Bab 38 𓋼𓍊

44 11 104
                                    

Ketiga peserta final tampak serius menggarap bahan mentah makanan yang akan mereka sajikan masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketiga peserta final tampak serius menggarap bahan mentah makanan yang akan mereka sajikan masing-masing. Para penonton dan juri juga mengamati mereka dengan antusias. Waktu semakin menuju garis akhir, tinggal semenit lagi makan hasil karya peserta final harus disajikan di meja juri. Lyliu terlihat berhati-hati meletakkan secuil daun mint di atas masakannya sebagai sentuhan terakhir dengan menduduki fungsi hiasan.

Lalu Mazira menaburkan sejumput bubuk daun parsley tepat di atas potongan daging yang masih bewarna merah muda dan terlihat begitu empuk. Sedangkan Afgrelino, peserta laki-laki tersebut tampak sudah tuntas dengan hidangannya. Ikan segar bewarna oren begitu mengguyurkan ketika disandingkan dengan potongan lemon. Peserta dengan posisi meja paling pojok kiri tersebut sudah mencuci tangannya. Plating rapi dan mengemas dengan mudah menjadi sorotan juri.

Bunyi alarm telah berbunyi, menandakan waktu sudah mencapai batasnya. Kedua peserta mengangkat tangannya masing-masing kemudian menurunkannya ketika para juri sudah memberikan aba-aba. Peserta nomor meja satu maju membawa sebuah hidangan dengan piring putih bersih tanpa corak berbentuk lonjong. Berhati-hati Afgrelino membawa hasil sajiannya ke meja penjurian.

Saat usai meletakkan hidangan, disusul dengan Mazira yang menduduki meja nomor dua tersebut dengan membawa hidangannya beralaskan piring putih bulat. Ketika peserta dengan nomor meja tiga, Rawa dan Belva langsung melebarkan bata dan menegakkan posisi duduknya agar menjadi lebih tinggi. Sedangkan Zian masih tetap sama, pandangannya tak tergoyahkan sedikitpun dari gadis paling kecil di antara ketiga peserta tersebut.

Selesai Lyliu meletakkan hasil karyanya dengan menggunakan mangkuk bewarna hitam mengkilap ada pelipit emas di ujung mangkuk. Yang masih ia lapisi dengan piring bewarna sama di bawah mangkuk. Di antara hidangan lainnya, sajian Lyliu saja yang berkuah. Hal ini membuat beberapa penonton geleng-geleng dan penasaran terhadap apa yang dimasak oleh gadis remaja itu. Dari persatu dari tiga peserta menyebutkan nama makanan yang mereka masak dimulai dari Afgrelino.

"Fresh salmon with potato cream sauce."

Dilanjutkan oleh Mazira. "Medium rare beef steak with taro sauce."

Lyliu memberi jeda beberapa detik untuk ia menarik napas karena gugup. "Noodles with shoyu chicken mushroom soup," ucap gadis itu sudah merasa mendingan dari sebelumnya.

Para juri maju secara bergantian untuk mencicipi hidangan dari ketiga finalis. Meskipun hanya dimakan dua sampai tiga sendok saja, hasil karya mereka sudah bisa diambil nilai. Sedangkan Rawa masih memikirkan nama makanan yang baru saja disebutkan oleh Lyliu. Karena pemuda itu merasa ada makanan Indonesia yang mirip dengan masakan adiknya. Ia putar otak beberapa kali hingga pada akhirnya menyerah. Sembari memperhatikan pertandingan, Rawa Rawa hanya mengulang kalimatnya dengan bergeming.

"Apa, ya? Kek nggak asing banget."

"Mie ayam," jawab Belva di sampingnya.

"Eh, iya buset! Bisa-bisanya dia beneran masak mie ayam buat lomba." Rawa geleng-geleng kepala beberapa kali.

Mao's Journey [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang