Bab 25 : Sebuah Kebodohan

130 23 2
                                    

Pie. Lea membuka kedua matanya begitu mencium aroma pie apel kesukaannya. Siapa pula yang memasaknya?Merry? Tidak mungkin. Mereka berada jauh dari rumah besar Morisson. Merry juga tidak ikut kemarin ke pengasingan tempat dia dan Jeff tinggal sekarang.

Ah, mungkin efek lapar, Lea membatin dan kembali meringkuk dalam selimutnya.

Namun, sekali lagi hidungnya mencium aroma yang sama. Semakin kuat dan seketika membuat air liur di mulutnya menumpuk.

Lea bangkit dan duduk karena rasa penasarannya.

Apa Jeff yang memasaknya? Berjibaku dengan isi dapur?

"Tidak mungkin. Dia terlalu pemalas untuk itu. " Lea mendengkus meremehkan.

Kenyataannya, Jeff ternyata sudah berdiri di depan pintu yang entah sejak kapan telah terbuka dengan seloyang pie di  atas tangan. Pria itu menyeringai ke arah Lea yang masih belum sadar kehadirannya.

"Pemalas? Bukankah itu dirimu, Ginger? Ini sudah siang dan kau masih merungkup seperti bayi di ranjangmu."

Lea terkejut bukan main. Dia berbalik dan melihat ke arah pintu. "Sial! Kau mengejutkanku." Tak peduli setan, Lea melempar sebuah bantal ke arah Jeff dengan kesal.

Pria brewok itu sedikit menghindar, kemudian mengibaskan aroma pie dengan tangannya ke arah Lea.

"Wangi, bukan? Kau pasti menginginkan pie milikku sekarang." Jeff tersenyum pamer, yang di mata Lea seperti senyuman licik setan.

"Maaf. Aku tidak ingin mati muda karena pie beracunmu itu. Pergi." Lea kembali membelakangi Jeff dan mencoba merebahkan diri kembali, walau sesungguhnya amat berat karena pie itu terus memanggilnya.

"Lagi pula ini untuk anakku, jika kau lupa. Dia belum makan gara-gara ibunya terlalu sibuk dengan mimpi erotisnya. Cepat bangun."

Lea kembali duduk dan berdecak. Tanpa berargumen lagi, dia pun berjalan ke arah Jeff dan merebut pie tersebut.

"Awas saja kalau kami mati karenamu. Kupastikan kau lebih dulu yang kudatangi. "

Jeff hanya terkekeh. Dia mengikuti Lea yang melarikan pie buatannya ke ruang makan. Sedikit gemas dengan tingkah wanita hamil itu, apalagi ketika melihat bokong indahnya yang hanya memakai celana hitam karet panjang. Sangat berbentuk dan berisi. Apakah boleh mendapatkan itu untuk sarapan paginya?

"Makan perlahan. Aku takkan memintanya."

Bagaimana bisa Lea yang sekarang terlihat sangat rakus? Jeff ingat makanan pokok wanita itu dulu adalah sandwich dingin yang telah lama disimpan dalam lemari pendingin. Wajah pucat, tubuh ringkih, mata panda, dan rambut lepek adalah pemandangannya setiap hari. Berbeda sekali dengan sekarang.

"Kenapa? Ada yang salah denganku? " Lea bertanya dengan keadaan masih mengunyah. "Kau menyesal memberikan pie ini padaku.

Jeff hanya menggeleng santai. Dia masih tetap memerhatikan Lea dari kursi samping dengan menyenderkan kepala di satu tanganya yang menopang ke meja.

"Kau ... harus membayar upahku untuk itu, " tunjuk Jeff pada pie yang tinggal setengah.

Seketika Lea langsung menghentikan kunyahan giginya dan menelannya dengan paksa.

"Kau serius? Bagaimana dengan kerugian yang kualami selama menjadi istrimu? Aku bahkan sekarang telah mengandung anakmu."

Tanpa berkata, Jeff lebih mendekatkan dirinya ke Lea.

"Bagaimana jika dengan menyapa anakku? Aku ingin 'menjenguknya'."

Mata Lea berkedip cepat seolah mencerna apa yang baru saja Jeff katakan.

I Found A Stranger In My HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang