Bab 17 : Boneka Bernama Lolita

228 45 13
                                    

Seberkas sinar mentari yang masuk dari sela tirai jendela tepat mengenai wajah Lea membuatnya terbangun. Wanita itu akhirnya sadar hari telah pagi, tetapi tak jua dirinya ingin bangkit. Lea merasa tubuhnya sangat lemas dan sakit- sakit.

"Masih ingin bermalas- malasan, Nyonya Morisson?" Tiba- tiba Jeff datang dari arah pintu kamar dengan pakaian lengkap dan sepatu boots tingginya. "Aku akan pergi membeli bahan bakar untuk menghidupkan listrik rumah ini, kau ikut?"

Lea menggelengkan kepala. Dia menarik selimutnya dan kembali untuk tidur.

"Baiklah. Kalau begitu jaga rumah. Aku akan kembali kurang lebih satu jam. "

Demi Tuhan, Lea tak peduli. Tubuhnya saat ini sangat sakit dan kaku. Apalagi bagian selangkangannya. Lea tak yakin bisa berjalan normal.

"Morisson sialan!" umpat Lea dalam selimutnya, tapi jika mengingat kejadian malam tadi .... Lea merasa benar - benar puas telah melakukan hal yang ingin dilakukannya sejak dulu kepada pria koboi itu. Tidak. Itu baru satu. Lea punya banyak fantasi liar tentang Jeff. Bukannya malam tadi dia tak sadar atau mabuk. Lea ingat apa yang telah diperbuatnya. Pria itu membuatnya gila dan serakah!

Bukankan tidak masalah? Jeff suaminya. Walaupun itu hanya sementara. Setidaknya Lea bisa menuntaskan hasratnya. Apalagi dengan pria panas seperti Jeff Morisson.

Hei, bagaimana dengan rencananya? Dan Sean? Apa yang harus Lea lakukan sekarang agar tidak lama - lama terbenam? Mengingat jika terlalu nyaman akan menjadi bahaya.

Terlalu banyak suara dalam otaknya. Lantas Lea bangun dan membuka selimutnya. Dia lihat Jeff sudah pergi. Wanita itupun bisa bernapas legah tanpa pria itu di sekitarnya.

"Lea kau yakin tidak ikut?" teriak Jeff lagi, kini terdengar dari arah luar jendela kamarnya.

"Pergilah, Tuan Stranger. Kau berisik!"

Sekilas Lea dengar gelak tawa Jeff sebelum terdengar pintu mobil ditutup, bersamaan dengan deru suara mesin yang mulai bergerak.

"Jaga rumah, Ginger. Jangan izinkan orang asing masuk, " seru Jeff lagi di antara deru suara mobil.

Nyatanya, pria itu sendiri orang asing yang suka seenaknya memasuki hunian orang, tapi mengapa sekarang terbalik? Lea yang kini berperan sebagai orang asing di rumah Jeff.

"Oh, Entahlah. Neraka apa lagi yang besok akan kuhadapi. " Lea bermonolog seraya mengacak- acak rambutnya. Memikirkan semua hal membuat perutnya lapar.

Lantas dia berdiri dan berjalan melewati kaca besar di kamarnya. Tak sengaja dia melihat pakaian yang dikenakan. Rupanya itu kemeja motif kotak- kotak milik Jeff. Sangat kebesaran di tubuh mungilnya.

"Sshh... Pria itu... Kadang- kadang kasar, gila, normal, dan ini perhatian. Sangat membingungkan. "

Lantas Lea lanjut keluar kamar. Dapur adalah tujuan utamanya. Perutnya sudah meronta minta diberi makan. Namun, telinganya sayup- sayup mendengar suara seorang wanita. Suara panggilan serta ketukan pintu dari luar.

"Jeff... Jeff... Apa kau di dalam? Ini aku Lolita."

LOLITA?!

Boneka Lolita?

***

Jeff baru selesai mengisi bahan bakar untuk mesin pembangkut listrik rumahnya, tetapi sedari tadi tak dilihatnya sosok Lea. Apa wanita itu masih tidur? Lantas dia masuk dari halaman belakang rumahnya langsung menuju kamar wanita itu.

"Ginger, apa kau masih tidur?" Jeff mengetuk pelan pintu kamar tersebut. "Ini sudah siang. Apa kau belum makan?"

Tak ada jawaban. Jeff kemudian mencoba membuka pintu itu pelan. Diintipnya perlahan ke dalam kamar. Tak ada sesiapapun.

Jeff panik. Dia bahkan masuk sepenuhnya ke dalam kamar dan memeriksa sekali lagi. Tetap Lea tidak ada.

"Lea!" teriaknya ke seluruh penjuru rumah. Mulai dari dalam hingga ke luar, depan ke belakang perkarangan, hingga ke sekeliling rumah, Lea tetap tidak ditemukan. "Sial! Ke mana kau, Winter?!" umpatnya kesal dan frustrasi.

Pria itu masuk lagi ke dalam rumah untuk mengambil kunci mobilnya, tetapi saat melewati meja makan, dia melihat ada sekeranjang apel merah di sana.

"Sial! Lolita pasti datang kemari."

Wajah Jeff berubah murka. Dia sepertinya tahu ke mana Lea berada. Segera dia menyambar kunci mobilnya di rak gantung kunci. Meninggalkan rumah dan berkendara dengan kecepatan tinggi.

Tak sampai sepuluh menit, mobil yang Jeff kendarakan berhenti di sebuah rumah kayu di tepi sungai. Dilihatnya seorang wanita dengan gaun renda putihnya yang mengembang berdiri di depan rumah seolah menunggunya. Sungguh wanita yang cantik bak boneka porselen.

"Jeff, akhirnya kau datang," sambut wanita dengan rambut merah panjangnya yang terurai. "Aku menunggumu."

"Dimana istriku, Lolita? Apa kau membawanya?" tuduh Jeff langsung. "Aku tahu kau ke rumahku tadi."

Lolita hanya tersenyum manis. Dia mengacuhkan pertanyaan Jeff dengan memeluk pria itu.

"Jangan marah padaku, Jeff. Aku takut, " ucap wanita itu manja.

Namun, Jeff tak peduli. Dia melepas kasar Lolita dan menyudutkannya ke pintu kayu rumahnya.

"Dengar, Lolita. Kita tak punya hubungan lebih seperti yang kau harapkan. Berhenti menganggapku kekasihmu!"

"Lalu bagaimana dengan wanita itu? Kau bilang takkan menikahi siapapun? Mengapa sekarang ada wanita lain?! Kau tahu aku mencintaimu dan menunggumu, Jeff. Bahkan aku rela jadi budak s3ksmu!"

Jeff terdiam, tetapi sorot matanya jelas menyiratkan kemarahan.

"Dia tidak pantas menyandang nama Morisson. Dia bukan wanita baik- baik. Tinggalkan dia atau aku...," Lolita berhenti berkata. Dia menutup mulutnya dan justru menangis.

Kening Jeff mengerut. "Berhenti melakukan drama? Kemana istriku?!"

"Aku tak bisa tanpamu, Jeff. Aku hanya ingin selalu bersamamu." Wanita itu kini jatuh bersimpuh memegangi kedua kaki Jeff.

Akan tetapi, Jeff sudah tidak simpati lagi. Dia lantas menerobos rumah wanita itu. Memeriksa satu per satu ruangan di dalam, sialnya percuma, Lea tak ada di manapun.

"Dia tidak ada di sini, Jeff. Aku tidak membawanya." Lolita terus mengejar Jeff dari belakang.

"Ada keperluan apa kau ke rumahku? Sudah kukatakan, jangan pernah ke sana! Apa yang kau katakan padanya?!"

Wanita bermata jamrud itu sudah berlinangan air mata. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku merindukanmu. Kau kemarin hanya sebentar di sini. Lagi pula aku tak mengatakan apapun kepadanya. "

"Bohong!"

"Tidak, Jeff. Tidak ada kata- kataku yang menyakitinya. Demi Tuhan, " bela Lolita lagi yang kini kembali bersimpuh di depan Jeff. "Aku hanya menanyakanmu. Karena kau tak ada, aku hanya menitipkannya apel dan setelah itu pulang."

Sepertinya Lolita tidak berbohong, tapi apakah Jeff akan percaya? Terus mengapa Lea tidak ada di rumah?

"Aku akan pergi mencarinya. Jika dia tidak ada di sini, aku akan ke sini lagi dan memberimu perhitungan, " ancam Jeff gantian. "Oh, ya. Satu hal; jangan pernah mengancamku atau urus hidupku lagi, Lolita. Kau tahu hubungan kita selama ini hanya sebatas saling menguntungkan. Jadi jangan pernah merasa memilikiku. Camkan itu!"

Dengan kasar Jeff menyentak tangan Lolita agar melepas kakinya, dan kemudian dia pergi.

Begitu Jeff keluar hanya terdengar suara raung tangisan Lolita. Tak lama kendaraan beroda empat itu pergi, suara tadi berubah menjadi suara orang tertawa. Lolita bahkan sudah berdiri di jendela rumahnya melihat kepergian pria yang  mengasarinya tadi dengan tatapan berganti sedih seperti orang  terluka juga tangan yang terkepal kuat.

______

End or Next?

Nabung bab boleh, tapi alangkah lebih baiknya juga tinggalin jejak ya sayang yaaa....

Thank you,

Ann.

I Found A Stranger In My HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang