51

1.1K 104 4
                                    


Peleburan nama Mayor dan Minor telah terlaksana. Banyak dari beberapa rekan kerja –yang saling membenci. Entah yang membenci Mayor maupun Minor– yang protes karena peleburan itu. Namun, sebagai pemimpin, Porsche dan Pete berhasil menyelesaikannya tanpa ada bantuan dari Kinn dan Vegas. Serta, tanpa menunjukkan siapa mereka. Lalu, kabar dari Porchay dan Kim yang akan segera menyusul para saudara mereka. Menikah.

Sret!

"Yeahh, kau nampak menarik, Porsche. "Puji Pete. Porsche mengambil nafas dalam-dalam. Matanya menatap lekat bayangan di cermin. Hari ini, setelah semua konflik yang terjadi, Porsche berhasil menyusul Pete. Maksudku adalah akan.

"Pete...?"

"Huh?"

"Errr, malam pertama itu... Menyakitkan kah?"tanya Porsche. Pete tertawa kecil. Lalu, dia berdiri di samping Porsche. Mengambil botol parfum dan menyemprotkan pada tubuh Porsche. Mengharumkan lagi badan Porsche. Walau, tadi dia sempat berendam.

"Kau tahu. Dulu saat selesai acara resepsi, aku dan Vegas tidak melakukannya. Yah, karena ini semua karena perjodohan, bukan?"tanya Pete. Porsche mengangguk pelan. Dia menjilat kecil bibirnya. Merasa gugup. Lalu, Pete menatap ke depan. "Namun, setelah aku menyerahkan diriku sepenuhnya, aku berhasil. Pernikahan, keluarga, dan kehidupan ku lengkap. Kini, ada baby kecil di perutku. Hehehe, kau pasti akan senang nanti. "Ujar Pete. Porsche nenatap ke Pete. Lalu, matanya turun ke perut sahabatnya.

Benar. Usia kandungan Pete telah memasuki bulan ke 2. Namun, ternyata Vegas yang sibuk sendiri. Pete terlihat baik-baik saja. Karena, Vegas yang menanggung semuanya. Entah masa awal hingga sekarang. Pete hanya merasakan beberapa bagian tubuhnya yang menonjol. Selebihnya, tidak. Karena, semuanya di ambil Vegas. Entah mual, perubahan mood, menjadi lebih sensitif –namun, khusus Pete, Vegas dapat mengontrol hal ini–, atau, menjadi pemilih dalam beberapa hal. Padahal baru masuk 2 bulan.

"Vegas serakah. Dia mengambil semua yang seharusnya kau rasakan. "Cibir Porsche. Pete terkekeh pelan. Lalu, dia teringat sesuatu. Mengedarkan pandangannya dan kemudian bangkit dengan hati-hati.

"Porsche.... Kemana adikmu?"

"Sial. Mungkin dia menikmati masa pubertas nya. "Sindir Porsche yang menebak perilaku sang adik.

─────────ೋღ 🌺 ღೋ─────────

"Saya mengambil mu.... Sebagai...... "

"Suami ku. Begitu saja tidak bisa. "Sahut Vegas. Lelaki itu datang. Memakai baju stelan berwarna krem. Lalu, membawa sebotol susu hangat. Menyeruput dan duduk. Menyilangkan kakinya dengan merentangkan tangan satunya di sandaran sofa. Kinn menoleh. Mendengus dengan kasar membuktikan jika dia kesal.

"Diam. Aku sedang gugup. Aduh, apa tadi kalimatnya. "Gerutu Kinn. Vegas menarik sudut bibirnya. Matanya menatap remeh pada sepupunya.

"Buat contekan sana. Dalam 10 menit lagi akan di laksanakan acaranya. "Dengusan kasar terdengar. Vegas terkekeh remeh. Dia meminum susu hangatnya lalu meletakkannya pada meja. Dia bangkit. Berjalan ke arah Kinn yang hampir merusak tatanan rambut yang susah payah di bentuk. "Baiklah. Berlatihlah dengan keras. Anggap bayangan di cermin itu adalah Porsche. "Unjuk Vegas.

Kinn mendongkak. Menatap bayangan di cermin. Berharap itu adalah Porsche sangat sulit. Dia menggerang kesal. Dengan kasar duduk di kursi sofa depan kasur. Vegas bersidekap dada. Matanya menatap sepupunya yang menatapnya dengan memelas.

"Itu sulit. "

"Lalu kau mau apa? Aku begitu? Mana Sudi. "

Triple P (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang