"Selamat pagi, Adik ipar. Apa tidurmu nyenyak?"
Livy benci dengan Jeff yang sok akrab. Jangan hanya karena kakaknya sudah memaafkan pria itu, maka Livy akan melembutkan hati. Tidak akan pernah.
"Jangan menyapaku, Orang asing. Aku hampir tidak suka padamu jika kau lupa."
Jeff tertawa. Dia mengambil tempat di seberang Livy yang menyantap sarapannya di meja makan, mengambil sepotong roti panggang yang telah tersedia dan segelas kopinya.
"Kau akan menyukaiku dalam waktu dekat ini, Adik ipar. Bagaimana jika aku menyogokmu?" Jeff mengunyah rotinya lahap sambil melirik Livy. Sedangkan Lea yang sedang menggoreng telur dan sosis hanya bisa memutar matanya. Apalagi yang akan dilakukan pria Morrisson itu?
"Wah, ide bagus. Bagaimana dengan sebuah mobil untukku dan ibu?" Livy mencoba mengetes Jeff.
"Hanya itu?"
"Ya, hanya itu. Yang baru jika perlu. Mobil ibu mertuamu sudah tua dan sering rusak. Itupun jika kau peduli dengan kami. "
"Oke."
"Tidak!" sahut Lea, "Livy, tolong jangan bertingkah. Dan Jeff, jangan menuruti kehendak adikku. Kalian waras?"
Livy hanya cuek sambil melanjutkan makannya santai. "Dia menantangku. Aku menantangnya balik. "
"Oh, aku suka tantangan, " sahut Jeff bersemangat, tetapi terlihat bodoh di mata Lea.
"Kau diam!" Lea menunjuk Jeff dan menatapnya tajam. "Jangan memberinya apapun. Mengerti?" Lea tak mau keluarganya dipandang hanya memanfaatkan keluarga Morrisson saja.
Sepertinya Jeff tahu jika istrinya itu tak ingin keluarga mereka terlalu bergantung padanya apalagi dipandang rendah. Tak pernah sekalipun ia lihat baik Lea, Livy atau ibu mereka mencoba mengurasnya ataupun keluarga Morrisson. Tipe keluarga yang tahu diri dan belas kasih. Mereka tidak tamak seperti kebanyakan orang sekarang.
Namun, bukan Jeff namanya jika tak melewati batas. Dia tetap membelikan mobil baru untuk keluarga istrinya yang sore itu juga tiba di pelataran halaman rumah mereka. Livy saja sampai tak bisa berkata- kata. Sebuah SUV putih mewah telah terparkir dengan gagahnya.
"Kau gila? Telingamu tuli? Apa yang kuucapkan tadi pagi, Jeff?!" Lea memukul Jeff tiada henti begitu tahu mobil itu adalah pesanan Jeff untuk menyogok Livy.
"Sayang, apa kau tak suka warnanya? Atau jumlahnya kurang satu lagi? Apa perlu aku memesan jenis yang lain? Aw, Lea. Jangan kejam begitu. " Jeff merunduk di dekat sofa karena serangan istrinya yang ganas. Sedangkan Livy jadi kasihan melihat Jeff diperlakukan seperti itu. Kakaknya yang pendiam sudah berubah menjadi monster sekarang.
"Lea, suamimu bisa mati. Kau ingin jadi janda dan bayimu lahir tanpa ayah?" tegur Livy, kemudian berlalu meninggalkan mereka.
Lea dan Jeff hanya bisa terdiam dan berpandangan. Livy membela Jeff untuk pertama kali.
"Lihat. Dia mulai menyukaiku sepertinya," ucap Jeff menyeringai.
"Tetap saja. Kembalikan mobil itu!" Lea tetap pada pendiriannya.
"Ayolah, Ginger. Kau tak kasihan pada ibu dan adikmu yang selalu ke sini dengan bus? Mobil ibumu sudah terlalu tua, kau tahu?"
Lea tahu itu, tapi tetap saja rasanya aneh menerima pemberian mewah tersebut. Sudah mendapatkan jatah belanja perbulannya saja dari Jeff ia sudah bersyukur. Ini mobil?
"Tidak, Jeff. Jangan berlebihan. Aku tak mau orang- orang memandang kami memorotimu. "
"Siapa yang peduli. Lagipula untuk apa punya banyak uamg tapi tidak dihabiskan? Apalagi untuk keluarga sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found A Stranger In My House
RomanceLea Winter dikejutkan dengan seorang pria asing di rumahnya. Kedatangannya tak lain untuk memaksan Lea agar menikah dengannya. Itu karena isi surat wasiat dari sang ayah yang telah meninggal dunia. *** Lea Winter tak percaya jika dirinya diculik ol...