44

1K 135 3
                                    


"Arm?"panggil Kinn.

"Khab, Khun Kinn, ada apa?"tanya Arm. Dia membungkuk dan menunduk pada Kinn, bagaimanapun dia masih sadar siapa yang ada dihadapannya. Arm terlepas dari Tankhun yang memenjarakan dirinya karena dia harus mengurus urusan Kim. Jadi, Tankhun melepaskannya dan hanya membawa Pol saja.

"Kau tahu dimana Porsche? Aku tidak melihatnya sedari tadi?"tanya Kinn. Benar adanya hal itu. Saat matahari menyorot dan jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi, Kinn bangun dan tidak menemukan dimana Porsche berada. Kinn dan Porsche tidur bersama tadi malam. Jangan salah paham dulu.

Selama Pete harus menjalani perawatan dan pemulihan atas lukanya, Kinn dan Porsche bertanggung jawab mengurus juga klan Minor. Walau ada Vegas yang akan membantu, mereka mengerjakannya untuk membuat juga waktu liburan yang terjadwal tidak terbantalkan. Rencana liburan sendiri sudah Porsche tentukan–karena Porsche yang memaksa secara sepihak dan itu jatuh pada wilayah Thailand sendiri dan menginap di sebuah pulau dengan Villa yang indah serta berada di pulau pribadi dengan fasilitas yang baik–dan itu semua kemauan Porsche dan Pete.

"Terakhir kali saya melihat Khun Porsche berjalan menuju ke ruang Swimming pool, Khun Kinn. "Ucap Arm. Kinn mengangguk dan segera berjalan untuk menemui Porsche. Kinn sebenarnya sedikit bingung, mengapa Porsche berada di sana? Jelas Kinn tahu, dia di sana karena cuaca yang cukup terik hari ini. Jadi, wajar Porsche berada di sana.

Dia berjalan menuju ke area Swimming pool. Hari ini, Kinn hanya memakai kemeja polos berwarna putih dengan celana bahan berwarna hitam yang kontras dengan balutan atasannya. Dia menggulung lengan kemejanya hingga ke siku saat ia cuci muka tadi. Jadi, wajar jika poninya tersisir ke belakang penuh dan memperlihatkan dahinya–walau ada seuntai poni yang turun pada dahinya– serta alis tebal yang ia punya. Para bodyguard miliknya menunduk padanya dan Kinn sendiri tidak balik menyapa mereka. Tujuannya hanya satu yaitu

.
.

"Huwaa!!!"

Mata Kinn memejam melihat Porsche yang berbaring terlungkap di lantai tepi kolam renang. Dia membiarkan bajunya basah dengan tangan yang dia lebar tutupkan–gerakan terbang, gerakan yang di lakukan untuk membentuk hewan kupu–kupu di tumpukan salju–dan sesekali memainkan air di kolam renang. Cuaca memang panas, tapi mengapa Porsche bertingkah aneh? Apa karena dia stres mengerjakan semua tugas bawah tanah?

"Porsche, apa yang kau lakukan?"tanya Kinn. Porsche menoleh dan tersenyum lebar memperlihatkan wajah yang turut basah serta poni yang turun karena air yang di sebabkan oleh Porsche sendiri. Cengiran Porsche berikan pada Kinn sebelum dia beranjak untuk duduk dan membiarkan celana bawahnya basah, Porsche tidak peduli.

"Cuaca hari ini sangat terik, Kinn. Dan aku sudah tidak tahan dengan panas yang di berikan ke bumi. "Gerutunya. Kinn menghela nafas dan menghampiri Porsche, dia berjongkok enggan membuat celananya basah karena harus duduk di sana. Kinn mengangkat tangannya dan menyikap serta memainkan poni yang di miliki oleh Porsche, dan yang memiliki poni hanya diam dan menatap wajah Kinn dari dekat. "Baru bangun ya?"

"Hm. "

"Singkat sekali sih. Yang panjang jawabnya!"ucap Porsche agak merengek. Kinn berhenti dari kegiatannya dan menautkan kedua tangannya di depan lutut, Kinn tersenyum melihat bibir Porsche yang maju. Dia mengecup bibir Tunangannya tanpa sekata pun dia berikan membuat Porsche berjingkat sejenak dan menatap kesal pada Kinn. Benar jika dia bilang pada Kinn, jika Kinn ingin menciumnya dirinya tidak perlu ragu dan membiarkan nalurinya berjalan dengan sendirinya.

"Iya, sweetheart. Aku baru saja bangun dan kenapa kamu ada disini? Kamu kepanasan?"tanya Kinn. Wajah Porsche memerah membuat dia memalingkan wajahnya. Tangannya mengaruk ujung hidungnya sendiri dengan gerakan gugup membuat Kinn yang melihatnya tersenyum.

Triple P (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang