Siap membaca part ini?
Votmen dulu dong!.
Apa susah nya menghargai sih guys? 😊Happy reading ...
***
Dua hari di rawat di rumah sakit membuat aprilia mati kebosanan. Bagaimana tidak? Dua hari ini dia hanya berada di dalam kamar inap tanpa melakukan apa pun.
Sudah jelas, itu semua karena perintah aflah.
Aprilia hanya bermain handphone di atas brankar nya, atau sekedar ke kamar mandi untuk menuntaskan hajatnya."Mas!" Rengek nya yang sedari tadi tidak di peduli kan oleh aflah.
Aflah sibuk dengan laptop nya. Lelaki itu mengerjakan semua urusan kantor nya di rumah sakit, dia juga meminta izin kepada ayah nya untuk libur beberapa hari karna menjaga aprilia.
Awal nya, ryan dan juga haura terkejut mendengar kabar bahwa menantunya kecelakaan dan di rawat di rumah sakit. Apalagi, putra bungsu nya itu memberi kabar setelah aprilia sadar lantaran lupa karena mengkhawatirkan istrinya.
"Hm? Butuh apa?" Tanya aflah yang menghampiri.
"Pengen keluar. Jalan jalan!"
"Tapi kamu masih belum boleh jalan. Kakinya masih sakit dan membengkak kan?" Tanya aflah dengan halusnya.
Aprilia mengangguk. "Iya. Tapi pengen jalan jalan tau!. Gabut di kamar inap mulu, anter aku ke taman, ayo!"
Aflah akhirnya mengembuskan nafasnya dan memenuhi permintaan aprilia. Dia mengambil kursi roda dan menggendong aprilia untuk duduk di kursi roda tersebut.
"Pake kursi roda dulu, ga papa kan?"
Dengan cepat aprilia mengangguk. "Di gendong kek, pake kursi roda kek, aku ga keberatan kok. Yang penting keluar dari kamar ini. Suntuk ayang!"
Aflah gemas sendiri saat aprilia memanggilnya ayang. Dengan segera satu kecupan manis mendarat di salah satu pipi wanita itu.
"Ih! Mulai deh!. Udah ayo, ke taman."
Aflah mulai mendorong kursi rodanya ke luar dari kamar inap. Lebih tepatnya menuju taman rumah sakit. Di lorong rumah sakit, mereka tak berhenti mengobrol.
"Kepalanya masih sakit ngak?"
Aprilia mengangguk. Memang, kepalanya belum terlalu pulih. Kadang suka berdenyut hingga membuatnya sangat merasa kesakitan.
"Harusnya waktu itu aku ga izinin kamu keluar rumah aja, kalau akhirnya kayak gini. Maaf ..."
Aprilia mendongak. "Ini bukan salah kamu. Kamu pernah bilang kan? Semuanya itu takdir. Udah di tetapkan sama allah."
"Pinter banget sih?. Istrinya siapa coba?"
Aprilia terkekeh. Mungkin tanpa aflah dirinya tidak akan menjadi seperti ini. Mungkin tanpa aflah, dirinya masih menjadi anak nakal yang suka memalak adik kelas, yang suka membully kekurangan orang lain.
Terimakasih tuhan, sudah menghadirkan aflah yang mampu merubah aprilia dari yang buruk menjadi sebaik sekarang.
"Sampai!" Sorak aflah saat sudah tiba di taman rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMI ALIM GUE! {END}
Teen FictionMereka memang masih belum cukup umur untuk menikah, tapi karna perjodohan antar keluarga membuat mereka menyatu dalam ikatan yang sakral. Keduanya juga memiliki karakter yang berbeda, jadilah di dalam rumah tangganya terdapat banyak sekali kejadian...