia tahu betul dengan kondisi mental putrinya itu. "Lakukan apa pun yang kamu mau, Nak."
Bella mendongak menatap Johan. Ia memeluk sang ayah. "Maafin aku, Pa."
Gabby tersenyum mendengar ucapan Johan. Ia tahu kalau ayahnya sangat pengertian.
Johan mengulurkan tangan pada putri bungsunya. Gabby menerima uluran tangan Johan. Ia bergabung ke dalam pelukan ayah dan kakaknya.
🌾🌾🌾
"Enggak kuliah? Kerja juga enggak?" Asnah berkacak pinggang sambil berdiri di depan Johan yang duduk di sofa.
Aji yang duduk berhadapan dengan Johan menggelengkan kepala. "Dia mau jadi apa? Mau menjadi sampah masyarakat yang luntang-lantung enggak jelas? Kerja enggak, kuliah enggak, punya penghasilan enggak, hidup iya."
Dari dalam kamar, Bella hanya bisa mendengar ocehan kakek dan neneknya yang berada di ruang tamu.
"Untuk apa kalian datang ke mari? Hanya untuk menanyakan ini?" tanya Johan.
"Kami datang karena kami peduli. Kami mengkhawatirkan masa depan Bella," sahut Aji.
Johan berdecak sebal. "Peduli? Yang kalian pedulikan hanya harga diri kalian. Ayah dan Ibu menuntut anak dan cucu untuk keuntungan kalian sendiri. Jangan katakan kalian peduli pada kami.
Ayah dan Ibu hanya peduli dengan omongan orang-orang tidak jelas di sekitar kalian. Kalian sudah tua, tetapi masih saja bergaul dengan orang-orang tidak berguna dan menularkan sifat tidak baik pada kalian yang berimbas pada kami!" paparnya.
"Kenapa kamu ngomongnya malah ke mana-mana? Kami sedang membicarakan masa depan Bella," gerutu Asnah. Wanita tua itu berlalu dan menggedor-gedor pintu kamar Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMAWU [SUDAH TERBIT]
Mystery / Thriller━─━────༺༻────━─━ Johan dipindahtugaskan ke Desa Kamawu, yaitu sebuah desa terpencil di luar provinsi. Tidak sendiri, Johan pindah bersama dengan kedua putrinya. Awalnya, mereka merasa nyaman tinggal di desa tersebut. Namun, hingga di satu titik, m...