11

2K 197 5
                                    


"Khun Vegas Khab, ada keributan di ruang tamu. "Ucap anak buahnya di depan pintu kamar Vegas. Vegas yang kala itu memakai jubah tidur kain satinnya menoleh. Matanya menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 12 malam. Vegas segera mengambil pistolnya dan membuka pintu kamarnya. Bawahannya yang tadi memanggil dirinya segera membungkukkan badannya dan menundukkan kepalanya.

"Kepung dia. "Ucap Vegas. Vegas benar–benar memperketat penjagaan mension tempat dia tinggal. Vegas tidak mau jika anak buah Kun masuk kembali ke mensionnya. Dengan posisi pistol yang sudah siap menembak, Vegas berjalan menuju ke ruang tamu dan para bawahan miliknya mengacungkan senjatanya. Dalam kegelapan ruang tamu, Vegas melihat ada seseorang yang berposisi sujud dengan pakaian agak berantakan, bau alkohol membuatnya mengeryit dan tangannya segera menekan saklar lampu.

Tak!

Cahaya terang dari lampu besar di ruang tamu menyinari ruang tamu. Rambut lucu yang kini menunduk dengan gunaman tidak jelasnya, Vegas mengendus sejenak dan mencium aroma alkohol. Vegas mengarahkan untuk para bawahan menurunkan pistol mereka.

"Pete?"panggil Vegas.

"Eung? Ehehe."Pete dalam keadaan mabuk menegakkan badannya hingga poninya terangkat lalu menyengir lebar. Pipi bersemu dengan tatapan mata tertutupnya, senyum lucu miliknya membuat Vegas mengeryit. Istrinya bisa imut ya dalam keadaan mabuk?

(N/A: bayangin aja waktu Pete selesai bilang "Kamsahamnida" di EPS 9. Terus ada 'tuing' )

Pete berdiri dengan sempoyongan dan mengangkat tangannya dengan riang. Dia bersorak mengatakan jika Pete berhasil pulang dan setelah itu ambruk di sofa membuat Vegas dengan cepat mengendong tubuh Pete. Para bawahannya pergi berpencar memberi ruang bagi Vegas dan Pete untuk istirahat setelah usiran dari Vegas. Vegas mengendong tubuh Pete ke arah kamar Pete yang ada di depan kamarnya.

Cklek!

Pete mengerutu dengan bahasa yang Vegas tidak mengerti. Meletakan tubuh Pete dengan kaki yang menggantung di tepi kasur karena Pete sendiri terus menerus bergerak. Dia berguling kesana–kemari membuat Vegas menepuk dahinya lelah.

"Pete bangun pindah posisi. "ucap Vegas. Pete menatap Vegas dan menyengir dengan semu merah di wajahnya. Pete bangun dan menarik jubah tidur Vegas hingga lelaki itu mengukungnya. Pete mengalungkan tangannya pada leher Vegas dan menarik Vegas hingga hidung keduanya bersentuhan. Tangan Vegas menyangga pada samping tubuh Pete agar tubuhnya tidak menindih tubuh istrinya.

"Vegas...?"

"Huh?"

Pete tidak menjawab atau melanjutkan kalimatnya. Matanya menatap tepat pada mata Vegas sebelum menariknya mendekat dan menciumnya. Tautan lembut itu terjalin lama tanpa lumatan dan Vegas dapat merasakan alkohol yang aneh di mulut Pete. Ia yakin jika Pete tidak meminum 1 jenis alkohol, mungkin saja berbagai rasa dia cicipi. Pete hanya menutup matanya dan menyesap lembut bibir Vegas. Setelahnya dia melepaskan Pete diam dan mengesekan kecil hidung miliknya dengan hidung Vegas.

Hening dan Pete hanya menatap mata Vegas lama. Tangannya beralih mengelus lembut rahang Vegas sebelum memainkannya. Pipi semu dengan mata sayunya.

"Bagaimana bisa ada orang sekuat dirimu?"lirihnya. Matanya yang tadi turun dengan mengantuk menatap mata Vegas. Pikirannya kosong dan Pete membenahi kepalanya dan kini tangannya memainkan rambut Vegas yang turun. Tangan Vegas sendiri memainkan poni Pete yang selalu menutup dahinya dan kini tersikap kecil. Sangat cantik dan Vegas selalu memujinya kapanpun itu.

"Pete kurasa kau butuh tidur. "Ucapnya kala tahu kearah mana ucapan Pete. Pete terkekeh dan mengecup hidung Vegas lalu menarik lelaki itu untuk dia peluk. Vegas menghela nafas dan menjaga tubuhnya agar tidak terlalu menindih tubuh Pete.

Triple P (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang