bab 32

15 4 0
                                    

Happy reading 💐


  Seorang pria baru saja keluar dari mobil, dia melangkah memasuki ruangan guru, lebih tepatnya masuk ke ruang Miss Katherina. Para guru dan juga staf lainnya menyapa dengan hormat ketika berpapasan dengannya. Pria itu berdiri tepat di sebuah layar kecil samping pintu. Dia melepas kacamata hitamnya agar layar kecil tersebut bisa melihat identitas atau data dirinya.

Tak butuh waktu lama pintu kaca tebal itu terbuka. Langsung saja dia melangkah masuk, Katherina yang tengah duduk di meja kerjanya langsung terbangun dari duduknya. Dengan senyum merekah Katherina mempersilahkan pria itu untuk duduk.

Pria itu langsung duduk di kursi depan meja Katherina. Sesekali dia memandangi meja kerja Katherina yang cukup berantakan dengan berkas-berkas. Dirinya tidak bisa melihat sesuatu yang berantakan, dia hanya bisa menghela nafas berat. Katherina yang menyadari itu langsung saja merapikan meja kerjanya.

"Bagaimana kondisi ujian, apakah semuanya berjalan dengan lancar dan juga kondusif?" ujarnya sembari memainkan pena di genggaman tangannya. Pria itu menatap Katherina yang baru saja selesai merapikan mejanya.

"Semuanya berjalan dengan lancar pak, semua murid melaksanakan ujian dengan tertib, tidak ada siswa-siswi yang melanggar peraturan"

"baguslah, tak perlu berbicara formal kepadaku" ujarnya sembari terkekeh lalu kembali meletakkan pena ketempat semula.

"tumben sekali kau datang langsung kemari hanya untuk mengecek keadaan sekolah, apa kau sedang menyampaikan pesan dari pak kepala sekolah?" tanya Katherina dengan penuh selidik, pasalnya pria ini tidak akan mau muncul jika tidak ada hal penting. Dia adalah Langit putra kedua dari Prof. Dr. Alexandre, pendiri sekolah asrama silhouette.

"tidak, kau ini kenapa? Aku hanya ingin melihat-lihat bagaimana cara kerjamu selama tidak ada kepala sekolah" Katherina hanya bisa mendengus jengah, rencana apa sebenarnya yang tengah dilakukan Langit. Kenapa dia sama sekali tidak mengabari kedatangannya.

Langit mengeluarkan sebuah berkas, lantas meletakkannya di meja kerja Katherina. Dia melotot tak percaya ketika membaca berkas itu. Ini berkas lama yang telah di rekap.

White room projects.

Sebuah eksperimen yang dibatalkan pada tahun 2008 dan kembali di lanjutkan pada tahun 2012, namun ditutup kembali lantaran eksperimen tersebut ilegal. Katherina menatap Langit tak percaya, dalam matanya seolah tersirat agar pria itu menjelaskan tentang hal ini.

White room projects, atau bisa disebut sebagai kamar putih. Ruangan ini biasa digunakan sebagai hukuman untuk narapidana yang melakukan sebuah kejahatan. Ruangan putih terbilang sebagai hukuman paling sadis. Ruangan putih adalah; metode penyiksaan psikologis dengan memisahkan sensori korbannya. Eksperimen ini dilakukan untuk menguji coba sebagaimana; sebuah warna dapat menyiksa seseorang. Eksperimen tersebut dilakukan bertujuan agar para murid di silhouette high school tidak melanggar peraturan. Karena hal itulah mengapa eksperimen ini ilegal.

"aku akan kembali melanjutkan eksperimen itu, dan aku sudah menemukan target yang pas untuk menjadi kelinci percobaan. Pria tua itu tidak ada, jadi tidak akan bisa menghalangiku, dan kau! Aku harap kau akan membantuku Katherina" Katherina melotot tak percaya, pria ini benar-benar gila! Tapi dirinya pun tak bisa menolak.

"aku dengar anak bernama Abercio meminta izin padamu agar bisa keluar dari sekolah untuk menjenguk ayahnya, benar begitu?"

"iya benar, kau tau darimana?" ujar Katherina dengan penuh selidik. Apa lagi yang hendak dia rencanakan?

Pria itu terkekeh dengan pertanyaan konyol Katherina, sudah berapa lama dia bekerja disini tapi masih lupa dengan hal kecil.

"apa kau lupa bahwa di setiap sudut sekolah bahkan ruangan mu terdapat CCTV, yang terhubung dengan perangkat komputer milikku, dengan begitu aku tau apa saja yang terjadi dengan sekolah ini"

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang