6

3K 282 2
                                    


Perjalanan pulang, Pete memilih bersama Macau meski dia berkata sudah lebih baik tapi kakak iparnya itu tidak percaya. Dia hanya takut terjadi beberapa hal yang tidak di inginkan kala Macau diam atau merasa kosong di sampingnya. Porsche bahkan tidak percaya yang berkata adalah Pete yang menentang dalam diam perjodohan itu. Porchay lebih ke arah senang karena kakak satunya itu berubah dengan sendirinya.

Porsche menatap keluar jendela dengan menatap sekitarnya. Beberapa pepohonan rindang dengan kesan menyeramkan tapi lebih tentram menyapa indra pengelihatannya. Mobil yang berisi Porsche, Porchay, Pete, Kim, Tankhun, dan Macau sendiri melaju pertama dengan mobil kedua di isi oleh Vegas, Kinn, Chan, Ken dan Big yang membahas perencanaan entah apa itu. Kim memilih tidak ikut campur karena dia tidak mau terlibat apapun dengan dunia bawah, sama seperti Tankhun.

Hening. Mereka memilih untuk menghabiskan waktu dengan menjernihkan pikiran. Akan tetapi, segerombolan mobil dengan para orang berbadan besar menghalangi jalan mereka. Mobil pertama berhenti di ikuti yang di belakang. Jelas saja hal itu mengundang tanda tanya besar, Macau menatap takut dan Tankhun langsung mengerutu kesal.

"Wow, mumpung aku sedang dalam mood sekarang. "Ucap Porsche sebelum turun. Pete maupun Porchay turut turun. Mata mereka bertiga menatap segerombolan orang itu, tidak lama Kim juga turut turun bersama beberapa orang di mobil belakang. Walau sudah melihat ketiga P itu berkelahi, ada rasa cemas kala Porsche bahkan tidak mundur malah dia maju, sedangkan Porchay mengikuti kakaknya dan tinggal Pete yang di belakang. Matanya menatap jejeran orang itu dan menepuk pundak Kim.

"Kim, awasi Porchay di bagiannya ada yang membawa senjata. "Ucapnya dan membuat Kim mengangguk. Pete sebenarnya agak berat meninggalkan Macau tapi karena ia sudah lama tidak pemanasan jadi dia memilih ikut. Hell, itu adalah hal mudah baginya. Hanya mengayunkan kaki dan tangan dengan kekuatan penuh lalu mereka akan tumbang, bagi ketiganya itu mudah dengan tangan kosong dan bagi kekasih mereka mudah jika menggunakan senjata.

"Perhatikan langkah, kawan. "Peringat Porsche sebelum memulai menyerang. Porchay dan Pete mengangguk pelan dan mengurus bagian mereka. Pete membawa agak jauh dari posisi karena dia masih mau menyelamatkan image miliknya sementara Porchay memilih agak minggir untuk tidak saling bertabrakan dengan Porsche.

"Bantu mereka. "Pintah Kinn. Para anak buahnya mengangguk dan mulai menyerang membantu para calon Nyonya Theerapanyakul. Kinn mengawasi Porsche dan membantu tunangannya itu, Kim yang sesuai arahan menatap awas Porchay dan membantu kekasihnya karena Pete bilang mereka membawa senjata, sementara Vegas memalingkan wajahnya menatap Pete yang lincah dan memblokir segala cela yang membuat dia kalah. Vegas hanya bangga melihat bagaimana seksinya suaminya dalam keadaan apapun. Wajah serius yang menatap tajam para lawan, seperti kepribadian lain.

"Kinn apa kita perlu langsung menembak mereka? Melumpuhkannya mungkin. "Ucap Vegas. Kinn yang tengah memberi pukulan telak menatapnya dan mengangguk.

"Kau benar. "Ucapnya. Kinn mengeluarkan pistol di saku jasnya dan menembak semua orang tepat pada kaki dan tangan. Porsche bahkan langsung berbalik badan dan mendelik. Kenapa Kinn terus–menerus merusak Mood yang dia punya? Hei, apa dia punya salah dengan tunangannya? Porsche tidak habis pikir. Dia sudah bilang untuk pemanasan dan sedang mood, apa dia bodoh?

"Kinn!! Kau merusak mood ku. "geram Porsche. Kinn menoleh dan tersenyum tanpa dosa yang demi apapun sangat Porsche benci. Porchay tidak peduli, ia berlari menuju Kim dan memeluk kekasihnya. Hei, dia takut tahu saat Kim membantu Kinn menembaki semua orang. Entahlah.

"Hia...kau terlihat keren jika berpose seperti ini. "Puji Porchay. Kim menatapnya dan tersenyum kecil, ia mengecup hidung Porchay dan mengacak-acak rambut kekasihnya. Pete mendekat dengan menghembuskan nafas kesal.

Triple P (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang