BAGIAN 35👊

199 9 0
                                    

Happy reading all ...
Jangan lupa follow akun wattpad fin, votmen di setiap part yang fin buat ya. Tengkyu sksksksk.

***

Enam bulan sudah usia kandungan aprilia, selama itu, banyak keinginan aneh yang di alami nya. Dua bulan yang lalu, juga telah di laksanakan nya syukuran empat bulanan di rumah mereka.

Perut rata tersebut sudah semakin membuncit, hingga beberapa pakaian milik aprilia sudah tidak muat untuk di pakai. Mau tak mau, dirinya di belikan beberapa pakaian longgar oleh aflah. Mulai dari gamis, abaya, hingga daster rumahan.

"Aku udah kayak emak emak bukan sih, ayang?" Tanya Aprilia yang mencoba salah satu dasternya dan berpose sana sini di depan cermin besar yang ada di kamar mereka.

"Kan beneran mau jadi emak hubby."

"Tapi aku keliatan gendut banget loh." Sangkal aprilia.

Menurut aflah, aprilia itu tidak gendut. Hanya saja sedikit berisi karna ada seorang bayi tengah di kandung nya. Entar pas lahir juga bakal kembali kayak awal lagi.

"Kamu pengen bayi nya cowo, atau cewe?." Tanya aflah yang mengalihkan pembicaraan. Bisa bisa dia akan kena masalah besar jika meladeni perkara gendut atau tidak nya.

"Mm ... Aku sih apa aja. Kalau kamu?" Tanya Aprilia.

Aflah memeluk tubuh aprilia yang terhalang oleh perut besar nya. "Aku juga apa aja. Yang penting sehat, ntar pas udah besar  nurut sama bunda nya sama ayah nya juga."

"Aku ga sabar buat rawat dia bareng bareng."
Ucap aprilia mengelus perut nya.

Satu tendangan di rasakan oleh calon ibu muda itu ketika ia menyentuh perut nya. Dia tampak bahagia dan menunjukkan nya kepada aflah.

Aflah yang mendengar bahwa anak nya menendang, seketika mensejajarkan wajah nya pada perut aprilia.
Dia mengelus nya pelan dan mengajak anak nya berbicara.

"Assalamualaikum, anak ayah?. Kata Bunda kamu nendang nendang ya?. Kamu lagi apa di sana? Main sepak bola kah, hm?."

Aprilia tertawa mendengarnya. Dia memukul pelan bahu aflah karna tidak kuat tertawa.
Suami nya ini ada ada saja.

"Kamu apaan sih?. Mana ada dia main bola. Ngawur deh, astaghfirullah, hahaha" ucap aprilia.

Aflah tersenyum dan melanjutkan kegiatan nya. "Iya juga, kamu ga mungkin main bola di dalam sana, kan di dalam sana kurang luas buat lapangan bola. Apalagi, kamu sendirian, ga ada lawan nya. Makanya, cepet lahir ya? Biar bisa main bola sama ayah. Ntar ayah ajarin jadi pemain bola yang handal." Ucap aflah pada perut aprilia.

Ucapan pertama aflah membuat aprilia semakin tertawa, dia sampai membaringkan tubuhnya di atas kasur dan meringkuk karna tidak bisa menahan tawa.

"Coba lihat sayang, bunda kamu ketawanya lucu banget loh. Nanti, kalau kamu lahir, kamu buat bunda selalu tertawa ya?. Soalnya ayah ga janji selalu bisa buat bunda tertawa. Jangan sampai suatu saat nanti kamu buat bunda menangis, ayah akan marah kalau kamu buat bunda kamu menangis!."

Tawa aprilia mereda, dia mengangkat satu alis nya. Aprilia menatap aflah dan menyentuh setiap inci wajah suami nya.

"Maksud kamu apa sih?. Kamu akan selalu buat aku tertawa. Kamu akan selalu buat aku bahagia. Kamu kok ngomong seolah olah kamu akan ninggalin aku sih?. Aku ga suka!"

SUAMI ALIM GUE! {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang