39

1K 136 3
                                    


Amanat sebentar!!

Jadi, Valen mau mengingatkan sesuatu di awal ya, baca aja soalnya pelajaran ini.

Jika saat kalian bersaing dengan seseorang yang mempunyai orang dekat / orang dalam, entah panitia atau pihak yang bersangkutan, ngalah aja.

2 kejadian yang Valen buat pembelajaran.

1) kakak kelas Valen ada yang nangis gegara kalah sama orang dalam. Anak orang dalam itu masuk UNIV fav, tapi nilai boong alias palsu hasil nyuap, tapi anak ketua OSIS yang nilai asli dan pinter pakek banget, kagak di trima.

2) kemarin Valen kalah tau gegara saingan Valen punya jasa orang dalem. Sakitnya JLEB! Kek ngerasa nyesel dan nyesek aja.

So, jangan bersaing sama orang yang punya koneksi, sakitnya luar biasa. Sebesar apapun usaha yang kita lakukan uang, orang dalam dan kekuasaan itu akan menang.

Kalahin aja dalam bidang lain yang nggak ada orang dalemnya. Terus, berharap itu jangan terlalu tinggi. Usaha kita akan berhasil di tempat yang seharusnya dan yang tepat. Dan, jangan dendam apalagi menyimpan iri oke?

Beri waktu buat diri sendiri buat ceramahin diri sendiri. Coab deh, kalau dapet masalah dan lagi marah, ceramahin diri sendiri, nasehatin. Bilang semua hanya akan singgah dan akan lewat memberi pelajaran baru.

Ehe, sekedar saran aja.

Yaudah, selamat membaca


Apakah kalian melupakan sesuatu dari chapter sebelumnya?

Arm!

Ya, Arm.

Seseorang yang sedari awal mencoba membobol sistem itu masih hidup. Arm yang terlupakan dari sejak penyerangan awal hingga akhir, dia berkutat dengan sistem keamanan Kun. Arm sendiri tidak mengerti, mengapa sistemnya sangat di lindungi. Beberapa kali Arm akan menaruh badannya pada sebuah laci meja kerja Kun. Aroma lavender sendiri menenangkan Arm untuk tetap beraktivitas. Dia tidak akan terburu–buru karena data yang dia peroleh harus semuanya.

Memilih menutup pintu ruangan hingga terkunci kembali. Arm hanya berjaga–jaga jika saja dia akan ketahuan dan malah tertangkap. Rintikan hujan yang Arm dengar dan lihat dari jendela besar samping meja kerja Kun membuatnya mengerjap. Hujan? Ah, itulah mengapa sejak keberangkatan mereka tidak ada cahaya. Selama menunggu data yang di ekspor, Arm mencoba menghilangkan bosan dengan berjalan–jalan di sekitar ruangan.

Tangan Arm terjulur untuk merasakan tekstur dinding yang dia pegang. Ini sangat halus dan seperti jarang di masuki. Mata Arm menatap lukisan itu dan mengeryit, wanita yang di lihat oleh Kim di balik tirai merah. Namun, perhatian Arm tidak pada area itu. Tangannya membenahi kaca mata miliknya dan menekan suatu tombol disana.

Ghrak!

Bunyi yang lumayan besar itu membuat Arm memegang senjatanya dengan posisi siaga, dia menoleh ke kanan dan kiri memastikan bunyi yang di hasilkan tidak mengundang perhatian. Telinga miliknya juga aktif mendengarkan suara tembakkan yang masih terdengar di luar. Itu terdengar seperti sebuah pertanda jika bunyi tersebut tersamarkan. Dengan perlahan Arm berjalan dan memutuskan menaiki ruangan yang ada di balik lukisan.

Ruangan dengan cahaya merah menyala membuat Arm menyipitkan matanya.

"Um, hallo? Permisi?"panggil Arm. Tangannya memegang senjata itu untuk mengacung kedepan. Setiap lorong terdapat semua foto tentang seorang wanita bahagia, lalu seorang anak kecil yang Arm tahu mungkin dia anaknya. Semakin masuk kedalam, Arm tidak menemukan suatu hal istimewa kecuali koleksi yang terdapat disana. Arm menurunkan kewaspadaan miliknya sesaat memastikan ruangan ini terasa seperti ruang pribadi.

Triple P (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang