Berakhir sudah sesi penerimaan raport di setiap kelas. Zian keluar membawa dua map hasil belajar, serta dua majalah sekolah edisi semester genap bulan Juli. Lyliu yang masih duduk di pinggir arah tangga ditemani Rawa, terlihat seperti memikirkan banyak sekali hal. Rawa menyadari telah ramai banyak wali murid yang keluar dari kelas 11 MIPA 2. Sehingga matanya berusaha sekeras mungkin untuk memilah puluhan orang yang berada di sana.
Pria berkulit putih dengan tinggi seratus tujuh puluh sembilan sentimeter menggunakan setelan jas dipanggilnya segera. Rawa berdiri diikuti Lyliu yang sudah beralih dari pikirannya ke arah tuan pemilik rumah. Seperti biasa, Zian hanya memasang wajah datarnya. Bukannya tidak bahagia, tetapi memang pria itu sudah mendapatkan setelan wajah seperti tersebut. Rawa antusias ingin mendengar ucapan selamat sang kakak pada dirinya maupun Lyliu. Namun ketika Zian sampai pada mereka berdua, pria itu justru langsung mengajaknya pulang tanpa basa-basi.
Rawa memilih duduk di belakang bersama adiknya. Sementara Zian berada di kursi kemudi. Memang hari ini adalah waktu terakhir masuk sekolah sebelum liburan selama tiga pekan. Sebenarnya Rawa masih ingin menghabiskan sisa waktu hari ini untuk lebih lama di sekolah, khususnya kelas 11 MIPA 2. Akan tetapi, Zian malah dengan segera mengajak mereka berdua pulang. Pemuda SMA tersebut sempat mengoceh beberapa kali untuk mengadakan party sederhana guna mengapresiasi Lyliu yang meraih peringkat dua. Namun, keinginan itu dibius seketita saat Zian menyodorkan dua tiket liburan ke Cina selama tiga hari tiga malam.
Rawa heboh karena rasa senangnya yang begitu menumpuk langsung diletuskan. Lyliu tidak mengerti apa-apa hanya ikut merasakan kebahagiaan kakaknya. Rawa tidak berani membahas tentang party sederhana walau tidak sesederhana itu. Pemuda tersebut sekarang lebih fokus terhadap majalah sekolah yang baru saja didapatkan dari Zian. Satu majalah untuk dilihat mereka berdua, satunya lagi dikesampingkan oleh Rawa. Lyliu kagum dan baru tahu ada majalah khusus sekolah.
Rawa tidak membuka satu-persatu halaman, melainkan langsung tertuju pada halaman tiga puluh empat di bagian profil siswa berprestasi. Senyum percaya diri seketika mengisi penuh di dalam mobil. Zian yang fokus menyetir jadi merasa sedikit sesak. Lyliu melihat halaman yang ditunjukkan oleh kakaknya tersebut penuh teliti. Bahkan Rawa yang bukan menjadi anggota redaksi majalah pun seperti sudah tahu isi dari majalah edisi kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mao's Journey [SELESAI]
Roman pour Adolescents[𝙽𝚎𝚠𝚊𝚍𝚞𝚕𝚝 - 𝚁𝚘𝚖𝚊𝚗𝚌𝚎] Andai saja Lyliu patuh pada waktu itu, mungkin ia tidak akan bertemu bahkan tinggal seatap bersama Zian dan Rawa. Terkadang, menjadi gadis bandal adalah opsi yang tepat. Memberikan bentuk energi positif atas kelak...