Part 30

66 9 0
                                    

━─━────༺༻────━─━

Bella menyukai buah kencing. Ia memakan habis satu buah. Yudis berlalu pergi, tetapi Bella menyusulnya. "Mas, Mas!" panggilnya.

Langkah Yudis terhenti. Ia menoleh pada Bella dengan ekspresi terkejut karena Bella memanggilnya dengan sebutan 'Mas'.

"Mas namanya siapa?" tanya Bella.

"Yudistira. Panggil saja Yudis," jawab Yudis.

"Yudistira?" gumam Bella. "Kenapa namanya enggak Arjuna? Kan, Arjuna bawa panah, Mas Yudis juga bawa panah."

"Itu nama pemberian orang tuaku," jawab Yudis sinis.

"Oh, maaf, aku cuma bercanda." Bella merasa bersalah.

"Kenapa kamu memanggilku dengan sebutan 'Mas'?" tanya Yudis.

"Semalam, aku manggil Mas Dhika dengan panggilan Kakak, tapi Mas Dhika pengennya dipanggil Mas. Jadi, aku juga manggil Mas Yudis dengan panggilan Mas juga," jawab Bella dengan ekspresi polosnya.

"Di sini, memanggil Mas hanya untuk pacar, suami, kakak kandung, dan orang yang lebih tua, tetapi punya hubungan akrab. Kalau orang asing yang lebih tua, panggil saja Kakak," papar Yudis.

Dhika berdiri di kejauhan. Ia melihat Yudis sedang berbincang-bincang dengan Bella di perkebunan buah kencing. Tampaknya Dhika tidak senang melihat keakraban mereka berdua. Ia menautkan alisnya. "Yudis mendekati Bella? Jadi, dia menyukai gadis kota itu?" gumamnya.

Sepulang sekolah, Gabby tampak begitu kelelahan. Pandangannya tertuju pada buah berwarna keemasan dalam keranjang rotan di meja.

"Wah, apa ini?" Gabby mengambil satu, lalu memakannya. "Rasanya enak. Gue belum pernah makan buah yang rasanya seenak ini."

Bella pulang ke rumah. Ia membawa satu keranjang sayuran segar. Tampaknya gadis itu baru kembali dari warung. Bella melihat Gabby sedang memakan buah kencing.

"Coba kamu minum air putih," kata Bella.

"Memangnya kenapa?" Gabby mengambil air mineral, lalu meminumnya. "Oh, jadi manis lho airnya."

Bella mengangguk sambil mencubit pipi bulat adiknya. "Magic."

"Kok bisa, ya?" gumam Gabby.

"Namanya buah kencing," ucap Bella.

Gabby terbelalak. "Buah apa?"

"Buah kencing," Bella mengulangi perkataannya.

Gabby jadi kehilangan napsu makan. Ia meletakkan kembali buah bekas gigitannya ke keranjang.

"Kencing artinya emas kalo dalam bahasa daerah sini," jelas Bella.

"Oh? Ngomong kek dari tadi." Gabby kembali mengambil buah kencing bekas gigitannya, lalu melanjutkan memakannya.

Bella hanya tersenyum.

Jam 3 sore, Johan pulang ke rumah. Ia tidak melihat keberadaan kedua putrinya. Ada dua kertas note di depan pintu kamarnya.

Aku sedang kerja kelompok sama temen. GABBY.

Aku ada kegiatan dengan Organisasi Lancapatra. Nanti jam 5 sore aku pulang. BELLA.

Johan mengangguk. "Baiklah, saatnya aku istrirahat."

Sementara itu, Gabby sedang mengerjakan tugas kelompok di rumah Leni bersama Nina dan Lince. Mereka membuat kerajinan dari sabut kelapa.

"Guys, ininya dicat enggak, sih?" tanya Gabby.

"Dicat," jawab Nina dan Lince bersamaan.

Gabby memasukkan sabut kelapa tersebut ke dalam cat warna putih, lalu menempelkannya ke papan. "Kalian tahu buah kencing, enggak?" tanyanya.

KAMAWU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang