Klik bintang
Comment
FollowThank you.
°°°°°
Lea baru saja membeli keperluan rumah tangga serta kebutuhan pokok di toserba dan sekarang kembali berkendara dengan mobilnya, sebelum akhirnya dia di hambat ketika memasuki persimpangan ke arah rumah. Lea jelas ingat siapa pemilik truk oranye merek Chevrolet itu. Sean River.
"Lea, bisa kita bicara sebentar?" Sean turun tepat ke samping pintu Lea mengemudikan mobil.
Awalnya Lea ragu, tetapi dia perlu bertanya soal kejadian tadi malam. Apakah Jeff bertikai dengannya?
"Baiklah."
Setelah itu Sean mengendarai truknya dan Lea menurut di belakang, tetapi arahnya berlawanan dari arah jalan pulang. Ke mana pria itu akan membawanya?
Rupanya agak jauh. Mereka sampai di sebuah danau di dalam hutan. Lea tak tahu ada tempat seindah ini sebelumnya. Terlebih ini waktu musim gugur. Tempat itu semakin tampak bagus.
"Kau suka pemandangan di sini?" Sean bertanya begitu melihat Lea sudah turun dan berjalan ke arah danau.
"Ya. Aku tidak tahu ada tempat sebagus ini di sini, atau aku yang jarang keluar? Kau pandai mencari tempat."
Sean tersenyum, lalu memerhatikan kembali wajah Lea yang terus mengembangkan senyum. Wajah dengan banyak bintik coklat itu terlihat manis natural. Terlebih bulu mata Lea yang lentik membuat matanya semakin indah, tetapi yang lebih menarik atensinya adalah ... bibir merah muda plum itu.
"Sean, apa yang ingin kau bi— mmpphh .... "
Lea tak sempat mengelak. Bibirnya sudah dibungkam oleh bibir Sean. Pria itu bahkan langsung memagutnya penuh nafsu. Berontak pun tak bisa. Pergerakan Lea terkunci. Sialnya, semakin lama pagutan itu menghanyutkannya. Lea berhenti melawan dan ikut dalam petarungan lidah itu.
Tanpa kata. Keduanya bergerak semakin melucuti kain satu sama lain. Hingga hanya menggunakan pakaian dalam, mereka justru semakin menggila dengan masuk ke dalam danau dan kembali berciuman di atas permukaan air.
"Oh, Sean," desah Lea saat pria lidah pria itu menyapu lehernya.
"Ya, terus sebut namaku, Lea. Buat aku gila," bisik Sean di telinga Lea.
Keduanya bak terbakar nyala api gairah, terus saling membalas sentuhan dan merangsang satu sama lain. Tak peduli jika dingin air dapat membekukan.
"Ah!" pekik Lea saat dirinya diangkat dan sesuatu memasuki dirinya. Kepalanya menggeleng dan matanya memejam. Mencoba membiasakan tubuhnya dengan milik Sean.
"Lea? Hei, kau mendengarku?"
Sayangnya, itu semua hanya imajinasi liar Lea saja. Dia tersadar begitu suara Sean memannggilnya. Sial!
"Halo, Lea? Kau baik- baik saja? "
"Oh, ya. A- aku baik- baik saja, " jawab Lea sedikit tergagap. Tak bisa dibayangkan semerah apa wajah Lea kini. Pipinya serasa memanas.
"Apa kau demam? Wajahmu memerah."
Lea hanya bisa mengangguk kaku sembari memegang lehernya. Dia tak ada alasan lain untuk reaksi abnormal itu. Bisa- bisanya dia berpikir kotor dengan Sean. Di alam terbuka ini pula.
"Kalau begitu aku minta maaf telah mengajakmu kemari. Sebaiknya lain kali saja kita bicara. "
"Tidak, " sanggah Lea, "aku tidak masalah jika hanya bicara sebentar. Kita juga sudah tiba di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found A Stranger In My House
RomanceLea Winter dikejutkan dengan seorang pria asing di rumahnya. Kedatangannya tak lain untuk memaksan Lea agar menikah dengannya. Itu karena isi surat wasiat dari sang ayah yang telah meninggal dunia. *** Lea Winter tak percaya jika dirinya diculik ol...