【30】Terbukti

1.9K 325 27
                                    

Sorry, Dara,” ucap Areta sambil meringis memegangi perutnya.

Saat ini Dara dan Areta memang telah berada di Bali. Sejak kemarin malah. Namun, tadi pagi Areta mendapat tamu bulanannya. Alhasil, gadis yang biasanya lincah bagai kuda lumping berubah menjadi koala yang nemplok bukan di pohon eucalyptus tapi di kasur.

Bagi sebagian wanita, periode menstruasi menjadi masa yang cukup menakutkan dan menyakitkan. Khusus bagi Dara, kadang dirinya juga mengalami nyeri. Biasanya mulai terasa satu atau dua hari sebelum menstruasi namun sakitnya masih bisa ditahan. Mungkin bukan dismenore atau nyeri haid tapi hanya semacam PMS (Pre Menstrual Syndrome). Berbeda dengan Areta yang mengalami nyeri berkali-kali lipat saat menstruasi berlangsung.

Areta akan merasa kram di perut bagian bawah. Katanya seakan merasakan tekanan dan nyeri terus-menerus di daerah tersebut bahkan terasa hingga punggung. Badannya lemas dan wajahnya tampak pucat. Perut dikompres dengan air hangat, minum susu murni hangat hingga jamu pereda nyeri tidak banyak membantu.

“Mau ke dokter aja?” tanya Dara ikut duduk sambil bersandar di kepala ranjang sedangkan Areta berbaring miring di sebelahnya.

“Nggak!” jawab Areta segera sambil mengelus perut. “Gue harusnya nemenin lo tapi malah tepar gini. Tadi pagi juga lo ketemu kurator pameran seni sendirian. Sorry.”

Benar, pagi hari tadi Dara bertemu dengan Mr. Olivier Griezman. Dara harus mencari detail informasi agar lukisannya nanti sesuai standar yang mereka inginkan. Sebenarnya seni lukis tidak segamblang seperti seni musik untuk dinilai bagus atau tidak bagus.

Kalau musik, orang yang buta nada sekalipun masih bisa menilai apakah musik itu enak terdengar atau malah fals. Orang biasa tidak benar-benar tahu pasti apakah lagu telah dinyanyikan pada nada yang tepat. Hanya orang yang berkecimpung dalam dunia musik yang bisa membedakan suara 1, suara 2 atau suara 3. Pitch control saat bernyanyi, nada lagu itu sampai atau tidak sampai hingga teknik bernyanyi yang baik dan benar. Masyarakat awam sebagai penikmat musik biasanya hanya menggunakan feeling. Mengganggap suatu lagu itu bagus padahal artinya saja kadang tidak tahu.

Walau seni juga tergantung pada selera yang sifatnya subjektif. Beda orang, beda selera. Seperti pepatah Latin, de gustibus non est disputandum yang artinya mengenai selera, tidaklah perlu untuk diperdebatkan.

Sebaliknya dalam seni lukis agak sedikit rumit. Lukisan yang mungkin terlihat bagai coretan tak menentu di mata orang awam, kadang malah dinilai bernilai seni tinggi oleh para ahli. Dara sendiri sudah punya rencana tentang apa yang akan dilukisnya nanti. Memang masih ada waktu sebulan sebelum pameran dilaksanakan.

Mengabaikan penyesalan dari Areta. Dara malah berucap, “Nanti kalau sampai Jakarta kita periksa. Nggak ada alasan dan lo nggak boleh nolak lagi. Siapa tahu ada kista atau semacamnya! Deteksi dini lebih bagus dibanding lo kesakitan tiap menstruasi.”

Sebenarnya sudah sering Dara menyuruh Areta memeriksakan diri tapi tidak pernah didengar. Dua bulan tidak mendapat tamu bulanan, bukan berarti Areta hamil seperti Dara dulu tapi karena siklus menstruasi Areta memang tidak normal. Areta itu tidak setiap bulan akan mengalami menstruasi. Pokoknya setiap wanita punya masalah kewanitaan masing-masing.

“Ju-justru karena itu gue takut kedeteksi penyakitnya apaan.”

Jujur, Areta tidak takut dengan ancaman preman. Namun mendengar vonis dokter itulah yang ditakutinya sejak dulu. Dirinya bukan orang bodoh sehingga tidak sadar bahwa ada yang salah di tubuhnya. Akan tetapi, tetap ngeri jika ternyata dirinya benar-benar memiliki penyakit serius. Mending kalau kista, gimana kalau kanker rahim misalnya... Aaarrggghh... parno jadinya.

Prambanan Obsession (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang