30

1.1K 130 1
                                    


Macau mematikan telepon miliknya dengan data yang menyala. Sebenarnya, adik dari Vegas dan anak kedua keluarga Minor itu membolos kuliah dengan menumpang temannya yang mengajak dirinya menuju ke sebuah mall jauh dari tempat kuliahnya. Mereka berencana untuk menonton film dan Macau sendiri sedang menunggu temannya yang kini sedang mengantri di area pembelian tiket. Macau membuka semua kancing seragam kuliahnya dan memperlihatkan kaos oblong berwarna putih yang sering Macau gunakan. Sesaat temannya kembali, rautnya begitu bahagia, lega dan lelah karena mengantri.

"Lama menunggu, sobat?"tanyanya. Macau menyunggingkan senyum miringnya dan menggeleng. Dia merangkul temannya dan teman satunya mengerutu bersama kedua temannya yang lain.

"Sama sekali tidak. "

"Film akan di mulai jam siang nanti dan sekarang masih ada sisa waktu selama 1 jam lebih. Kita mau menghabiskan dengan apa?"tanya temannya. Teman Macau mengerutkan dahinya dan kemudian tersenyum cerah.

"Bukankah ada pameran? Kita kesana dulu dan setelah itu kembali kesini. Dekat kok, mungkin menghabiskan waktu 10 menit dengan berkendara. Mau?"tawarnya. Mereka mengangguk dan mulai mengikutinya untuk pergi menunjukkan dimana pameran itu di lakukan. Mereka berjalan keluar lalu menuju ke tempat pameran berada. Sudah lama mereka tidak keluar bersama, dan sekarang mereka menikmatinya walau harus membolos. Macau yang tadi di antar menumpang pada temannya yang mempunyai rambut biru luntur.

Sesaat mereka sampai, Macau yang membelikan tiket bersama Taen, temannya yang tadi memboncengnya. Mereka memesan dalam jumlah tiket 5, sedangkan yang lain memesankan minuman dan makanan ringan yang di jual di sekelilingnya. Yang mereka hadiri adalah sebuah pameran di outdoor dan menyajikan lukisan yang di lukis abstark, bercorak, atau bahkan memiliki makna lain. Walau udara serta panas karena hari yang mulai siang tidak mereka pedulikan. Lukisan itu terlihat lebih indah saat tersorot oleh cahaya matahari siang.

Sesekali mereka memfotonya dan menyimpannya dalam galeri. Berkeliling dengan memperhatikan semua lukisan disana.

"Apakah ini bisa di beli?"tanya Lin.

"Tidak, khusus yang ini tidak. Jika kau ingin membelinya segeralah hubungi pembuatannya. "Ucap Dhan. Lin mengangguk dengan menatap lukisan yang menurutnya menarik. Sebuah lukisan yang menggambarkan seseorang yang menunduk dan di hadapannya ada seseorang yang memiliki 2 sisi sayap, malaikat dan iblis. Macau yang menatap temannya yang diam itu juga ikut menatap lukisan itu. "Ini sangat bagus dan unik. Kau tidak tertarik membeli salah satunya, Macau?"tanya Lin.

Macau yang di tanya tersenyum dan menunjuk sebuah lukisan yang ada di pojok sendiri. Lukisan yang pertama mereka lewati. Motifnya berbeda dengan pilihan Lin, lukisan yang di tunjuk Macau memiliki gambar sebuah lautan jernih dengan 2 warna berbeda. Lautan yang berwarna biru laut dan begitu indah itu memiliki langit yang cerah dan matahari yang di lukis di tengah bagian kiri tepat pada laut biru itu begitu terang sedangkan satunya berwarna biru kehitaman bersama dengan langit gelap penuh dengan bintang, matahari yang di gantikan oleh bulan setengah. Menggambarkan dua waktu berbeda dalam 1 kotak kanvas.

"Itu seperti hidup hia. Hia yang gelap di kirimkan oleh matahari yang membuat hia tahu hidupnya itu tidak selamanya gelap. "Ucapnya. Lin mengangguk dan menunjuk lukisan yang dia pilih juga, Macau menatapnya dan menatap lukisan itu.

"Ini juga. Seseorang yang tunduk pada 2 sisi berbeda. "

Macau tertawa pelan dan mengajak temannya untuk kembali berjalan melihat semua lukisan yang menarik. Saat 1 jam berlalu, Macau izin ke kamar mandi karena Macau sendiri harus memberi perbaruan dimana dia berada pada kakak iparnya. Macau tahu Pete mungkin khawatir pada keadaan dirinya yang Macau dengar dia menjadi sebuah target musuh Theerapanyakul, tepatnya adalah Kun. Saat asik mengetik Macau tidak tahu jika ada yang mendekap mulutnya dengan kain yang sudah di beri bius, tangan yang mencoba melawan di sentak bersamaan dengan teleponnya yang di jauhkan dari Macau. Melempar handphone itu jauh hingga keluar dari area toilet.

Triple P (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang