Bab 44 𓋼𓍊

59 12 142
                                    

Mau kasih aba-aba dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau kasih aba-aba dulu.
Semoga banyak senyumnya di bab ini.
Yuk, tarik napas..
Simpan, jangan dibuang dulu hehe.


Ketika di pesawat, Lyliu menghabiskan waktu sekitar tujuh belas jam lebih untuk beristirahat. Ketiga lelaki itu pun sama. Tidak banyak interaksi yang terjadi, Zian hanya sedikit effort menenangkan gadis di sebelahnya yang terkadang gemetaran sendiri. Hingga kurang lebih pukul setengah tujuh sore hari, pesawat mendarat di bandara Internasional Sunan Shuofang, Cina. Seusai mengambil barang-barang, mereka langsung pergi ke sebuah hotel di Wuxi.

Karena hanya digunakan sehari dua malam saja, Zian sengaja hanya memasan dua kamar. Rencana ini tanpa diketahui oleh Rawa maupun Lyliu. Bahkan sebelumnya, Belva juga merasa aneh dengan perlakuan Zian yang semakin ke sini semakin luluh. Sebenarnya bisa saja memesan empat kamar, tetapi apalah daya Belva tak bisa memprotes dan sangat mendukung kakaknya.

"What? Serius aku nanti tidur dengan kak Belva, Kak Zi?" Rawa menatap tajam kedua mata kakaknya. "Terus Mao? Oh .., jadi cari kesempatan banget, ye. Kenapa Mao nggak sekamar sama aku aja, sih?"

"Anak di bawah umur nggak boleh saling tidur berdua," timpal Zian sembari membuka pintu kamar yang akan ditempatinya.

Bukannya malah bahaya kalau kalian berdua sekamar? Huh, awas aja Mao diapa-apain. Batin Rawa terus menggerutu.

Belva memasukkan koper ke kamar di depan kamar Zian sembari menyuruh Rawa masuk. "Sudah, sekamar sama aku aja. Yuk, sini."

"Mao, ikut saya."

🎐

Lelah di perjalanan, mereka berempat langsung bersih diri dan kemudian beristirahat lagi. Ini pertama kalinya Lyliu menginjakkan kaki di hotel. Sungguh, dirinya sangat berhati-hati menggunakan barang di sana. Bahkan kasur di tempat tidur saja, butuh beberapa detik untuk memposisikan duduk yang tepat. Lyliu dengan tubuh kecilnya merasakan rasa lelah yang begitu kuat. Mengingat ini pertama kalinya, gadis itu langsung lemas dan tertidur di kasur hotel dengan nyenyaknya.

Pria yang sekamar dengan Lyliu langsung duduk di sofa kemudian membuka laptopnya. Mengecek beberapa pekerjaannya sebelum memutuskan untuk tidur di sofa saja, sebab melihat Lyliu yang tertidur pulas. Hingga dini hari telah hadir. Zian bangun terlebih dahulu. Beberapa menit berlalu, pria itu keluar dari kamar mandi dengan rambut dan wajahnya yang masih basah. Zian dibuat tersenyum seketika melihat Lyliu sudah bangun dan keberatan memindahkan koper miliknya.

Zian berjalan pelan mendekat ke arah gadis tersebut. Tanpa aba-aba langsung mengangkat koper dengan mudahnya. "Biar saya saja."

Pria itu duduk di bawah sembari membuka koper kemudian memilah sejenak isi di dalamnya. Lyliu yang masih berdiri bengong di dekat meja, langsung dikagetkan oleh suara tuannya. Otomatis gadis tersebut segera siap atas permintaan dari Zian.

Mao's Journey [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang