bab 07

18 8 0
                                    

Happy reading 💐

"Selamat siang semuanya. Dikarenakan kepala sekolah tidak berkenan hadir dalam rapat hari ini, jadi saya disini mewakili beliau untuk mendiskusikan tentang penyelenggaraan acara hari jadi silhouette high school" seisi ruangan riuh dengan bisikan para osis. Mereka begitu penasaran dan terheran-heran dengan kepala sekolah yang tidak pernah ikut hadir rapat, pidato atau bahkan menunjukkan wajahnya sekalipun. Namanya juga begitu rahasia, tidak ada satupun dari murid di sekolah ini yang mengetahui nama kepala sekolah. Guru-guru yang menghadiri rapat hari ini juga tak merespon apa pun, mereka begitu pandai menutup rapat mengenai siapa kepala sekolah.

"Baiklah bisa kita mulai saja rapatnya. Untuk kegiatan dan pementasan apakah kalian memiliki saran?"

"Saya punya usul miss, kita adakan saja perlombaan seperti lomba renang, basket, sepakbola, paduan suara. Mengenai pementasan kita bisa menampilkan sebuah drama teater dan juga tarian tradisional" ucap ketua osis memberi usulan. Semuanya mengangguk setuju dengan usulan dari ketua osis tadi. Namun ada satu anak perempuan yang hendak ingin memberi pendapat tapi dia sangat gugup dan takut untuk berbicara. Miss Katherina yang menyadari itu memulai angkat bicara memberi kesempatan anak itu untuk berpendapat.

"Apa ada pendapat lain ?" Mendengar kesempatan tersebut, anak perempuan itu dengan gugup mengangkat tangannya.

"Saya Miss"

"Baiklah silahkan utarakan pendapatmu"

"Saya setuju dengan usulan yang diberikan oleh ketua osis, jadi saya hanya memberikan sedikit tambahan saja. Kita bisa mengadakan perlombaan antar kelas. Seperti lomba yang sudah di usulkan ketua, setiap kelas akan melawan kelas lain. Contoh dalam perlombaan sepakbola kelas 10 IPA 2 melawan kelas 12 IPS 1. Untuk pementasan saya rasa kita perlu memberikan kesempatan bagi siswa-siswi yang ingin ikut serta menyelenggarakan acara. Jadi saya pikir kita bisa meminta setiap kelas harus ada satu yang tampil, dan mereka bisa memilih apapun yang ingin mereka tampilkan"

Mendengar saran tambahan dari gadis itu, guru-guru saling pandang dan tersenyum. Itu saran yang cukup bagus, dari pada hanya mengandalkan murid-murid yang mengikuti ekstrakurikuler.

"Itu saran yang bagus Rei, dengan begitu semua siswa-siswi memiliki kesempatan untuk menampilkan bakat mereka, dan perlombaan akan menjadi seru" seru salah satu guru pria dengan kepala botak kinclong, menyetujui saran darinya.

Semuanya yang menghadiri rapat setuju dengan saran yang diberikan oleh Kirei. Mereka mulai mendiskusikan tentang persiapan dan peralatan yang akan diperlukan.

"Baiklah rapat hari ini kita sudahi sampai disini. Umumkan pada semua murid untuk berkumpul ke aula"

........

"Pengumuman untuk seluruh siswa-siswi diharapkan segara berkumpul ke gedung aula, terimakasih".

Mendengar pengumuman tersebut para murid berjalan beriringan menuju aula. Megitupun dengan Abe, Barra dan Akari. Oh iya satu lagi ketinggalan, kara. Keempat anak remaja itu berjalan bersama-sama ke aula. Setelah mengerjakan tugas kelompok dengan Akari, kara jadi mulai akrab dengan Barra dan Abe. Mulai dari kara yang makan malam dengan mereka, berangkat sekolah bareng mereka, bahkan saat jam istirahat pun juga bareng sama mereka.

Disinilah para murid mulai berdiri dan membentuk sebuah barisan, berjejer rapi. Semua murid bertanya-tanya mengapa mereka semua dikumpulkan di aula. Aula menjadi riuh dan berisik. Jangan tanyakan Abe, dia begitu malas dengan keadaan seperti ini. Dia berharap segera selesai, entah kapan?.

Seorang wanita dengan seragam batik khas, berjalan di atas panggung aula. Yang tadinya berisik mendadak jadi diam.

"Selamat siang"

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang