Dara mengedarkan pandangan ke sekeliling ballroom hotel di kawasan Jakarta Barat. Ruangan sudah di hias dengan sedemikian rupa dengan rangkaian bunga berwarna pink dan putih serta kristal yang menggantung indah di langit-langit. Kesan elegan dan mewah seolah menggambarkan seberapa kayanya penyelenggara acara ini.
Memang bukan acara pernikahan namun hanya petunangan. Masalahnya keluarga pria termasuk konglomerat maka wajar pesta dibuat meriah. Calon besan mereka juga petinggi salah satu BUMN.
Tidak hanya itu, para tamu undangan seolah berlomba untuk tampil mempesona. Walau memang mereka yang datang juga bukan orang sembarangan. Wakil presiden dan beberapa menteri bahkan terlihat hadir di tempat ini.
Acara puncak sebenarnya sudah selesai sejak tadi. Beberapa tamu penting bahkan telah meninggalkan tempat ini. Sisanya sibuk menyantap hidangan, menggobrol, berswafoto di spot yang telah disediakan.
Di kejauhan tampak Narendra dan Iris sedang berada di panggung tempat penyanyi kenamaan ibu kota tadi tampil menghibur tamu. Dia kini yang bernyanyi untuk calon suaminya. Senyum Narendra tak surut dan tangannya terus menggenggam tangan Iris seolah takut perempuan cantik itu diambil orang. Raut bahagia terpancar dari keduanya setelah resmi dalam ikatan pertunangan.
Untungnya suara Iris merdu. Di meja bahkan hanya tersisa Dara karena teman-temannya menyebar sibuk merekam, mungkin untuk kebutuhan media sosial mereka. Memang terdapat meja-meja kecil sehingga tamu bisa berkelompok. Namun karena kini acara seolah tidak seformal tadi maka tamu undangan mulai berbaur bebas.
Sebaliknya Dara tidak tertarik entah untuk berfoto atau merekam. Dirinya tidak ada minat aktif di media sosial lagi. Masih ingat jelas bagaimana hujatan demi hujatan diterima Dara dari netizen. Jujur, dirinya kena mental. Dia juga tidak ada niat mencari penghasilan lewat media sosial jadi bodo amat. Namun tidak juga dinonaktifkan melainkan diurus oleh Areta.
Dara ikut senang akhirnya Iris bertemu jodohnya. Semoga temannya mampu menjadi pawang bagi buaya darat macam Narendra. Playboy juga manusia jadi pasti bisa bertobat. Semoga Narendra setia kepada Iris dalam suka dan duka, di waktu sehat dan juga sakit, saat kaya maupun miskin. Hmm, walau agak mustahil miskin juga sih kecuali kekayaannya disita negara.
Seharusnya Dara datang ke acara pertunangan Narendra-Iris bersama kedua orang tuanya. Namun, berhubung mereka sedang ada di Riau maka Dara datang sendirian. Lagipula dirinya kenal baik Iris jadi tidak sopan rasanya jika tak datang. Apalagi, Iris sempat menelepon Dara untuk memintanya sebagai bridesmaid saat acara pemberkatan dan resepsi bulan depan.
Iris itu bukan sahabat Dara tapi mereka kenal baik. Tante Diana adalah sahabat Mami jadi dirinya kenal Iris sejak kecil. Sayangnya, belum pernah satu sekolah sehingga pertemuan mereka hanya terjadi saat ada acara keluarga atau malah kegiatan yayasan.
"Kamu sudah kembali ke Jakarta lagi?" suara wanita terdengar tiba-tiba membuat Dara menengok ke samping.
Mungkin terlalu fokus ke panggung maka Dara tidak sadar ada yang datang. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik ini bahkan telah duduk santai berjarak dua kursi darinya. Berhubung bentuk mejanya melingkar jadi mereka agak berhadapan bukan bersebelahan. Jujur, sudah bertahun-tahun Dara tidak bertemu muka dengan beliau. Lagian tidak ada urusan juga.
Dara mengumpat dalam hati karena kemungkinan muncul gossip menyangkut keberadaan mereka berdua dalam satu meja. Jika terjadi maka Dara yang pasti disudutkan lagi. Sepertinya, masalah selalu mendekati Dara tanpa dirinya perlu banyak berusaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prambanan Obsession (END)
Historical FictionPerjanjian telah dibuat antara Bandung Bondowoso dan pasukan jin. Namun, semesta sepertinya tahu bahwa kegagalan terjadi karena kecurangan yang dilakukan oleh Roro Jonggrang. Roda nasib berputar di luar kendali. Masalahnya, perjanjian gaib tidak dap...