BAGIAN 29👊

222 11 0
                                    

Mari kita lanjutkan cerita dua pasutri muda itu teman teman. Bersiap siap lah...
Vote, komen, dan share adalah apresiasi terbaik untuk fin. Makasih.

Happy reading...

***

Dua insan yang sudah bersatu dalam ikatan yang sakral itu tiba di rumah megah milik keluarga el-habibi.

Tepat pukul sepuluh siang, mereka tiba dan di sambut hangat oleh bunda haura sakhira. Senyum bahagia terlihat diwajah wanita hampir paru baya tersebut.

"Maaf kesiangan bun." Ucap aflah saat memasuki ruang tamu keluarga el-habibi itu.

"Oh ... tidak apa apa sayang. Bunda maklumi kok, iya kan aprilia?" Tanya bunda haura dengan alis yang menggoda menantunya itu.

Aprilia tersenyum kikuk. Dia merasa malu karna godaan dari bunda mertuanya, bunda haura tentu sudah tau apa yang sudah terjadi pada anak dan menantunya itu.

"Jadi? Kapan cucu bunda launching?"

Aflah menggeleng gelengkan kepalanya mendengar penuturan bundanya. Ia melirik ke arah aprilia yang pipi nya sudah seperti kepiting rebus.

"Doa kan saja bunda. Jangan di goda terus, aprilia nya malu! Bunda ih!." Jawab aflah.

Haura terkekeh. Dia meminta maaf kepada  menantunya, lalu segera memeluk tubuh mungil milik aprilia.

"Oh iya, bagaimana aflah di rumah?. Kalau nakal pukul saja pake spatula di dapur kalian sayang." Ucap haura.

"Ngak nakal kok bun. Cuma, kadang kadang ya sedikit menyebalkan anak bunda tuh."

Suasana kini sudah mulai mencair. Aflah bangkit dan meminta izin untuk pergi ke kamar lamanya. Dia ingin memberikan ruang untuk bunda dan istrinya berbincang bincang.

"Hahaha ... anak itu!. Kamu yang sabar saja, aflah memang seperti itu orang nya."

"Iya bunda. Mm ... ayah ke kantor ya bun?"

Haura mengangguk. "Iya. Tadi ayah bilang mau pulang setelah dzuhur setelah bunda bilang kalau kalian mau menginap di sini."

"Wah ... iyakah?"

"Heum!. Ayah mu itu katanya juga kangen sama menantu perempuannya ini!. Bunda juga suruh arshila sama suami nya buat nginep di sini. Kapan lagi, keluarga kita kumpul kumpul kan?" Terang haura dengan raut bahagianya.

Semenjak aprilia dan aflah menikah serta pindah ke rumah nya sendiri, kediaman el-habibi itu di landa kesunyian. Tidak ada suara aflah yang bercengkrama dengan arshila seperti dahulu.

"Bakal rame dong rumah nya!. Asik nih." Jawab aprilia.

"Iya dong!. Bunda kangen banget suasana rame di rumah ini. Eum... apa bunda minta adik buat aflah ke ayah kalian ya?. Biar rumahnya rame lagi."

Aflah yang baru turun dari tangga, mendengar ucapan ibundanya itu justru mendelik. "Bunda ingat umur ya." Sambung aflah yang sudah menduduk kan diri di samping aprilia.

Bukan dirinya tidak mau adik, bukan pula dirinya menolak amanah tuhan tentang adik untuk nya. Hanya saja, aflah belum siap untuk berbagi kasih sayang bunda nya lagi. Ya, meskipun sekarang dia sudah tidak terlalu dekat dengan sang bunda.

"Loh kenapa?. Kalau sama Allah sudah di beri amanah, tentu bunda tidak akan menolak nya."

Ucapan bunda nya membuat aflah menghela nafas. "Kalau bunda hamil, aprilia hamil, ntar anak nya gimana?. Masa keponakan sama unclenya umurnya sama sih?. Kan engga banget bun." Keluh nya.

SUAMI ALIM GUE! {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang