Part 36

68 9 0
                                    


━─━────༺༻────━─━

Karena salah satu tenaga pengajar di SMA Kamawu telah meninggal dunia, semua guru dan murid pun berdatangan ke rumah Haji Rahman untuk turut berbela sungkawa. Mereka memberikan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Dalam perjalanan pulang, Gabby dan Devian berjalan bersebelahan. Mereka terlihat sedih.

"Enggak nyangka sama Pak Haji Rahman. Padahal beliau baru dua kali mengajar di kelas," ucap Gabby.

Devian mengangguk. "Iya. Umur enggak ada yang tahu."

Sesampainya di rumah, Gabby melihat Bella sedang berlatih memanah seperti biasa di halaman belakang.

Namun, Gabby melihat seseorang berdiri di dalam hutan dan memperhatikan Bella. Ia segera menghampiri kakaknya itu. "Kak Bella, masak seblak, yuk!"

Bella menoleh pada adiknya. "Kamu sudah pulang?"

Gabby kembali melihat ke arah hutan, tetapi orang misterius itu sudah menghilang. "Iya, aku beli kerupuk mentahnya." Gabby menunjukkan kantong plastik berisi beberapa jenis kerupuk mentah.

"Okay!" Bella terlihat senang. Ia pun pergi ke halaman depan untuk memetik cabe rawit.

Bella dan Gabby pun memasak seblak bersama-sama di dapur.

"Udah lama enggak makan seblak, jadi kangen seblak," ucap Gabby.

Bella hanya tersenyum menanggapi ucapan adiknya.

"Papa belum pulang?" tanya Gabby.

Bella menggeleng. "Semalaman Papa enggak pulang. Enggak ngasih kabar pula."

"Aku telepon aja kali, ya?" Gabby mengeluarkan ponselnya.

"Ada apa, Gabby?" suara Johan dari seberang sana.

"Papa udah makan? Malam ini Papa enggak pulang?" tanya Gabby.

"Udah. Papa enggak bisa pulang dulu, Nak," jawab Johan.

"Oh, kalau begitu jangan lupa makan, semangat kerjanya, Pa!" kata Gabby.

"Iya, kalian jaga diri baik-baik, kunci pintu dan jendela."

"Siap, Pa."

Panggilan pun berakhir.

"Papa enggak pulang malam ini," ucap Gabby.

"Malam ini Kakak pergi ke balai desa. Kamu enggak apa-apa sendirian di rumah?" kata Bella diakhiri dengan pertanyaan.

"Kemarin waktu Kakak ke balai desa, aku juga sendiri di rumah," ujar Gabby.

"Gabby pemberani." Bella mencubit pipi bulat adiknya.

"Aw, sakit. Mana bau bawang lagi," gerutu Gabby.

"Eh, iya, abis ngupas bawang," ujar Bella sambil mengelap tangannya.

"Ih, Kak Bella jahat," gerutu Gabby. Ia menyalakan kompor listrik, lalu meletakkan wajan dan memasukkan minyak.

"Kamu yang bikin, nih?" goda Bella.

"Iya, dong. Kakak meragukan keahlian seorang Gabriella Angel?" ujar Gabby.

"Sedikit," celetuk Bella.

"Ihh."

Gabby memasak dengan lihai. Bella memperhatikannya dengan ekspresi kagum. Aroma tumis seblak tercium memenuhi ruangan. Membuat siapa pun yang menciumnya pasti akan lapar.

"Sudah jadi!" Gabby mengangkat wajan dan siap menyajikannya ke piring.

"Bisa dibikin tiga piring?" tanya Bella.

KAMAWU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang