Dara melangkah santai menuju ruangan kantor Banyu. Kalau dipikir-pikir dirinya malah lebih sering ke kantor ini dibanding ke kantor milik keluarganya sendiri. Bahkan Dara belakang nyaris tidak pernah menginjakkan kakinya lagi ke sana, setelah kakaknya, Indrayana mulai aktif bekerja menggantikan Papi.
Dulu saat masa-masa SMA, Dara kerap datang ke kantor jika Papi mengajaknya makan siang bersama. Kedekatan Dara dengan Papi memang lebih erat terjalin dibandingkan dengan Mami. Kadang Papi bahkan mengajak Dara berbelanja setelah selesai lunch. Hmm, sebenarnya tidak tepat disebut lunch karena waktunya hampir sore. Disebut early dinner juga salah. Ah, pokoknya kami punya ritual makan sekaligus jalan-jalan bersama.
Biasanya, pada hari Jumat, Dara akan bertemu Papi. Itupun setelah jam sekolah berakhir. Kenapa Jumat? Sebab hari itu Dara bisa pulang lebih cepat sekaligus bebas dari jadwal les. Papi bahkan rela menunda makan siangnya demi menunggu Dara. Memang tidak rutin setiap minggu karena Papi sering kali ke luar kota bahkan ke luar negeri.
Ketika itu tak terlalu mempedulikan orang-orang yang mungkin mengira Dara sedang pergi dengan sugar daddy-nya. Memang sih, Dara dan Papi tidak terlihat mirip. Apalagi kulit Sasono Darma Atmodimedjo lebih gelap dibanding putrinya ini.
Kulit Dara itu mirip Mami. Bahkan beberapa orang bilang wajah kami hampir mirip. Makanya dulu Dara shock berat ketika mengetahui ternyata dirinya bukan anak kandung Farah Sasmita Atmodimedjo. Ternyata kemiripan kami hanya kebetulan, hiks.
Parahnya, di mall, kadang Papi merangkul Dara saat berjalan. Beberapa orang memang terlihat melirik ke arah mereka. Untung Dara tidak memanggil 'Daddy' tapi Papi. Eh, sama sih karena tetap saja kedekatan mereka berdua jadi multitafsir bagi orang yang melihat.
"Bapak ada di dalam?" tanya Dara pada Kinanti.
"Ada Bu. Pak Banyu baru selesai meeting internal," jawab Kinanti dengan posisi berdiri.
Memang sekretaris Banyu selalu sopan pada Dara. Wanita ini juga tidak tampak genit macam sekretaris Kenneth dulu. Dari tatapan mata maupun gerak-gerik jelas terlihat bedanya. Pakaian Kinanti juga tidak seksi macam Yunita.
Dulu Dara pernah complain pada Kenneth karena merasa tidak nyaman dengan sekretarisnya. Menurut Kenneth, Yunita profesional saat bekerja. Kenneth juga berkata dirinya tidak tertarik dengan wanita macam itu walau misalnya Yunita bukan baju di depannya sekalipun. Cantikan Dara kemana-mana katanya.
Memang sih, Kenneth tuh lempeng banget. Dia malah jijik apabila ada wanita kecentilan serta pamer body. Dara saja kadang diomelin ketika memakai gaun yang sangat terbuka ke acara pesta. Bukan diomelin saja tapi langsung dibawa ke butik untuk mengganti gaunnya. Jika saat di pantai, pria biasanya memandang bule yang pakai bikini, tidak demikian dengan Kenneth. Apa Kenneth sedang pura-pura? Tidak.
Apabila mengesampingkan perbuatan kejinya saat membunuh janin tak berdosa itu, maka bisa dibilang Kenneth adalah pria baik dan setia. Dara harus akui bahwa itu faktanya. Demikian sosok Kenneth yang Dara kenal dulu. Kalau sekarang, jujur Dara tak mengenalinya lagi. Mungkin Kenneth sudah berubah karena dia tega mengkhianati istrinya bahkan sanggup melecehkan Dara.
Eh, keinget masa lalu lagi... Hadeeeh.
Berhubung Kenneth itu adalah mantan terlama Dara. Pekerjaan serta gaya hidupnya mirip Banyu makanya kadang otak Dara menghubungkan tanpa diminta. Apalagi Dara tidak amnesia jadi ingatannya lengkap pake banget. Mantan Dara yang lain itu bukan pengusaha, walau bukan juga orang yang biasa-biasa saja.
"Tok... Tok... Tok..." Dara mengetuk pintu lalu masuk bahkan sebelum dipersilahkan.
Banyu dan Yudis sama-sama menengok ke arah pintu karena ada tamu tak diundang tiba-tiba masuk. Rupanya Banyu sedang bersama personal assistant-nya. Yudis yang duduk berhadapan dengan Banyu juga terlihat berkutat dengan iPad di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prambanan Obsession (END)
Ficción históricaPerjanjian telah dibuat antara Bandung Bondowoso dan pasukan jin. Namun, semesta sepertinya tahu bahwa kegagalan terjadi karena kecurangan yang dilakukan oleh Roro Jonggrang. Roda nasib berputar di luar kendali. Masalahnya, perjanjian gaib tidak dap...