Gagal total rencana Dara untuk menggrebek Banyu. Kenyataan yang ada sama sekali di luar ekspektasinya. Masalahnya, Dara tak mungkin langsung pulang karena akan tampak aneh. Dirinya juga mulai berpikir cepat untuk mencari alasan mengapa nekat mendatangi rumah calon suami belum resminya ini.
Daripada bengong melihat Banyu yang ternyata berbicang dengan dokter hewan maka Dara meminta Yudis mengantarnya berkeliling melihat hewan apalagi yang dipelihara oleh Sang Tuan rumah. Siapa tahu Banyu itu seperti artis yang memilliki aviary pribadi berisi aneka burung. Lumayan dibanding harus masuk kandang singa. Apalagi Cla-Cla sialan itu sempat menggeram kala Dara mendekati tralis besi.
Mungkin singa itu tahu bahwa Dara tidak menyukai hewan. Sejak dahulu dirinya tidak punya ketertarikan sama sekali pada hewan jenis apapun. Tak tergoda walau teman-temannya memeliraha kucing dan anjing dengan bermacam ras. Papinya juga pernah menawarkan untuk membeli kucing sebagai teman daripada kesepian di rumah sendirian namun tak sampai semenit Dara menolaknya. Entah mengapa saat melihat kucing, Dara selalu takut dicakar.
Sayangnya, Banyu hanya memelihara sedikit hewan. Yang paling imut mungkin hanya rusa yang berkeliaran di halaman depan tadi. Ada juga burung namun hanya satu dan tentu jenisnya tak biasa yaitu golden eagle. Elang raksasa dengan sebelah sayapnya saja sudah selebar pintu. Selain singa ada juga buaya muara. Dara dibuat speechless seketika.
Buaya itu biasanya temenannya sama buaya juga!
Ucapan Areta beberapa waktu lalu kembali terngiang dalam pikiran Dara. Ternyata ucapan ngawur itu malah terbukti kebenarannya walau dalam konotasi yang berbeda. Banyu tidak hanya berteman dengan Narendra yang buaya sejati namun juga buaya betulan bernama Nayaga.
Banyu bukan seorang buaya tapi pawang buaya. Sumpah, Dara dilema apakah harus lega atau malah khawatir karena calon suaminya tidak punya affair dengan wanita melainkan hewan buas. Dirinya jadi bingung sendiri.
"Maaf, nggak balas chats atau telepon kamu," ucapan tiba-tiba membuat Dara mengalihkan pandangan dari akuarium besar yang berada di samping ruangan
Saat ini Dara memang sudah berada di rumah Banyu. Jika dari luar tampak bergaya Jawa namun berkebalikan dengan bagian dalam yang sangat modern dan minimalis. Tempat ini tertata rapi namun teramat sepi. Yudis tadi berpesan bahwa Dara bisa menggunakan intercom jika butuh sesuatu. Nanti akan ada pelayan yang mengantarkannya.
Dara menghembuskan napas panjang saat memandang Banyu yang sedang berjalan ke arahnya dengan rambut yang masih agak basah. Rupanya dia telah selesai mandi setelah berkutat dengan hewan kesayangannya di kandang. Berusaha tak terpikat akan ketampanan pria itu. Ternyata walau hanya mengenakan kaos lengan panjang dan celana denim short pants dia tetap terlihat 'hot'. Sialan memang!
"Duduk sini!" ucap Dara sambil menepuk pelan sebelah sofa yang didudukinya.
"Mau shopping lagi?" tanya Banyu setelah duduk di samping Dara.
Dara duduk menyerong menghadap Banyu walau tak memandang wajahnya. "Tangan!"
"Haaah."
"Ck," hanya decakan yang keluar dari bibir Dara.
Dirinya lalu meraih sebelah tangan Banyu. Menggulung bagian lengan kaos hingga siku. Menghela napas ketika nertanya melihat banyak goresan memanjang di kulit tangan Banyu bahkan ada yang masih berdarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prambanan Obsession (END)
Ficción históricaPerjanjian telah dibuat antara Bandung Bondowoso dan pasukan jin. Namun, semesta sepertinya tahu bahwa kegagalan terjadi karena kecurangan yang dilakukan oleh Roro Jonggrang. Roda nasib berputar di luar kendali. Masalahnya, perjanjian gaib tidak dap...