Bab 1 𓋼𓍊

314 38 117
                                    

Menjadi lulusan terbaik di sekolahnya merupakan suatu kebahagiaan yang dimiliki oleh Sata Mao Lyliu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menjadi lulusan terbaik di sekolahnya merupakan suatu kebahagiaan yang dimiliki oleh Sata Mao Lyliu. Berjalan, berjinjit dan melompat membawa tanda kelulusan melukiskan keceriaan pada wajah gadis kecil berusia dua belas tahun. Rerumputan ikut menyambut hari bahagia. Burung berkicauan, semilir angin, serta terik mentari sayup-sayup hadir.

Sampai depan pagar kayu rumahnya setinggi satu setengah meter, teringat sesuatu bahwa almarhumah ibunya selalu menjemputnya di kursi halaman. Membawakan makanan, minuman, serta membacakan cerita saat Lyliu pulang dari sekolah. Itu terjadi tujuh tahun silam, sekarang melihat engsel pagar saja membuatnya bosan.

Membuka pintu, berharap sang ayah akan menyambutnya dan merasa senang dengan kabar darinya. Namun, semua berkebalikan dengan apa yang diharapkannya. Terlihat seorang membawa tas berisi baju dan buku-buku milik gadis itu, membuatnya tidak tahan ingin bertanya pada ayahnya.

"Ayah, siapa dia?"

"Lyliu, Kau akan segera pindah rumah," jawab pria dewasa itu dengan menyeret tangan gadis lugu.

"Lalu Kakak dan Ayah?" tanyanya kembali tanpa jeda.

"Kau sendiri."

Menolak keputusan ayahnya malah menjadi kemarahan. Ia ditampar keras mendarat pada pipi kiri membuatnya merah sebelah. Berusaha ia mengulur waktu agar sang kakak bisa menyelamatkannya dari perdagangan yang dilakukan oleh pria tersebut. Beberapa menit menangis dan merengek, hingga Lyliu berhasil sampai kakaknya pulang.

"Kakak!"

"Hei! Mengapa Kau menangis?" Mengusap air mata adiknya.

"Lepaskan dia, kalau Kau masih ingin hidup dengan Ayah."

"Ayah tega menjual Lyliu?" cetus pemuda berusia tujuh belas tahun.

"Nevo, aku tidak akan mengulangi perkataanku!"

Perlahan Nevo melepaskan pergelangan tangan Lyliu dan berjalan menjauh darinya. Tanpa melihat, tanpa mendengarkan perkataan adiknya untuk terakhir kali. Entah apa yang terjadi selanjutnya, apakah nanti mereka akan bertemu? Sekarang di pikirannya hanya bisa hidup berkecukupan dengan mengorbankan salah satu keluarga.

🎐

Malam sunyi disertai hujan, meski tidak begitu deras, tetapi dingin menusuk pada tulang hingga ke hati yang sudah terlatih tanpa rasa sedari kecil. Mobil hitam terlihat dari kejauhan, berjalan menghampiri Lyliu yang duduk termenung menikmati rintikan tangis sang langit. Turun dari mobil, sosok pria tinggi sedikit kurus menggunakan pakaian serba hitam membawa payung dan sekotak makanan.

Tidak menghiraukan kedatangan pria itu yang meninggalkan barang bawaannya di samping tempat Lyliu duduk. Tanpa mengucapkan sepatah kata, mobil yang ditungganginya hempas beserta bayangan. Belum sempat berterima kasih, berharap pria tersebut akan datang kembali di lain hari. Teringat pada memori Lyliu hanya sepatu hitam mengkilat, jas hitam, serta aroma leather bercampur floral menempel dan begitu pekat terasa.

Mao's Journey [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang