━─━────༺༻────━─━Johan bangun jam 4 dini hari. Ia mengambil ember dan alat mandi, kemudian melihat peta di ponselnya. Pria itu mencari jalan menuju Gunung Kamawu yang merupakan tempat pemandian air panas / hangat.
"Sebelah timur laut, lewat sungai, terus naik lereng." Johan memantapkan diri untuk pergi.
Sebenarnya letaknya tidak terlalu jauh, hanya saja anak tangga batu menuju Gunung Kamawu yang menanjak cukup menghabiskan tenaga. Namun, Johan tampaknya tidak masalah sama sekali. Ia tidak kelelahan, justru terlihat begitu semangat.
Akhirnya, tibalah Johan di tempat pemandian air panas Gunung Kamawu. Ia melihat beberapa warga desa sedang mandi di sana.
Seorang pria paruh baya yang bagian tengah kepalanya botak menghampiri Johan "Pak Johan?" sapanya.
"Oh, Pak Diding?" Johan mengenal Diding (pemilik warung makan), yang mana waktu itu Johan membeli sate kelinci darinya.
"Pemandian untuk pria di sebelah sini," ajak Diding sembari menunjukkan jalan.
Johan mengikuti Diding. Mereka pun masuk ke kolam pemandian air panas setelah melepaskan pakaian yang perlu dilepas. Ada banyak pria lain juga di dalam kolam pemandian.
"Oh, nyaman sekali," kata Johan saat dirinya berendam di dalam kolam pemandian alami itu. Ia merasa seperti sedang berendam di bath tub.
Pandangan Johan teralihkan ke pemandian air panas yang tidak terlalu jauh (sekitar 10 meter) darinya (dari kolam pemandian pria). Ternyata itu adalah tempat pemandian air panas untuk wanita. Yang membuat Johan terkejut, mereka sama sekali tidak memakai sehelai benang pun alias telanjang bulat.
Johan segera mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Tidak apa-apa, Pak Johan. Di sini sudah biasa. Lagi pula, nanti mereka telanjang juga di depan suami mereka," ucap Darmin yang ternyata juga berada di sana.
Para pria itu tertawa-tawa, kecuali Johan.
"Pak Johan mungkin tidak terbiasa karena di kota punya kamar mandi sendiri di rumah yang ada air hangatnya. Jadi, belum pernah ke tempat pemandian air panas umum seperti ini," timpal Juragan Karsono.
Johan tidak tahu harus bilang apa. Ia melihat Rini juga ada di kolam pemandian. Wanita itu memakai kain samping yang melilit tubuhnya. Tidak semua wanita telanjang saat mandi di sana, termasuk Rini dan beberapa wanita lainnya.
"Itu Neng Rini, ya?" tanya Darmin dengan tatapan tertuju pada Rini.
"Iya, dia tetangganya Pak Johan, kan?" sahut Diding.
Johan mengangguk. "Iya, betul."
"Kasihan Neng Rini. Dia menjadi janda muda setelah ditinggal suaminya," ucap Ujang, pemilik konter pulsa.
"Ditinggal ke mana?" tanya Johan penasaran.
"Ditinggal selingkuh dengan wanita lain," sahut Juragan Karsono.
Johan merasa iba untuk Rini.
Setelah selesai mandi, Johan menuruni tangga batu untuk pulang. Ia melihat Rini yang membawa wadah besar berisi cucian. Belum lagi ember berisi peralatan mandi di tangan satunya.
Johan menghampiri wanita itu. "Ada yang bisa saya bantu, Dik Rini?" tanyanya.
"Oh? Tidak perlu, Mas," tolak Rini baik-baik.
"Tidak apa-apa." Johan mengambil alih wadah cucian Rini.
"Terima kasih, Mas," kata Rini.
"Sama-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMAWU [SUDAH TERBIT]
Mystère / Thriller━─━────༺༻────━─━ Johan dipindahtugaskan ke Desa Kamawu, yaitu sebuah desa terpencil di luar provinsi. Tidak sendiri, Johan pindah bersama dengan kedua putrinya. Awalnya, mereka merasa nyaman tinggal di desa tersebut. Namun, hingga di satu titik, m...