BAGIAN 19👊

219 10 0
                                    

VOTE, KOMEN, AND SHARE.
Happy reading...

***

Hari pindahan sudah tiba. Selepas pulang sekolah tadi, kedua pasutri yang baru seumur jagung itu tidak langsung keluyuran. Melainkan menyiapkan perpindahan mereka menuju rumah pribadinya.

"Ga ada yang ketinggalan?" Tanya laura pada anak dan menantu nya.

Aflah menggeleng sedangkan aprilia terus saja berdecak kala mama nya bertanya perihal itu sejak tadi.

"Ck!. Nanti kalau ketinggalan kan bisa kita ambil ma, mama niat banget deh ngusir nya!. Udah ga sayang april?" Keluh gadis di samping aflah itu.

"Ngomong nya yang sopan." Bisik aflah membenahi perkataan aprilia.

"Bukan gitu aprilia, mama cuma ngingetin. Kan kalo ada yang ketinggalan, kasihan kalian nya. Harus riwa riwi kesana kesini. Capek pasti."

Aprilia hanya mengangguki ucapan mamanya itu agar segera selesai.

Mereka pun berangkat setelah berpamitan dengan acara tangis tangisan yang di lakoni oleh laura. Padahal aprilia bisa saja bermain ke rumah itu kapan pun bukan?. Apa yang perlu di tangisi?.

"Kapan mau beli hijab?" Tanya aflah di dalam mobil.

Lelaki itu mengalah berbicara agar suasana di mobil tidak sepi sepi amat. Aprilia menoleh kan pandangan nya ke arah aflah.

"Terserah lo sih. Kalo lo sibuk, gue bisa beli sama hana kapan kapan."

"Ngak!. Harus beli sama gue."

"Lah?. Lo ada masalah apa sih?. Cuma beli hijab lho ini flah!"

"Ya ... ga papa!. Intinya lo bakal beli sama gue, gue ga sibuk."

"Alasan nya dong maszeh?. Semua butuh alasan!"

Aflah memutar bola mata matanya, aprilia tetap aprilia yang keras kepala dan tidak mau mendengarkan .

"Kalo lo beli sama hana, gue ga yakin lo bakal pilih yang syari. Pasti ntar milih hijab yang di atas dada. Bukan kah dalam alquran sudah di jelaskan bahwa wanita di perintah untuk menjulurkan hijab nya menutupi dada?"

Lagi lagi aprilia mengangguk. Dia sudah mendengar penjelasan itu dari aflah beberapa waktu lalu.

"Makanya, gue ga mau lo beli hijab yang ngak-ngak" lanjut nya.

Hanya pasrah yang bisa di lakukan oleh aprilia kala aflah sudah menentukan keputusan nya. Dia masih ingat betul ucapan mama nya.

"Apa pun yang di katakan aflah, kamu harus menuruti nya, oke?!. Selagi itu ngak melanggar dari agama. Perintah aflah, kamu harus menurutinya. Jangan membangkang. Jangan nyusahin aflah juga, pernikahan itu ladang nya pahala, mama ga mau kamu panen dosa, bukan pahala. Oke sayang?"

Perkataan laura kembali menggelayuti pikiran aprilia. Gadis itu sudah merasa rindu dengan ocehan sang mama.

***

SUAMI ALIM GUE! {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang