bab 28

13 5 1
                                    

happy reading 💐

Semua murid tengah mempersiapkan diri untuk ujian semester satu. kurang seminggu lagi dimana dilaksanakan ujian semester, karena hal itu semua murid mendapatkan waktu belajar tambahan. Mereka begitu sibuk untuk belajar agar tidak mendapatkan nilai di bawah KKM.

Ada yang sedikit berbeda dengan Abercio kali ini, jika kalian ingat, dia tidak begitu suka dengan yang namanya belajar apalagi jika metode belajar yang dilakukan menyita waktu istirahatnya, seperti yang terjadi saat ini. Anehnya sekarang dia begitu bersemangat untuk belajar, bahkan saking bersemangatnya dia hampir menyelesaikan semua soal-soal yang ada di LKS.

Seperti biasa, para murid di beri waktu maksimal selama 1 jam untuk belajar, dan minimal belajar selama 15 menit. Para murid wajib lapor ketika mereka selesai belajar, dengan mengisi absen. Proses pembelajaran di luar sekolah akan tetap mendapat pengawasan langsung dari para pihak guru, untuk mengontrol setiap siswa-siswi agar melaksanakan pembelajaran dengan serius dan jujur.

Bila ada siswa ingin izin untuk tidak hadir dalam kelas tambahan, mereka harus memberikan alasan yang logis agar bisa mendapat izin. Para guru tidak akan memberi izin dengan mudah sekalipun jika siswa mengatakan bahwa dirinya tengah sakit, mereka harus mendapatkan surat keterangan dokter terlebih dahulu.

Abe begitu menikmati sesi belajarnya kali ini, sembari mendengarkan musik dangdut kesukaannya. Sesekali dia bersenandung ria.

"sambala sambala bala sambalado terasa pedas, terasa panas" Abe bernyanyi dengan penuh penghayatan sambil menggoyangkan tubuhnya. Dia memiliki cara tersendiri untuk bisa membuat suasana belajarnya menjadi nyaman. Belum ada 1 jam, dia sudah menyelesaikan sesi belajarnya. Setelahnya dia mengisi absen, berlanjut dengan merapikan meja belajarnya mengembalikan buku-buku dan LKS ke tempat semula. fyi Abe sama sekali tidak bisa melihat sesuatu yang berantakan atau kotor.

"wuhuuu yihaaaa azekkk sambala sambala bala sambalado, gilaaa nih lagu mantep bat dah" Abe sama sekali tidak berhenti bersenandung sambil berjoget.

"pargoyy dulu dong bestiehh" pekiknya sambil melakukan gerakan yang tengah viral di sosial media yaitu tik tok. Barra yang habis dari arah dapur mengambil air, hanya bisa cengo melihat Abe bernyanyi sambil joget-joget. Pintu kamar Abe terbuka sedikit, jadi Bara bisa melihat Abe lewat celah itu. Barra mulai membuka pintu kamar Abe dengan lebar, sang empu masih tengah asik bernyanyi tanpa sadar bahwa Barra tengah mengawasinya sembari membekap mulutnya dengan tangan, menahan tawa.

Setelah melakukan gerakan bergoyang memutar, matanya langsung beradu pandang dengan Barra. Refleks Abe langsung berhenti dan berdehem, jujur ini sangat memalukan baginya.

"PFFTTT HAHAHA HAHAHA" tawa Barra pecah begitu saja melihat Abe yang terkejut karena kepergok tengah asik bersenandung. Wajah Abe memerah menahan malu, Barra semakin menjadi-jadi ketika melihat wajah merah Abe yang serupa dengan pantat monyet. Tawa Barra berhasil mengundang Akari yang juga baru saja selesai belajar. Akari menghampiri Barra dan memasuki kamar Abe.

"kamu kenapa sih Ra?" tanya Akari heran, pasalnya dia sama sekali tidak mengerti apa yang tengah membuat pemuda manis itu tertawa terbahak-bahak seperti itu. Akari menoleh ke arah Abe, dan menatapnya. Abe hanya bisa menggaruk lehernya yang tak gatal karena di tatap Akari, wajahnya semakin memanas dan memerah, dia begitu malu.

"pftt bentar, tahan dulu, perut gue sampe sakit anjirr haha" ucapnya sambil memegangi perutnya, dia berusaha berhenti tertawa. Dirasa sudah mulai bisa berhenti tertawa Barra mulai menjelaskan kronologi kenapa dia bisa tertawa.

"jadi gini, tadi gue ke dapur buat ambil minum terus gak sengaja ngeliat si Abe nyanyi sambil joget-joget gak jelas. Gue otomatis ketawa dong karena ini pemandangan langka, gue gak pernah tuh liat Abe bertingkah konyol begitu" jelasnya panjang kali lebar kali tinggi.

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang