━─━────༺༻────━─━
Truk berhenti untuk mengisi bahan bakar di SPBU. Bella menghentikan mobilnya. Ia keluar untuk mengisi bahan bakar juga.
Gabby ketiduran, sementara Johan masih sibuk mengotak-atik laptop.
Setelah bahan bakar mobil terisi, Bella mengeluarkan dompet Johan dari dalam tas, lalu membayar. Ia pun kembali masuk ke dalam mobil. Bella memeriksa sabuk pengaman yang terpasang di tubuh Gabby, memastikan jika sabuk pengamannya sudah benar-benar terpasang sempurna.
Truk yang mengangkut barang mereka pun melaju pergi. Bella menyusul. Kedua kendaraan itu pun sudah keluar dari wilayah Jakarta.
"Kata Pak Sopir, kurang lebih kita akan menempuh perjalanan selama 9 jam. Kemungkinan, kita bakalan mampir dulu ke restoran atau rumah makan," ucap Johan.
Bella mengangguk. "Bagus. Biar pas nyampe sana, kita enggak kelaparan."
Setelah beberapa jam perjalanan, truk berhenti di sebuah rumah makan tradisonal.
Bella pun menghentikannya mobil. "Parkir di mana, ya?" gumamnya.
"Kamu turun aja sama Gabby. Biar Papa yang memarkirkan mobil," ucap Johan.
Bella membangunkan Gabby. "Udah nyampe, nih."
Gabby terbangun. "Nyampe mana? Desa Kamawu?" tanyanya.
"Nyampe tempat makan," sanggah Bella.
Dengan setengah sadar, Gabby keluar dari mobil sambil dituntun seperti anak kecil oleh kakaknya.
Johan pindah ke kursi kemudi untuk memarkirkan mobil.
Di rumah makan tradisional itu, Johan dan kedua anaknya makan dengan lahap.
"Enak banget. Lalapannya seger," ucap Gabby yang tidak berhenti memakan lalapan yang dicocol dengan sambal.
Seorang pengunjung __yang mejanya berada di meja mereka__ menoleh. Pria tua itu menyapa, "Kalian sepertinya bukan orang sini. Kalian dari kota, ya?"
"Iya, Pak," Johan yang menjawab.
"Mau ke Desa Kamawu, ya?" tanya pria tua itu lagi.
Johan terkejut karena pria tua itu tahu tujuan mereka. Bella dan Gabby yang masih asyik makan pun saling pandang.
"Desa Kamawu adalah desa yang sangat subur. Sayuran ini berasal dari sana," ucap pria tua itu. Setelah berkata demikian, ia kembali berbalik membelakangi meja Johan dan anak-anaknya untuk melanjutkan makan.
Setelah selesai makan, Johan dan kedua anaknya kembali ke mobil. Namun, tampaknya Sopir truk dan temannya belum selesai makan. Jadi, mereka memilih berbincang di dalam mobil.
"Anak-anak, lihat." Johan menunjukkan video di laptopnya pada Bella dan Gabby. Ternyata sebuah rekaman yang menunjukkan kegiatan kerja bakti di sebuah pedesaan yang sejuk.
"Ini Desa Kamawu?" tanya Bella.
Johan mengangguk.
"Apakah ada KKN di sana?" tanya Gabby.
"Enggak ada lah. Katanya, penduduk Desa Kamawu tidak menerima orang luar datang berkunjung, kecuali jika mau menetap selamanya di sana," jawab Johan.
"Lalu kita? Memangnya kita akan menetap di sana selamanya?" tanya Gabby.
"Pengecualian untuk polisi, guru, dokter, mantri, dan yang lainnya," tutur Johan.
"Ooohhh." Gabby mengangguk mengerti.
Johan tampak berpikir. "Tapi, sepertinya kita juga bakalan menetap selamanya di sana, kecuali kalo Papa dipindahtugaskan lagi ke tempat lain," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMAWU [SUDAH TERBIT]
Mystery / Thriller━─━────༺༻────━─━ Johan dipindahtugaskan ke Desa Kamawu, yaitu sebuah desa terpencil di luar provinsi. Tidak sendiri, Johan pindah bersama dengan kedua putrinya. Awalnya, mereka merasa nyaman tinggal di desa tersebut. Namun, hingga di satu titik, m...