bab 02

42 12 0
                                    

Happy reading 💐

"ARGKHHHH KYAAKKK ABEEE LO PASTI BISA"

"KALAHIN ABE DION"

"ABEEE ABEE ABE ABE"

"DIONNN LO BISAA"

Sorak sorai dari para dua kubu penggemar dan penonton menggelegar menyemangati kedua orang yang akan bertanding. Dari kubu Abe rata-rata penggemarnya adalah cewek-cewek, dengan penuh semangat mereka meneriaki nama Abe. Sementara di kubu Dion juga sama namun tak sebanyak penggemar di kubu Abe. Dion tak peduli dia hanya ingin mengalahkan cowok sok di sebelahnya ini.

Di depan terpampang jalanan kosong nan sepi oleh pengendara dan transportasi umum. Di tengah berdiri perempuan cantik membawa bendera di genggaman tangannya dengan pakaian ketat dan sedikit terbuka memperlihatkan belahan dadanya. Perempuan cantik itu mulai menghitung mundur.

"ARE YOU READY GUYS" Abe dan Dion saling pandang dengan tatapan mata nyalang. Suara derum motor saling saut menyaut antara Abe dan Dion mempersiapkan diri tak ingin mengalah. Mereka berdua menatap bendera yang masih berkibar lurus menunggu aba-aba.

"MULAI HITUNGAN MUNDUR 3... 2.... 1" dengan kecepatan tinggi mereka mengendarai motor membelah jalanan sepi. Kedua remaja itu sama sekali tidak ada yang mengalah mereka terus menancap gas mempercepat laju motor.
Kini Dion yang mengedepani Abe dengan senyum miring Dion semakin mempercepat laju motornya. Abe yang melihat itu tidak tinggal diam Abe menancap gas. Kini Abe bersejajar dengan Dion.

"Lo gak akan bisa ngalahin gue, nyerah aja deh cil" ucap Abe pada Dion. Dion menggeram kesal, dia semakin cepat meninggalkan Abe di belakang. Suasana jalanan begitu sepi dan lenggang yang terdengar bising hanya suara deru motor mereka. Dengan kecepatan tinggi Abe menyalip Dion dan beralih menjadi dirinya yang membelakangi Dion. Tanpa mereka sadari di depan sana tepatnya di persimpangan jalan terdapat polisi yang tengah berpatroli.

"FUCK" umpat Abe menyadari bahwa ada polisi di depannya, dia tidak sempat mengerem motor untuk berputar balik. Dibelakang nya Dion sudah menyadari dan langsung memutar balik.
"Sialan" Abe semakin menjadi mengumpat tak ada pilihan lain dia akan melewati polisi itu. Dia mengambil resiko kejar-kejaran dengan polisi.

"Dari arah jam tiga pak, seorang pengendara motor melaju dengan kecepatan di atas rata-rata" polisi yang semula berpatroli langsung memasuki mobil. Suara sirine mobil polisi meraung-raung membelah jalanan sepi. Aksi kejar-kejaran kini terjadi antara polisi dengan anak remaja berusia 16 tahun. Polisi tersebut sama sekali tidak menyerah mengejar Abe. Mereka mengacungi jempol keahlian Abe, namun mereka juga tidak kehilangan akal, polisi itu berbelok melewati jalan pintas hingga sampailah mereka tepat sebelum Abe muncul. Dari kejauhan Abe melihat mobil polisi yang sudah menghadang jalannya. Dia terkepung, Abe mengerem motor mendadak menimbulkan suara deritan ataran ban motor dengan aspal. Motor Abe berhenti tepat di depan mobil polisi.

Ketiga polisi itupun keluar dari mobil menghampiri Abe. Dengan wajah santai Abe melepas helm lalu turun dari atas motor.

"Heii nak kau sudah tau apa kesalahanmu ?"

"Saya tau pak, saya sudah melanggar lalu lintas dengan mengendarai motor menggunakan kecepatan di atas rata-rata" jawab Abe santai. Salah satu polisi yang paling tua berjalan mendekat kearah Abe.
"Apa kau sedang melakukan balap liar, sebelum dirimu aku melihat remaja lain yang melakukan hal yang sama seperti mu"

"Iya" ucap Abe membenarkan, toh kan memang benar dia sedang tanding balap liar. Ketiga polisi itupun langsung menyeret Abe ke dalam mobil untuk membawanya ke kantor polisi beserta motornya.

"Kalo kamu ingin bebas hubungi orang tuamu untuk datang ke kantor polisi menanggung biaya denda kenakalan mu ini" Abe hanya mengangguk tak ada niatan membuka suara.

........

"APAA anak saya melakukan balap liar" mendengar ucapan polisi di depannya ini, wanita itu langsung menoleh kearah Abe dengan mata melotot meminta jawaban dari mulut putranya. Iya dia adalah ibunya Abe.
"Yang di bilang pak polisi itu benar ma, santai aja sih ga perlu melotot gitu ntar mata mama copot, Abe ngeri liatnya" ucap Abe menjengkelkan seakan perbuatannya ini termasuk hal sepele. Melani tak habis pikir dengan anaknya ini, selama ini Abe terlihat baik di depannya dan suaminya bagaimana bisa sekarang malam-malam Melani dapat panggilan dari kantor polisi bahwa anaknya sudah melakukan pelanggaran lalu lintas sekaligus melakukan balap liar.

"SANTAI HAH kamu sampai masuk ke kantor polisi malah nyuruh mama SANTAI?" Abe hanya diam sembari menatap wajah Melani dengan polos tanpa dosa. Melani mengusap wajahnya kasar.

"Jujur sama mama Abe, kamu selama di sekolah ngapain aja, selama mama sama papa gak mengawasi kamu" Abe menatap kesal kearah Melani, dia marah, dia kesal pada kedua orang tuanya yang selalu sibuk memikirkan pekerjaan masing-masing tanpa mempedulikan Abe.

"Bolos sekolah, melanggar aturan sekolah gak pakek atribut lengkap, jailin guru, tawuran, balap liar" jawab Abe jujur. Mendengar itu Melani hendak menampar Abe namun tangannya hanya melayang di udara saja.

"Kenapa ma berhenti, kok ga di tampar ?"

"Sudahlah ayo sekarang kita pulang, papamu sudah menunggu dia pasti marah besar sama kamu Abe".
Melani menarik tangan anaknya keluar menuju parkiran. Ini diluar dugaan Melani dia tidak pernah membayangkan bahwa anaknya seliar ini tanpa pengawasan orang tua. Mungkin ini juga karena salahnya yang tidak bisa membagi waktu terlalu sibuk dengan dunianya sendiri hingga lupa bahwa anaknya juga butuh quality time dengannya layaknya keluarga biasa, memberi kasih sayang penuh.

Tak terasa mereka sudah sampai rumah mewah minimalis. Di depan pintu sudah terlihat pria paruh baya tengah berdiri dengan tangan disilangkan ke dada. Tak perlu menanyakan Abe biang kerok ini selalu bisa mengontrol ekspresi wajahnya meski dalam dirinya sedang takut setengah mati ditatap tajam nan dingin oleh papanya.

"Masuk kamu" kata Aryo dingin. Melani merasakan hawa yang mencekam dari suaminya. Tanpa ba-bi-bu lagi Abe menurut.

"Duduk" Aryo menyuruh Abe duduk dan langsung dituruti oleh Abe tanpa bantahan.

"Abercio ketua geng epiphany sosok sang the king yang tidak bisa dikalahkan dalam arena balap liar. Kamu pikir papa tidak tau apa saja yang kamu lakuin di luar sana" Abe mulai berani menatap Aryo. Bagaimana bisa Aryo tau jika dia adalah ketua geng motor yang terkenal sangat mengganggu kenyamanan warga, darimana Aryo tau julukan Abe.

"Papa selalu mengawasi kamu Abe, banyak mata-mata yang papa kerahkan untuk memberitahukan informasi dan kegiatan apa saja yang kamu lakukan, termasuk untuk melindungi kamu. Papa juga tau bagaimana ulah kamu disekolah si biang kerok yang suka membolos" mendengar penuturan Aryo, Abe hanya bisa memalingkan wajah. Aryo sudah membuat keputusan dia akan mengirim Abe ke sekolah asrama. Sungguh Aryo akui anaknya ini benar-benar tiruan dirinya. Tapi jika di pikir-pikir dulu dia tidak sebandel Abe.

"Papa sudah memutuskan besok kamu papa kirim ke sekolah asrama, papa sudah mengurus semua berkas pindahan kamu" Abe melotot tak percaya, dia bangkit dari duduknya.

"Kok pindah ke sekolah asrama sih pa ? Gak Abe gak mau gimana dengan epiphany" ujarnya kesal yang sama sekali tak digubris oleh papanya.

"Papa tidak peduli, keputusan papa sudah bulat besok papa sama Mama akan antar kamu ke sekolah asrama. Tidak ada bantahan Abercio Danurendra" Abe tak bisa berkutik apapun ini sudah keputusan bulat sang romo. Dengan kesal Abe berjalan kearah kamarnya tanpa melihat kearah kedua orang tuanya.

Hari ini adalah hari terapes yang dirasakan Abe. Meninggalkan arena balap sudah pasti dia akan dianggap kalah lalu ini papanya malah mengirim dirinya ke sekolah asrama yang bahkan dia saja tidak tau dimana letaknya.
Selain itu sudah pasti di sana dia akan memulai lagi untuk beradaptasi dengan sekolah, mencoba terlihat ramah agar mendapatkan teman sungguh dirinya terlalu malas untuk memulai siklus pertemanan.

"Argkhhh sialann"

TBC

Gimana yaa kelanjutan Abe apa dia bisa beradaptasi dengan lingkungan baru ?
Fyi Abe ini orang yang sulit bersosialisasi ya teman-teman karena selain malas, dia juga merasa cemas dan gelisah ketika berhadapan dengan orang baru.

Jangan lupa vote + komen ya
Sampai jumpa kembali di bab berikutnya, terimakasih :)

Silhouette (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang