Bab 6 : Hari Yang Panas

606 55 7
                                    

Oh, Tidak!

Tidak lagi!

Jeff terkadang tidak tahu tempat untuk menyalurkan hasrat primitifnya itu di mana. Sesuka hatinya saja. Di tempat umum ataupun terbuka, di dalam kendaraan, halaman belakang atau depan, dia mampu melakukannya tanpa rasa malu. Terlebih sekarang masih di pagi hari.

"Jeff! Kau merusak minggu pagiku!"

Lea yang baru saja turun dari kamarnya di lantai atas berteriak pada pria itu saat tak sengaja melihatnya melalui kaca. Matanya ternodai akibat aktifitas kotor pria itu bersama wanita yang Lea yakini hanya teman bercinta sesaatnya saja.

Namun, pria koboi itu justru tertawa. Dia menyugar rambutnya dan kemudian berdiri serta memasang celananya.

Sekilas Lea melihatnya. Bokong itu seolah memanggil untuk ditampar kuat. Setelah itu Lea pergi berlari tak mau tahu. Jeff berbicara pada seorang wanita berkulit hitam di luar sana dengan gayanya yang sok maskulin.

"Sialan, sudah berapa wanita sejak beberapa hari kemarin?" Lea bergumam sendiri. "Dasar tukang bercocok tanam!"

Tak lama Jeff datang menyusul. Lea rupanya berada di dapur. Wanita dengan tanktop putih dan rok jeans pendek itu sedang menungging di depan kulkas mencari sesuatu. Jelas saja Jeff bisa melihat isi dalamannya yang berwarna merah muda. Dia bersiul sambil melewati.

Lea melihat ke arah Jeff dan memutar bola matanya kesal. "Dasar kuda liar!"

Ini waktu yang Jeff suka. Menggoda dan membuat Lea mengumpat.

"Kalau begitu kau ingin menjadi penunggangnya? Aku siap."

"Dalam mimpimu!"

Lea menutup kuat pintu kulkas itu dan berjalan melewati Jeff yang tingginya seperti jerapah. Lucunya, setelah itu Jeff membuntutinya.

"Jeff ...!" Lea berhenti dan memutar tubuhnya. "Pergi dan mandilah. Kau kotor, bau dan berkeringat."

"Kalau begitu ayo. Kau juga belum mandi, bukan?"

"Lebih baik aku mandi dengan kuda nil."

Jeff tertawa dan kembali menghalangi aktifitas Lea di dapur.

"Apa rencanamu hari ini? Aku ikut." Jeff menunduk untuk berbicara pada wanita yang lebih pendek darinya itu.

Rencana, rencana, rencana. Jeff selalu bertanya tentang apa rencananya terus.

"Bagaimana jika kita pergi menghabiskan uangmu saja? Apa terdengar menarik?"

Jeff berpikir sesaat. "Apa setelahnya kita akan bercinta sepanjang hari dan semalam suntuk?"

"Lupakan." Lea berbalik, tetapi badannya kembali diputar. "Apa?"

"Oke. Kita keliling kota. Tapi buatkan aku sarapan. Aku lapar." Jeff menunjukkan perutnya yang kotak- kotak.

Sialan, umpat Lea dalam hati. Lantas dia melibaskan perut seksi itu dengan serbet yang bertengger di bahunya.

"Woho! Winter! Kau tahu caranya menjadi seorang dominan,hm?"

"Ya. Dan kau menjadi budakku."

Jeff lalu usil dan mengurung Lea di antara wastafel. "Bagaimana jika di sini saja? Memberantaki dapur di pagi hari?"

Tanpa takut Lea mendekatkan wajahnya dan kemudian ....

'"Aw! Ginger!" Brian memekik kesakitan saat pinggangya menjadi sasaran cubitan Lea.

"Rasakan! Dasar suami mesum!" teriak Lea.

Suasana dapur pun menjadi semakin meriah dengan candaan dewasa mereka yang vulgar dan senonoh. Lea yang sibuk membuat waffle dan Jeff yang sibuk mengganggunya. Mereka terlihat cocok sebagai pasangan suami - istri yang baru menikah. Walaupun Lea mengingkarinya saat Jeff mengatakan hal seperti itu padanya.

"Hati - hati jatuh cinta padaku, Ginger. Aku orangnya mudah dicintai."

"Wajah seram sepertimu, wanita sepertiku pasti was - was. "

"Hey, kau main fisik. Tidak asyik. "

"Aku orangnya jujur, kau tahu? Lagi pula siapa yanh di sini sering merundung? Kau! Tidak sadar diri. Jangan sok terintimidasi."

Jeff tertawa. Dia ingat pertama kali akan menemui Lea. Dia sengaja membuat dirinya terlihat sangar layaknya mafia pembunuh. Sungguh kesan pertama yang horor untuk kelinci kecil lemah seperti Lea yang saat itu tak tahu apa- apa. Dia pikir Lea sama dengan wanita di luaran sana.

"Jujur saja, kau di awal terlihat sangat menyedihkan, tetapi makin ke sini ... aku yang justru menyedihkan. Kau ganas, Lea. Sangat."

Lea terkekeh, tetapi saat dia melihat Jeff terus memandangnya melekat, Lea agak sedikit gugup. Tatapan itu bukanlah tatapan biasa. Lea tahu itu.

"Hey, makanlah. Nanti kita kesiangan. " Lea pun mengalihkan pembicaraan dengan membawa makanan ke meja makan. Tak lama Jeff menurut mengikutinya.

"Ginger, aku serius. Aku ingin bercinta denganmu."

***

Siang semakin panas. Lea sampai memilih membuka bajunya dan hanya memakai bra saja dan jeans pendek dengan model kancing terbuka. Dia dan Jeff baru saja berkeliling untuk belanja ini dan itu. Terutama Lea, banyak sekali membeli kebutuhan wanitanya seperti baju, alat rias, sepatu, sampai pakaian dalam serta bikini. Dia juga memotong rambutnya menjadi pendek dan sekarang wajahnya lebih terlihat segar. Kini mereka kembali berkendara dalam mobil melewati jalan raya di sepinggir pantai.

"Makan siang. Aku lapar. Kau menguras tenagaku, Winter. Kaki pendekmu apa tidak lelah?"

Lea tidak peduli. Dia duduk bersender menikmati angin laut yang menyegarkan. Tidak tahu Jeff yang berada di samping memerhatikannya.

"Jeff berhenti!"

Spontan Jeff memijak pedal rem dan mereka terhenyak ke depan. Untung tidak ada kendaraan lain di belakang.

"Kau mengejutkanku! Kita bisa celaka." Jeff memarahi Lea yang justru sudah mengeluarkan kepalanya.

"Bagaimana jika kita makan es krim dulu?" tunjuk Lea ke arah pantai.

"Kau seperti anak kecil, Ginger. Aku tidak mau."

"Ayolah. Ku traktir. "

Giliran Jeff yang memutar matanya. "Bagian yang murah saja baru dengan uangmu. Dasar, Nyonya Krab."

Lea tersenyum manis dan kemudian keluar dari mobil ke arah Van penjual es krim di pinggir pantai, tepat dekat orang yang sedang bermain bola Voli.

Namun, Jeff tak memilih keluar. Dia menunggu sambil memejamkan matanya. Kepalanya sedikit pengar karena kurang tidur.

"Ini untukmu. " Lea rupanya sudah kembali dan menyodorkan es krim kerucut itu pada Jeff tepat di bibirnya. Pria itu tentu terkejut dan mengambilnya.

"Hanya satu? Harusnya dua." Dengan sekali gigit, es krim itu masuk ke mulut Jeff dan hanya menyisakan bagian bawahnya saja. Setelahnya dia lanjut berkendara.

Lea yang melihat dibuat terdiam sesaat, lalu melanjutkan dengan menjilati es krim vanila miliknya.

Disadari atau tidak, tindakan yang dilakukan Lea sangat memancing. Jeff menjadi gerah sendiri. Apalagi saat lidah itu terjulur dan menjilat. Jeff dibuat tidak waras dan seketika hilang konsentrasi.

"Bisakah kau habisakan es krim itu cepat? "

"Kenapa? Kau mau?"

"Bukan. Nanti meleleh dan mengenai jok mobilku. "

Baru saja diperingatkan. Es krim Lea terus meleleh dan akhirnya menetes. Hanya saja jatuh di bagian payudaranya.

Jeff yang melihatnya semakin panas dingin. Apalagi itu berwarna putih dan ... mengalir seperti susu ke bagian belahan dalam dada.

Ditambah lagi saat Lea mengambil tisu yang terjatuh ke bawah. Bokong itu kembali menungging di depannya.

"Dasar setan kecil!"

°°°°°

Silakan klik
Follow
Vote
Comment

Thank you and good nite

Ciao~

Ig:annmemories12

I Found A Stranger In My HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang