BAGIAN 40 (EPILOG)👊

556 16 3
                                    

Woy woy kok pada nyepam whatsapp saya tentang masalah poligaminya mas aflah sih? ada masalah sih kawan? Sksksksksk.
Ayo lah berdamai dengan keadaan, aprilia saja bisa, kalian juga harus bisa dung.
Jangan hujat daliya weh, hahahaha.

Dahlah happy reading all.

***

Beberapa hari kemudian ...

Sejak semalam, aflah harus tidur dengan daliya. Sedangkan aprilia tidur bersama dengan aida. Sakit? Tidak ikhlas?. Tentu saja! Aprilia belum sepenuhnya ikhlas apabila membagi suaminya dengan daliya.

Seperti aprilia, aflah pun mau tidak mau melakukan kewajiban nya sebagai suami, dirinya juga harus bisa adil terhadap dua makmum nya.

Meskipun hati aflah belum menerima kehadiran daliya, aflah harus mencoba membuka hati dan membagi separuh hati nya untuk daliya.

"Mas aflah, suatu hari nanti, mas aflah bisa nerima  bayi ini Kan?.aku minta maaf, sudah menghancurkan kebahagiaan kalian." Ucap daliya yang berbaring di samping aflah.

Aflah tak menolehkan pandangan nya kepada daliya. Dirinya berbaring dengan memandang langit langit kamar lantai bawah. Dia jadi memikirkan aprilia, apakah aprilia kewalahan mengurusi aida yang suka menangis malam hari?.

"Mas?" Panggil daliya saat tidak mendapatkan jawaban dari aflah.

Akhirnya aflah terlonjak kaget dan menatap daliya dengan guratan kebingungan. "Ya? Ada apa?. Kamu butuh sesuatu?" Tanya aflah spontan.

"Tidak. Apakah mas aflah tidak mendengarkan pertanyaan ku?"

"Memangnya, apa yang kamu tanyakan?"

Daliya menghembuskan nafasnya. Aflah memang di sisinya, tapi pikiran aflah sedang berkelana entah kemana.

"Sudah lupakan saja mas. Mari tidur, malam semakin larut." Ucap daliya menarik selimut hingga sebatas dadanya.

Aflah menatap punggung daliya yang membelakangi nya. Aprilia tidak pernah tidur membelakangi nya. Tapi sudahlah, mungkin daliya kesal karna pertanyaannya tidak di hiraukan oleh aflah.

"Maaf Daliya." Gumam aflah.

Gumaman itu jelas terdengar oleh daliya.  Dia menangis membelakangi aflah, bukan seperti ini pernikahan yang dari dulu dia harapkan. Dia ingin pernikahannya harmonis, memiliki suami yang perhatian, yang bisa bercanda dengan nya.

Aflah mendekat ke arah daliya. Dia membalikkan tubuh istri keduanya yang ternyata belum tertidur. Aflah terkejut saat mendapati wajah daliya yang penuh air mata. Dia jadi semakin merasa bersalah.

"Hei, ada apa daliya?"

Daliya menggeleng. Dia menghapus air matanya dan tersenyum ke arah aflah.

"Tidak mas. Kenapa mas aflah belum tidur?"

"Kamu yang kenapa belum tertidur daliya?. Apakah kamu menginginkan sesuatu? Katakan saja."

Daliya tersenyum mendengar pertanyaan aflah. Tapi dirinya hanya butuh kasih sayang dan kehangatan sikap dari aflah.  Mana mungkin dia mengucapkan keinginannya?. Dia sadar posisi  nya hanya pendatang baru.

SUAMI ALIM GUE! {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang