"Hai, Istri. Apa yang sedang kau lakukan?"
Lea tak peduli. Dia tetap menghitung uang yang ada dalam amplop coklat di atas ranjangnya. Satu hal yang membuatnya bersemangat. Semua wanita di dunia juga sepertinya. Apalagi setiap mencium lembaran baru kertas bernilai itu.
Jeff yang tadinya hanya iseng bertanya karena dilihatnya kamar Lea terbuka pun masuk. Lea dengan wajahnya yang serius menghitung satu per satu lembaran dolar yang tadi pagi diberikan. Membuat Jeff terkekeh dan terus memerhatikannya.
"Kau tahu, wanita sangat suka sekali uang. Apalagi jika banyak seperti ini. Salah satu daya tarik pria adalah isi dompetnya. "
Jeff mengangguk mengerti. "Bagaimana dengan seks? "
"Bagiku itu hal ke 1001. Selama ada uang aku bahagia."
"Sangat realistis. Aku suka wanita sepertimu. "
"Terima kasih, Suami. Sebaiknya kau pergi bekerja saja dan menghasilkan banyak uang lagi untukku. Senang berumah tangga denganmu. "
Kali ini Jeff tertawa dan memilih merebahkan dirinya di ranjang yang di tempati Lea. Dia menanggalkan sisi sangarnya kemarin dan berubah menjadi pria yang yang menurut Lea banyak. cerita.
"Bagaimana ibu dan adikmu?"
Lea segera merapikan semua uangnya dan memasukkannya lagi dalam amplop.
"Jika yang kau tanya keberadaan, mereka sudah pulang tadi siang."
"Itu artinya hanya tinggal kau di sini. Apa rencanamu dalam satu tahun ke depan sebagai istri?" tanya Jeff penasaran. Pasalnya pasti bosan terus di rumah kayu itu bersamanya tanpa kegiatan.
"Entahlah. Mungkin mencari pria koboi tampan? Kalau perlu aku akan membuat agenda kegiatan nanti."
Jeff menunjuk dirinya.
"Kau bukan koboi, tapi playboy."
Lagi - lagi Jeff tertawa. Ucapan sarkas Lea humor baginya. Apalagi wanita itu sudah banyak berinteraksi dengannya. Ternyata Lea adalah tipe wanita yang benar- benar cuek dan tak suka mencampuri urusan oranh lain. Cocok dengannya
"Bagaimana dengan bulan madu? Kau ingin melakukannya? Kita harus melakukannya atas dasar saran Paman Harvey."
Mata Lea menyipit. "Jangan bilang ini hanya akal - akalanmu saja? Ingay hitam di atas. Puih"
"Oh, ayolah, Istri. Perkataan Paman Harvey ada benarnya. Kau mau citraku buruk di dengar keluargamu karena tidak mengajakmu berbulan madu?"
Tentu saja. Apalagi adiknya. Pasti akan semakin curiga.
"Kau ada rencana ke mana?"
Jeff langsung bangkit semangat dan duduk di tepi ranjang.
"Aku berencana ke rumah pantai milikku. Di sana jauh dan tak ada yang mengenal kita. Kau bisa bebas bercinta dengan siapa saja, begitu juga aku. Bagaimana? "
Sungguh pilihan yang menyenangkan. Apalagi saat melihat dada penuh bulu Jeff yang menggoda. Lea pikir bercinta semalam dengan orang asing di sana pasti tidak buruk. Bukan Jeff! Maksud Lea pria berdada bulu lainnya. Lagi pula sudah lama dia tak bersenang- senang menghabiskan waktu, tetapi ... apakah aman hanya berdua saja ke tempat yang lebih jauh?
"Akan kupikirkan dulu. Nanti kuberi tahu padamu. "
Jeff mendengkus dan kembali merebahkan tubuhnya ke ranjang. "Kau terlalu banyak berpikir, Winter. Sifatmu yang satu itu sangat menyebalkan."
"Terima kasih. Sudah tugasku membuatmu sakit kepala. "
Wajah tanpa dosa Lea, terkadang memang menyebalkan menurut Jeff. Wanita itu tidak tahu cara bersenang- senang. Namun, justru itu membuatnya semakin penasaran dengan sosok Lea yang sedari awal sepertinya tidak tertarik padanya. Padahal banyak wanita yang mengantri untuk tidur dengannya.
"Ada apa? Ada yang aneh dengan wajahku?"
"Wajahmu memang selalu aneh, Winter. Hanya saja aku penasaran denganmu."
Lea menaikkan alisnya sebelah. "Kau tertarik padaku?"
Jeff menggeleng.
"Lalu?" tanya Lea mulai curiga.
"Hey, Ginger. Apa kau pecinta sesama jenis? "
***
Ternyata rumah pantai yang dikatakan Jeff sangat bagus. Berhubung ini akhir musim panas, akan ada festival kembang api di sepanjang pinggir pantai nanti. Ya, di belakang rumah itu tepat bibir pantai yang indah. Sudah lama rasanya tidak bermain air sembari berjemur hingga tertidur seharian. Lea bahkan sudah menyiapkan tabir surya yang banyak.
"Hey, mau kubantu?"
Jeff yang melihat Lea kesusahan mengolesi krim ke punggungnya niat menolong.
"Oh, kau sudah bangun? Kalau begitu, ayo, bantu aku." Lea memberi botol tabir surya pada Jeff. "Menyeluruh, " tambahnya lagi seraya menyibak rambutnya yang panjang ke depan.
Jeff awalnya biasa saja saat mengolesi punggung Lea. Namun, semakin lama gerakannya melamban. Hal tersebut membuat Lea protes dan berbalik untuk menegurnya.
"Kau tidak membantu sama sekali, kau tahu?"
Barulah pria itu sadar apa yang dilakukannya. Jeff kembali mengolesinya punggung dengan banyak bercak coklat itu lagi hingga menyeluruh. Jika diperhatikan, bikini hitam yang dipakai Lea sangat kontras dengan kulit pucat wanita itu. Entah kenapa terlihat sangat seksi di mata Jeff.
"Sudah. Apa kau tidak berenang? " Jeff mengembalikan botol krim itu pada Lea.
"Tidak. Nanti saja. Aku ingin berjemur dulu. "
"Baiklah. Sepertinya ombak sedang bagus. Aku akan berselancar. "
Lantas Jeff membuka kaos bajunya serta celana pendek selututnya, lalu melemparkannya ke arah Lea. Tinggalah dalaman hitam karetnya yang ketat.
Lea kesal. Dia kemudian membuang pakaian Jeff ke sembarang arah. Namun, tak bisa dipungkiri, tubuh atletis dengan bokong indah itu hampir membuat liurnya menetes. Apalagi saat pria itu membawa papan selancarnya dengan menampakkan bisepnya yang kekar.
"Oh, Tuhan. Panas sekali hari ini. Aku butuh yang dingin. "
Hanya ada soda kaleng di sampingnya. Lea langsung meneguknya cepat. Sialnya, Jeff di ujung sana melambaikan tangan padanya dan melemparkan ciuman dari jauh. Gara - gara itu Lea tersedak dan hidungnya terasa perih.
"Kau baik - baik saja?"
Lea mendongak ketika mendengar seseorang menanyakan keadaannya. Rupanya seorang pria berkulit sawo matang dengan wajah latinnya yang kentara. Seketika Lea terpana dibuatnya.
Pria eksotis adalah tipe pria idamannya selama ini. Apa lagi wajahnya lumayan tampan. Apakah dia sebaiknya mengajak yang satu ini untuk berkenalan?
"Ya. Hanya tersedak sedikit. "
Jujur saja, senyuman dengan sederet gigi putih itu membuat Lea berdebar. Kesan pertama pria asing kali ini berbeda dengan pria asing yang telah menjadi suaminya. Dia jadi ingat wajah Jeff yang seram dengan senjata apinya.
Sial! Mengapa wajah menyebalkan itu lagi yang terlintas? Pikir Lea di dalam hati.
"Baguslah, tetapi wajahmu memerah sekali. Kukira itu sangat menyakitkan. "
Ya. Memang menyakitkan, tetapi ini karena panas di pipinya. Mungkin karena pria seksi di depannya sekarang.
"Mungkin karena... hawanya. Ya, hawa panas. " Lea harap alasannya masuk akal. Dia mengibaskan tangannya ke wajah.
"Ya, kau benar. Bagaimana jika ku traktir minuman dingin?Ada cafe tak jauh dari sini. Mau ikut denganku? "
Sekilas Lea melihat ke arah tempat Jeff. Pria itu sepertinya masih asik dengan papan selancarnya dan para wanita. Tidak ada salahnya dia pergi sebentar, bukan?
"Baiklah. Sepertinya ide bagus. Aku ikut."
°°°°°
Silakan
Follow
Vote
CommentIg:annmemories12
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found A Stranger In My House
RomanceLea Winter dikejutkan dengan seorang pria asing di rumahnya. Kedatangannya tak lain untuk memaksan Lea agar menikah dengannya. Itu karena isi surat wasiat dari sang ayah yang telah meninggal dunia. *** Lea Winter tak percaya jika dirinya diculik ol...