Bab 32: Taruhan Bodoh dan Kejadian Tak Terduga

81 10 0
                                    

"Hei, Jeff, apa kau merasa bobot tubuhku naik secara signifikan? Apa semua wanita hamil mengalami hal yang sama sepertiku? Ini aneh sekali. "

Lea terus memerhatikan tubuhnya terutama perutnyan di depan cermin besar dalam kamar.

Jeff yang sedang membaca tentang ibu kehamilan  mengintip dari balik bukunya. "Sepertinya begitu. Buku ini mengatakan jika wanita hamil akan bertambah berat badannya bahkan sampai 20 kg lebih. "

"Kau serius?" Lea naik ke atas kasur dan bergabung bersama Jeff untuk membaca. Buku itu mereka dapat dari bibi Grace. "Tidak mungkin. Aku akan seperti babi guling nanti. "

"Itu lebih baik dari pada seperti zombie, kau tahu."

"Tidak. Aku tak mau terlihat lebih tua sepuluh tahun. "

"Maksudmu gendut dapat mengubah bagian wajahmu? Omong kosong macam apa itu."

"Itu benar adanya, Jeff. Kebanyakan orang merasa seperti itu."

"Tidak benar. Kau tetap cantik. Mereka saja yang bodoh  merasa dirinya tak sempurna dan berharga. Kecantikan tidak hanya dilihat dari fisik, tapi juga dari hati."

Lea terbungkam. Dia melihat wajah Jeff dengan seksama.

"Hei, ini baru kali pertama kau mengatakan aku cantik. Coba ulang sekali lagi. "

"Tidak ada siaran ulang, kecuali ada biaya tambahan untuk itu. "

Seperti biasanya. Jeff selalu menyebalkan. Lea tak mengerti mengapa bisa- bisanya ia jatuh cinta dengan lelaki menyebalkan seperti itu.

"Kau tahu? Aku ingin menendang bokongmu sekarang dari sini. Keluar kau, Jeff! Aku ingin tidur berdua  dengan Lily ku. " Lea mengusirnya dengan mendorong Jeff agar turun dari kasur.

Bukan Jeff namanya jika mudah dikalahkan. Dia tetap tak bergeming. Masih ingin di sana berlama - lama.

"Jangan panggil di Lily lagi, Ginger. Anakku laki- laki bukan seorang Lady."

"Dari mana kau tahu? Aku yang mengandungnya, " ujar Lea yakin. "Dia perempuan!"

Jeff lalu menutup bukunya dan menatap Lea lekat.

"Ingin bertaruh denganku?"

Hal bodoh apalagi yang akan direncanakan pria gila ini? pikir Lea. Ada saja hal aneh  yang mereka lakukan selama ini. Lea menyipitkan matanya was- was.

"Terakhir kita membuat kesepakatan, baik kau dan aku, kita tidak ada yang profesional soal mematuhi aturan." Yang Lea maksud janji pra nikah mereka. Tak ada yang benar- benar patuh akan aturan. Semua mereka langgar. Perjanjian itu kini tak berlaku lagi.

"Katakan saja kau takut, Ginger, " Jeff menyepelekannya. "Kau takut kalah dariku."

"Hohoho ...! Sejak kapan aku takut padamu, Tuan Stranger? Baiklah, mari kita bertaruh. "

Jeff menyeringai. Gampang sekali memengaruhi Lea. Wanita itu tak suka egonya tersakiti.

"Oke. Aku menebak anak kita laki- laki dan kau perempuan. Pemenangnya boleh melakukan atau meminta apa saba pada lawan yang kalah. Bagaimana?"

"Tidak spesifik. Bagaimana jika yang menang boleh meminta 3 hal apa saja pada yang kalah?"

"Sama saja, Ginger. Tapi aku sepakat. Setuju?" Jeff mengulurkan tangannya.

"Setuju, " balas Lea mantap. "Jangan menangis setelah ini jika bayimu perempuan, Papa Jeff."

"Tidak akan, Mama Lea. Aku yakin si kecil kita jagoan seperti papanya. "

Mereka memang belum lagi memeriksakan kandungan Lea yang berjalan akhir trimester satu. Namun, keadaan perut Lea yang sudah membesar, membuat wanita itu yakin jika itu adalah bayi perempuannya yang cantik. Lea sangat mengharapkannya.

"Baiklah, apa kita akan memeriksa kandunganku sekarang? Sepertinya sudah bisa melihat jenis kelaminnya."

"kita ke kota sekarang. Aku akan bersiap- siap. Tak sabar melihatmu kalah dalam hitungan detik, Ginger. "

"Kau dan mimpimu!"

***






I Found A Stranger In My HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang