20

1.2K 137 4
                                    


Pelelangan akan di lakukan pada malam hari tepat pada pukul 8 malam hingga 12 malam. Mereka ada di kediaman keluarga Mayor karena harus menentukan teknik yang di lakukan dan Pete yang belajar menembak dari Porsche. Lagi. Porchay sebenarnya tidak mau ikut karena dia sudah tidak mau di marahi oleh kakaknya itu, tapi apalah daya. Porsche benar–benar menyebalkan.

"Letakan telepon mu disana!"ucapnya. Pete berdecak dan menaruh di meja yang kosong di area latihan. Para bodyguard menyingkir dan memilih untuk berjaga di sekitar latihan. Porsche sangat tegas dalam hal ini, sekarang lebih menyeramkan dari pada kemarin. Porsche tidak akan segan–segan untuk membuat dua anak didiknya hampir ingin menangis karena Porsche yang sangat menyeramkan.

"Kubilang taruh tangan kananmu di area ini, Pete!!"ucap Porsche. Pete mengerang dan menuruti ucapan Porsche. Porsche menatap Porchay yang benar menembaknya walau ada kesalahan. Tapi.. "kakimu!!!"

Duk!

"Aduh! Iya, hia!!"Porchay mengadu kecil kala kakinya di ketuk dengan ujung sepatu Porsche. Porchay membenahi posisinya dan mulai menembak. Bunyi keras atas tembakan mulai menggema lagi.

Porsche benar–benar membangunkan kedua anak didiknya pagi sekali untuk memulai latihan. Tidak ada materi, pemanasan ataupun waktu sedikit pada awalannya. Materi sudah habis, kata Porsche.

Kini, para bodyguard menunduk tidak ada yang melihat latihan itu. Bagaimana tidak, Porsche menyeret keduanya dan tidak memberikan waktu untuk mandi. Jadi Porchay dan Pete memakai piyama tidur dengan rambut agak berantakan. Porsche membangunkannya karena nanti siang dia dan Pete harus melatih bodyguard yang akan di kirim bersama mereka. Menjelaskan apa saja yang akan di lakukan. Pete sebenarnya masih mengantuk, dia kemarin begadang karena mendapat informasi jika keamanan milik keluarga Kun lengah. Pete tanpa pikir panjang harus menghabiskan batrai laptop dan menggunakannya secara bersamaan dengan meng-chaegernya.

Pete belum mengatakannya karena dia sudah di geret ke area latihan. Pete juga menemukan semua informasi yang membuatnya kepikiran hingga tanpa sadar tidur jam 4. Pete tidak tahu apakah matanya bengkak atau tidak karena Porsche yang mengatakan matanya seperti di sengat lebah.

Bang!!

Bangg!!!

"Jangan turunkan tangan kalian, angkat!!"kini, senjata api yang di pegang keduanya berbeda. Porchay menguap kecil dan mengusap matanya yang memburam. "Membungkuk!! Pasang kuda-kuda!!!"ucap Porsche menarik kaki Porchay hingga agak ke belakang. Pete menatapnya dan menirukannya. Matanya memakai mata kanan dan mulai menembak bidik target.

"Bagus! Pertahankan, dan kau Porchay agak dekatkan matamu dengan ini."ucap Porsche dan mendorong Porchay agar lebih dekat. "Sambil menembak akan ku terangkan mengenai senjata ini. Namanya Accuracy internasional Artic Warfare atau AW 50 dan memiliki daya tembak dengan jarak 2000 meter. Jika kalian mau kalian bisa menembak dengan objek kendaraan tempur berlapis baja. Jika mau berperang dan membantu negara gunakan saja senjata ini, dan biasanya di gunakan untuk berperang. "

"Kalau menembak kepala orang? Pecah tidak?"tanya Pete menatap Porsche yang menatapnya garang. Pete mengadu kala kepalanya di pukul oleh Porsche dan kembali fokus pada target.

"Fokus saja dan jangan berpikir yang aneh–aneh. "Ucapnya. Pete mengerutu tapi tetap melakukan tugasnya. Dia benar–benar fokus seperti kata Porsche. Porchay berkembang dengan cepat karena otaknya memproses semua dengan cepat, adik Porsche itu begitu banyak mengenai target ketimbang melesetnya. Porsche memberikan apresiasi dengan tepuk tangan.

"Permisi, Khun Porsche. Khun Kinn menunggu anda dan teman anda untuk segera keruang makan. "ucap suruhan Kinn yang membuat Porsche mengangguk dengan pelan.

Triple P (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang