Ratu mana? 🤔
Masalah tuh nggak usah dicarilah guys, nyesel entar loh!
---------------------------------------------
Bibir Dara tertarik ke samping membentuk senyuman. Siapa sih yang tidak senang saat mendapat hadiah dari orang terkasih? Memang Dara pernah dibelanjakan barang-barang oleh Banyu. Jumlahnya juga cukup banyak... ups ralat, bukan cukup tapi banyak sekali. Akan tetapi, beda cerita jika pria itu berinisiatif memberikan sesuatu bagi Dara.
Sebenarnya, tidak murni inisiatif Banyu sendiri. Ada andil Dara sehingga Banyu mau memberikan sesuatu baginya. Masih ingat perkara 'bunga' waktu itu? Nah, akhirnya Banyu benar-benar memberikan bunga untuk Dara.
Ternyata mesti ngambek dulu baru berhasil menyadarkan Banyu. Memang bisa minta langsung dan Dara yakin Banyu pasti membelikan bunga baginya namun jika begitu tidak romantis jadinya. Bukan pula iri pada Maminya yang mendapat buket bunga besar dari Banyu. Tapi masa saat di florist, Banyu hanya ingat Maminya dan melupakan Dara. Tidak perlu sebuket bungalah, setangkai juga Dara sudah senang.
Romantic is not only about the quantity but the quality.
Dulu saat berpacaran dengan Kenneth, Dara sering mendapat bunga walaupun bukan sebagai peringatan hari istimewa sekalipun. Love language Kenneth itu bentuknya tindakan. Memang jarang sekali mantan kekasihnya itu melontarkan rayuan apalagi kata-kata manis.
Bukan ingin Banyu bersikap seperti Kenneth. Tidak sama sekali. Berbeda dengan Kenneth, Banyu justru pandai merayu. Walau kadang rayuanya tidak pas waktunya. Namun, sebagai wanita, Dara ingin mendapat bukti cinta dari kekasihnya itu dalam bentuk benda bukan hanya sekedar kata.
Mata Dara memandang benda yang ada di atas meja. Memfotonya lalu mengirim ke Banyu. Hanya foto tanpa kata-kata apapun.
Tak lama dering handphone miliknya terdengar. Siapa yang menelepon? Tentu saja Banyu Wisesa Gananantha.
Menahan raut wajah saat mengangkat panggilan video dari Banyu karena sebenarnya Dara saat ini terlalu senang. Pokoknya, Dara harus pura-pura cool. "Hai Mas," ucapnya datar.
"Suka?"
"Suka apa?" tanya Dara pura-pura bodoh.
Banyu terlihat memutar matanya malas sebelum berkata, "Hadiah yang aku kirim. Maaf, nggak ada versi bunga lily untuk benda macam itu."
"Bikin dong!"
"Nggak semua hal yang kita mau bisa terwujud, Dara," balas Banyu bijak. "Kalau mau lily, besok aku suruh Yudis ke florist buat beli bunga terus kirim buketnya buat kamu. Yang paling besar kalau perlu."
Alis Dara naik satu. "Pacar aku itu kamu atau Yudis sih?"
"Hahaha," tawa Banyu terdengar mendengar sindiran Dara. "Uangnya kan dari aku, Dara. Lagian aku bukan pacar kamu tapi calon suamimu," balasnya telak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prambanan Obsession (END)
Historical FictionPerjanjian telah dibuat antara Bandung Bondowoso dan pasukan jin. Namun, semesta sepertinya tahu bahwa kegagalan terjadi karena kecurangan yang dilakukan oleh Roro Jonggrang. Roda nasib berputar di luar kendali. Masalahnya, perjanjian gaib tidak dap...