Update di KaryaKarsa :
Hari Senin dan Jumat, malam hari.
(Itu juga kalau draft selesai diketik plus diedit. Maklum aku nunggu wangsit dulu baru bisa ngetik.)Update di Wattpad :
Hari Jumat malam.
(Itu juga kalau nggak ada aral melintang. Jumat malam nggak update? Hmm, mungkin aku lagi ngambek, Eh)Terima kasih juga untuk tidak spoiler bagi readers yang udah baca duluan.
(Bukan apa-apa sih, cuma jaraknya lumayan jauh dibanding Wattpad.)----------------------------------------
Mereka diam pada posisi yang sama cukup lama. Kedua pasang mata beradu tatap dan tak satupun yang berkeinginan untuk memutuskan pandangan. Seolah mereka berkomunikasi lewat tatapan mata.
Hening.
Banyu yang bingung karena Dara seakan berada dalam mode sengol bacok. Memang dalam pertemuan terakhir, mereka terlibat masalah... Eh, Dara yang justru mencari masalah hingga nyaris pindah alam. Banyu tak habis pikir, seharusnya yang marah itu dirinya bukan Dara.
Wanita selalu benar!
Tidak ada wanita yang mau disalahkan karena semua pasti salah PRIA.
Rasanya ingin mencekik orang membuat prinsip itu.
Sebaliknya, hati Dara bergejolak. Entah kenapa dia merasa kesal pada pria yang sedang berdiri menjulang di hadapannya ini. Mengumpat dalam hati karena sebagian dirinya malah gagal fokus kala melihat Banyu yang mengenakan tuxedo itu terlihat berlipat-lipat lebih tampan dan gagah.
Layaknya magnet, aura pria ini tak dapat diabaikan begitu saja. Dirinya bahkan lebih menarik dilihat melebihi Narendra yang adalah pemilik pesta ini. Hmm, atau Dara saja yang sudah terkena pelet dari Banyu sehingga hanya pria itu yang menjadi titik fokusnya.
Fix, jago banget dukunnya Banyu!
Wajar apabila banyak wanita terlihat ingin mendekat padanya. Akan tetapi sudah seharusnya Banyu menjaga jarak, bukannya asik haha hihi bersama wanita-wanita ganjen itu. Dara sadar bahwa dirinya tidak... ralat, belum terikat hubungan resmi apapun. Bukan pacar, bukan tunangan juga, karena baru tahap perjodohan. Tapi kan... Aaarrggghh.
Kesel maksimal pokoknya!
Makin hari Dara makin bingung dengan dirinya sendiri. Di satu sisi ingin membatalkan perjodohan karena merasa dirinya tak layak tapi di sisi lain tidak rela melepaskan Banyu. Dara juga seakan mengulur waktu karena belum memberi jawaban untuk menerima atau menolak tawaran menjadi tunangan Banyu pada Papinya.
Ingin rasanya berkata jujur dengan mengakui keadaan dirinya pada Banyu. Namun takut pria itu akan memandang jijik padanya. Jangankan dipandang jijik karena diabaikan begini saja Dara sudah sakit hati. Sepertinya Dara selalu bersikap tolol jika berhadapan dengan masalah cinta.
Eh, apa dirinya sudah jatuh cinta pada Banyu?
Tidak... Tidak mungkin.
Bukan jatuh cinta hanya tertarik.
Wajar jika wanita normal seperti dirinya tertarik pada pria tampan dan mapan, bukan?
Sejak sore tadi, dirinya yakin Banyu sudah menyadari keberadaan Dara sebagai tamu undangan pesta Narendra. Namun, alih-alih menyapa, si berengsek Banyu Wisesa Ga--ada akhlak--nanantha itu malah bersikap seakan mereka tak saling kenal. Apa begini sikap pria yang katanya berniat menjalin hubungan serius denganya? Cih, pria ternyata sama saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prambanan Obsession (END)
Historical FictionPerjanjian telah dibuat antara Bandung Bondowoso dan pasukan jin. Namun, semesta sepertinya tahu bahwa kegagalan terjadi karena kecurangan yang dilakukan oleh Roro Jonggrang. Roda nasib berputar di luar kendali. Masalahnya, perjanjian gaib tidak dap...