【3】Terjebak

6K 633 31
                                    


Kepala Dara hilang muncul dalam riak air di kolam renang. Matanya nyaris tak bisa dipejamkan sejak terbangun dini hari tadi. Dara bahkan sengaja membaca novel, memutar musik klasik hingga menghitung biri-biri virtual dalam kepalanya agar bisa tertidur lagi. Namun, jauh panggang dari api, harapannya itu menguap karena matanya tidak mau diajak bekerjasama.

Mungkin alam bawah sadar Dara yang terlalu takut mengulang mimpi buruknya itu sehingga mencegahnya untuk tertidur lagi. Masalahnya, kurang tidur selalu membuat Dara pusing. Jika demikian, biasanya kepala rasanya panas dan mood-nya menjadi kacau sehingga ingin marah-marah tak jelas. Maka dalam rangka 'mendinginkan' kepalanya Dara memilih untuk berenang.

"Lo mau jadi penguin? Gila banget, jam enam pagi udah renang aja!" suara keras Areta terdengar sayup-sayup berhubung Dara berada di dalam air. Perempuan dengan potongan rambut pixie itu sudah duduk di kursi santai pinggir kolam renang.

Dara melanjutkan renangnya hingga tiba di tepi kolam renang. Mengatur napasnya yang agak memburu. Jika benar kata Areta bahwa sekarang pukul 6 artinya dirinya sudah berenang selama tiga puluh menit. Melirik kuku jari tangannya yang ternyata sudah berwarna keunguan pertanda tubuhnya kini merasa kedinginan. Jakarta memang panas tetapi kalau pagi plus berendam di air tetap aja dingin banget.

Dara segera menghentikan kegiatan renangnya. Bertumpu pada tepian kolam lalu bangkit untuk keluar dari air. Berjalan perlahan sambil menahan gemetar menuju sederet kursi santai yang salah satunya telah diduduki oleh Areta.

"Suiiiiiiiiiiit... suiiiiiiiiiiit..." suara siulan dari bibir Areta membuat Dara mendengus seketika.

Memang saat ini Dara mengenakan bikini two piece dengan model halter tie berwarna hitam. Bukan masalah besarkan? Ini kan rumah pribadinya. Bentuk badan Dara juga tidak memalukan, apalagi jiwa modelnya tentu masih tertanam kuat. Tuhan itu indah dan mencintai keindahan, bukan?

Namun, tadi Dara juga telah memerintahkan pada kepala pelayan agar melarang pelayan pria maupun penjaga untuk memasuki kawasan kolam renang. Kebiasaan yang selalu dilakukan Dara saat ingin berenang. Anggota keluarga Dara memang cuma empat orang, namun cukup banyak pekerja yang ada di rumah ini tentu dengan tugasnya masing-masing.

"Duh, berasa jalan di catwalk yaa Dara dan gue cosplay jadi penontonnya," ucap Areta disertai seringai. "Tapi sorry, gue nggak tertarik buat beli bikininya, bukan soal nggak bagus tapi dompet gue ntar kayak jeruk... TIPIS, Eh nipis... Belom lagi Mama pasti langsung manggil ustaz buat ruqyah kalau lihat gue pakai baju begituan," lanjut Areta sambil terkikik.

Areta Gataya adalah mantan teman SMA Dara yang kini bekerja sebagai manager sekaligus personal asistent yang disetujui oleh Maminya. Areta ini yang mengatur segala hal tentang pekerjaan Dara sebagai model juga setia mendampingi saat masih terikat kontrak dengan Yayasan Putri Indonesia dulu. Dara memang tidak memenangkan kontes tersebut, dia hanya mampu melaju sampai babak sepuluh besar saja dan juga berhasil menyabet gelar Putri Indonesia Berbakat saja.

Dara memakai kimononya lalu berbaring di kursi sebelah Areta, "Mami kasih tahu ke lo kalau gue bakalan balik ke Jakarta lagi?"

"Nggak tuh! Gue juga nggak berani tanya-tanya. Lidah gue tiba-tiba berubah kelu kalau diajak ngobrol nyokap lo. Nggak pernah marah sih apalagi bentak-bentak tapi auranya itu lo." Areta lalu memutar tubuhnya sehingga menghadap Dara. "Lo bikin tattoo di Bali? Temporerkan, bukan permanen?" tanyanya mungkin tadi dia melihat tangan Dara yang terjulur di kursi.

Sebelum tiduran berselonjor di kursi santai Dara memang melepas terlebih dahulu jepit dari rambutnya. Saat berenang tadi rambut Dara dijepit ke atas. Rambut tergerai akan mengganggu saat berenang, diikat akan meninggalkan bekas sedang memakai swim cap Dara tidak suka.

Prambanan Obsession (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang