Part 57

61 8 3
                                    

━─━────༺༻────━─━

Dua orang bermantel merah melihat ada pintu besar yang terbuka. Mereka mendekat untuk memeriksa. Ada lorong menuju ke dalam tanah.

Terdengar suara deru mesin yang menggema dari dalam sana. Tiba-tiba mobil berwarna hitam melaju keluar dari dalam lorong tanah itu. Devian yang mengendarainya. Kedua orang bermantel merah sampai terjungkal karena terkejut.

Devian melajukan mobilnya meninggalkan hutan menuju ke luar desa. Ia memasang earphone, lalu menelepon Gabby.

Di tempat lain.

Mobil yang dikendarai Bella sudah melewati lampu-lampu jalan. Kini, jalanan menjadi gelap karena tidak ada lampu jalan yang terpasang di sana.

Gabby melihat tugu perbatasan Desa Kamawu di depannya. Ia menghela napas lega karena merasa sudah keluar dari tempat mengerikan itu. Mobil mereka kini melewati aliran sungai seperti ketika pertama datang ke tempat itu.

Namun, Bella dan Gabby terbelalak kaget melihat ada banyak orang bermantel merah di depan sana. Mereka menghalangi jalan dengan pohon yang ditumbangkan.

"Sial," gerutu Bella. Terpaksa ia memundurkan mobilnya.

Orang-orang itu berlarian mengejar mobil mereka dari depan. Bahkan, mereka melompat dan menempel ke kaca mobil seperti zombie yang kelaparan.

Bella dan Gabby berteriak karena kaget dan ketakutan.

Orang-orang bermantel itu memukul-mukul jendela mobil dengan keras.

"Sial! Kalo ngebunuh orang kagak dosa sama kagak masuk penjara, gue tabrak aja mereka!" gerutu Bella.

Gabby melirik kakaknya yang berwatak lembut itu tiba-tiba memaki.

Ponsel Gabby berdering. Ada panggilan masuk dari Devian.

"Cepetan kalian kabur dari sini! Orang-orang bermantel merah mengincar kita semua!" kata Devian dari seberang sana.

"Iya! Gue tahu! Gue juga lagi kabur, tapi mereka banyak. Kita dicegat, terus mereka nutup jalan keluar dengan pohon!" gerutu Gabby.

"Apa?! Terus gimana?!" Devian menghentikan mobilnya. Ia tidak jadi pergi keluar dari desa.

"Mana gue tahu!"

"Kita lompat ke sungai," kata Bella tiba-tiba.

Gabby yang masih menelepon pun menoleh pada kakaknya. "Apa? Tapi...."

"Devian bawa mobil, kan? Kita suruh dia jemput kita. Ada jalan keluar menuju Desa Seberang di perbatasan sungai di timur laut. Kita bisa keluar lewat sana," ucap Bella meyakinkan adiknya.

"Kakak tahu dari mana?" tanya Gabby.

"Dari Mbak Rini. Selain itu, aku tahu lewat peta yang dikirim Papa," sahut Bella.

"Kak Dev, gue kirim lokasi gue lewat Google Maps. lo lacak aja!" kata Gabby.

"Okay!"

Panggilan berakhir.

Setelah mengetahui jalan keluar dari Desa Kamawu dicegat oleh orang-orang bermantel, Devian memilih memutar balikkan mobilnya menuju ke jembatan sungai yang cukup lebar agar ia bisa menyeberang, lalu menjemput Bella dan Gabby dari jalan sebaliknya.

Gabby melihat lokasi ponsel Devian di aplikasi pelacaknya yang ternyata tidak jauh dari tempat mereka berada.

"Aaa!" Bella menjerit saat ada tangan yang masuk lewat kaca jendela mobil. Ia pun menutup kaca jendela secara otomatis. Tangan orang itu terjepit.

KAMAWU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang