48🔞

2.1K 132 5
                                    


Berbeda dengan yang lainnya. Saat semua orang beromantisan. Di terangnya rembulan dengan gorden yang terbuka, angin yang berhembus dan menggerakkan dengan indah gorden tipis berwarna abu. Pete masuk. Dia menahan senyumnya yang bisa saja melebar. Matanya menatap Vegas yang menggunakan jubah tidur. Push up. Vegas melakukannya, entah motifnya apa. Tapi, di mata Pete, itu sangat indah. Dengan gerakan pelan, Pete mendekati Vegas.

"Kamu akan tidur?"tanya Vegas. Lelaki itu berhenti dari aktivitasnya. Menurunkan tubuhnya dan menatap suaminya yang berdiri di depannya. Pete mendekat dan berjongkok. Tersenyum kecil dan tangannya perlahan mengelus rambut Vegas.

"Niatku. "

"Lalu, sekarang?"tanya Vegas. Pete menatapnya dan mendekat. Tangannya mengelus perlahan dada bidang Vegas yang berkeringat. Vegas sendiri, menatap mata Pete dalam. Terkunci dalam mata hitam itu. Tangan Pete perlahan melepaskan jubah itu. Masih dengan menatap satu sama lain, Pete mendekatkan wajahnya. Membiarkan terpaan nafas satu sama lain bertabrakan. Vegas membiarkannya dan melihat apa yang di lakukan Pete.

"Mungkin .. kau gagahi? Itu dengar sangat menarik. "ucap Pete. Vegas tersenyum dan melarikan tangannya ke pinggang Pete. Memeluknya dan membuat tangan Pete bertahan di bahu Vegas yang tegap. Vegas membiarkan jubahnya merosot setengah.

"Kamu yakin?"tanya Vegas. Pete mengangguk dan meletakkan kakinya untuk bersimpuh. Bersimpuh di depan Vegas.

"Sangat yakin. Gagahi aku. Hancurkan aku. Isi aku dengan sperma mu. Buat aku menjadi milik mu malam ini. Dan, buat aku menyebut namamu, malam ini. Oh, atau.. selalu. "Ucap Pete. Vegas tersenyum miring. Mendengar kata kotor yang du berikan Pete, Vegas rasa semuanya sudah siap. Penisnya juga mulai menegang. Vegas tidak tahu jika Pete sangat berani. Jadi, Vegas mengulurkan tangannya untuk membelai lembut bibir Pete. Turun dan mengelus bahu Pete.

"Aku harap kamu tidak menyesal. "

"Tidak akan pernah. "Mendengar jawaban Pete, Vegas tidak akan melewatkan kesempatan ini. Dia mencium bibir Pete dengan terburu-buru. Tanpa memberi jeda. Tanpa memberi cela. Bahkan, tangan Vegas secera aktif bermain di sekitar tubuh Pete. Pete tersenyum. Meski, ini pertama kalinya bagi dirinya. Pertama kali bercinta dengan lelaki. Lelaki yang berstatus suaminya. Terpaan dingin dari angin malam tidak membuat kegiatan itu berhenti.

Vegas memajukan badannya. Mendorong secara tidak langsung pada Pete. Tubuh Pete pasrah. Dia berbaring pada lantai Villa yang dingin. Dengan cahaya bulan purnama, Vegas mengagumi sosok Pete di bawahnya. Menurunkan wajahnya dengan nafas berat. Pete memejamkan matanya. Nafas Vegas menerpa leher miliknya. Menciumnya dengan lembut. Menempelkan bibirnya yang lembut lada leher Pete. Menghisapnya dengan lembut dan berubah kuat. Meninggalkan ruam kemerahan yang Vegas kagumi. Lelaki itu bangkit, melihat tanda tersebut. Ibu jemari yang mengelus leher Pete.

"Sangat cocok. Jadi, aku tidak akan menyesal untuk memberikan mu tanda. Tanda yang ku ciptakan. "

"Ya. Tandai aku. Buat diriku. Di bawah dengan pasrah, Vegas. Kau tahu, aku menyerahkan diriku malam ini. "Vegas tersenyum miring. Menurunkan badannya. Menggesekkan penis miliknya yang berbalut celana lembut pada milik Pete. Mata Pete memejam. Sensasi aneh yang membuat perutnya mengencang. Mengencang dengan kupu-kupu tak kasat mata berada di perutnya. Menggelitiknya dan membuat bibirnya terbuka. Matanya yang memberat. Dadanya bergemuruh.

Vegas bangga. Membuat Pete berada di bawahnya seperti ini. Dia dengan cepat melepaskan jubah miliknya dan membuangnya. Vegas menaikkan kaos yang di pakai Pete. Menyikapnya dan melepaskan dari si pemakai. Bagai waktu yang bergerak lambat. Tangan Vegas membelai dari tulang collarbone milik Pete dan turun. Mengelusnya dengan jemarinya yang cantik. Lalu, memasukkan tangannya pada dalam celana Pete. Tangan Pete yang bebas, menutup wajahnya. Dia mendongkakkan kepalanya. Memperlihatkan lehernya yang berkilap.

Triple P (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang