Happy reading 💐
Suara kicauan burung terdengar merdu, menyambut awal pagi hari yang menenangkan. Kirei bersiap dengan seragamnya dan sepatu vantofel miliknya. Seperti biasanya dia akan menguncir kuda rambutnya yang pendek.
Hari ini sama sekali tidak membuatnya merasa bersemangat untuk menjalani harinya. Sedari tadi pagi pria tua itu terus mengirimkannya pesan, membuat dirinya merasa risih dan terganggu. Kirei sama sekali tidak berniat untuk membalas pesan dari Hayam, dia hanya membaca semua pesan itu.
Kirei masa bodo bila Hayam akan mengamuk, akan lebih baik baginya jika sering mengamuk karena hal itu akan semakin mempercepat kematiannya akibat dari tekanan gula darah yang tinggi.
Kirei melangkah dengan santai menuju kantin karena ini waktu untuk sarapan pagi sebelum jam pelajaran di mulai. Sesampainya di kantin, Kirei tidak berniat untuk mengantri karena malas. Akhirnya dia memutuskan untuk memesan makanan lewat tablet menu yang sudah di sediakan di setiap meja makan siswa-siswi.
Selesai memesan Kirei hanya perlu menunggu pesanannya di antar ke tempat duduknya. Tak menunggu lama sebuah robot pelayan setinggi 150cm datang membawakan makanan Kirei. Bentuk tubuhnya sama seperti manusia, dia berjalan di bantu dengan empat roda kecil. Kedua tangan seperti manusia yang berfungsi untuk membawa nampan, dan kepala yang berbentuk bulat dengan layar yang memperlihatkan gambar mata dan mulut seperti tokoh cartoon menambah kesan imut pada robot pelayan.
Robot pelayan di design terlihat imut untuk memberi kesan ramah dan bisa mengembalikan mood para siswa-siswi yang lelah dengan tugas-tugas sekolah atau sedang menjalani hari yang buruk.
Robot pelayan juga di program untuk mempermudah pekerjaan pelayan. Seperti layaknya seorang pelayan robot tersebut juga di program untuk melayani dengan ramah setiap pelanggan. Robot ini tidak bisa berbicara tapi bisa memberi senyuman dan kedipan mata.
Kirei mengambil alih nampannya dari robot pelayan. Dia mengucapkan terimakasih pada robot pelayan yang di balas senyuman sekaligus membungkuk sebagai tanda etika yang baik.
Kirei memakan sarapannya dengan hikmat.
Setelah selesai sarapan dia melangkah menuju kelasnya.Seperti biasa proses pembelajaran berjalan dengan lancar, semua siswa-siswi juga dengan tekun menyimak materi yang dijelaskan oleh guru. Dengan fokus Kirei mengerjakan soal-soal yang di berikan oleh gurunya.
Fokusnya teralihkan ketika guru yang tengah mengajar memanggilnya.
"Kirei!! Kamu di panggil sama pak Hayam ke ruangannya"
Mendengar itu Kirei hanya bisa menghela nafas panjang. Kenapa pria tua itu selalu saja tidak bisa melihatnya tenang sedikit.
"Baik pak, saya permisi izin keluar untuk menemui pak Hayam"
Setelah mengatakan kalimat itu dan mendapat persetujuan dari guru mapel bahasa Indonesia, Kirei langsung menuju ruangan Hayam untuk menemuinya.
"Akhirnya datang juga" ujar Hayam ketika melihat kedatangan Kirei. Dia menyeringai lalu mempersilahkan Kirei untuk duduk.
"Bagaimana harimu?" Tanya Hayam mencoba berbasa-basi yang sialnya semakin membuat Kirei muak ingin cepat-cepat pergi.
"To the point aja pak, saya lagi ada banyak tugas. Ada kepentingan apa bapak memanggil saya kemari" Hayam cukup terkejut dengan keberanian gadis itu. Dia terlihat seperti bukan gadis yang dia kenal.
"Hahaha baiklah"
"Saya memberimu tugas untuk mengawasi murid baru bernama Abercio" Kirei mengernyit, untuk apa? Kenapa harus dirinya ? Cihh membuang-buang waktu, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silhouette (slow update)
Mystery / ThrillerAbercio seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun si biang kerok, panggil saja Abe. Dia terkenal bandel dan susah di atur, banyak guru di sekolahnya yang angkat tangan menghadapi sikap dan kelakuan Abe. Kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaan masi...