bab 23

8 3 0
                                    

Happy reading 💐

Keesokan harinya sepulang sekolah Abe menemui Kirei untuk membahas persoalan penyelidikan mengenai pelaku tindakan tak bermoral.

Dan disinilah Abe sekarang, tepat di depan pintu kamar asrama Kirei. Dia mulai mengetuk pintu, tak menunggu lama pintu terbuka. Awalnya Abe bingung karena dia tidak melihat siapapun di depannya, bagaimana bisa pintu ini terbuka sendiri? Hingga dia mendengar suara deheman dari bawah. Abe menunduk, terlihat seorang gadis berbadan mungil tengah mendongak menatapnya.

Ohh astaga, bagaimana dirinya bisa tidak kepikiran soal ini. Abe baru ingat kalau Kirei uhmm mungil. Dia memalingkan wajahnya menahan tawa sekaligus canggung. Abe takut jika Kirei merasa tersinggung dengan sikapnya yang aneh.

"Silahkan masuk"

"O..oh I..iya" Abe menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia mengikuti kemana gadis mungil itu membawanya.
Kirei mempersilahkan Abe untuk duduk di sofa ruang tamu. Kirei menjamu Abe dengan setoples keripik kentang dan segelas jus jeruk.

"Kemarin Kara nemuin camera chip di kolam renang" ujar Abe sembari menyerahkan dua kantong berisi barang bukti. Dia menunjukkan camera chip yang ditemukan oleh Kara pada Kirei.

Kirei mengambil camera chip itu dari tangan Abe. Diperhatikannya camera chip itu dengan seksama. Merek dan bentuknya sama seperti camera yang mereka temukan waktu itu.

"Gimana bisa Kara nemu ini di kolam renang?"

"Katanya dia gak sengaja nginjek camera itu pas waktu Akari gak sengaja nabrak petugas kebersihan karena buru-buru buat ngelaksanain nilai tugas praktek gaya renang"

"Kita harus secepatnya lapor ke wakil kepala sekolah. Sebelum itu kita harus bicara sama ketua osis"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Kirei langsung narik tangan Abe buat ke ruangan osis. Abe membawa dua kantong berisi barang bukti ditangannya.

Kirei terus menarik Abe, dia yakin Danish masih ada di ruangan osis, Kirei tau benar gimana padatnya aktivitas ketua osis.

Kirei membuka pintu ruangan osis, dan benar saja cowok itu ada di sana tengah berkutat dengan berkas-berkas data para murid.

Mendengar suara pintu terbuka Danish mengalihkan fokusnya dari kesibukan dan menatap ke arah seseorang yang membuka pintu.

"Tumben Rei ke ruang osis, biasanya lo paling males kalo kesini di jam sepulang sekolah" Kirei hanya berdehem mendengar perkataan Danish. Pandangan Danish kini beralih ke arah cowok berbadan tinggi, siapa lagi kalau bukan Abe.

"Abercio anak pindahan itu bukan?" Abe hanya mengangguk sebagai jawaban. Langsung saja Abe meletakkan dua kantong kain berwarna merah di meja kerja Danish.

Danish menautkan kedua alisnya bingung, apa ini? Dia menatap Kirei berharap agar gadis mungil itu menjelaskan sesuatu.

"Buka aja kantong nya"

Danish membuka kantong kain berwarna merah tersebut, dia semakin bingung karena ada banyak camera cctv dan camera chip yang sudah rusak di kantong itu.

"Maksudnya ini apa? Bisa kalian jelaskan ada apa dengan semua camera-camera ini?"

Wajar saja Danish tak tau menahu mengenai hal ini, karena teman sekamarnya semuanya cowok.

"Ini adalah barang bukti yang kita temuin di setiap kamar tidur para siswi di silhouette high school"

"Maksudnya? Barang bukti apaan gue gak ngerti"

"Sebelum itu temen sekamar cewek gue, dia tiba-tiba aja ketakutan sampe sesak nafas karena serangan panik. Setelah dia cerita semuanya, dia bilang kalo dia ngerasa gak aman kayak ada yang ngawasin pas ada di kamarnya, dan itu juga terjadi sama Kirei dan temen sekamarnya yang semuanya berjenis kelamin perempuan"

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang