Bab 29: Maiesiophilia

107 10 1
                                    

Duk!

"Aarrghhh ...!"

Lea akhirnya terlepas. Dia cepat- cepat berlari sambil meneriakkan nama Jeff. Dia tadi menggigit tangan Tyler sekuat- kuatnya, lalu menendang kemaluan pria itu.

"Lea! Ada apa?" teriak Jef yang segera berlari keluar dengan mengenakan celana.

Lidah Lea keluh. Dia hanya menunjuk ke arah dapur sambil memeluk Jeff ketakutan. Lantas Jeff membawanya masuk ke kamar terlebih dahulu untuk menenangkan dan memberikannya pakaian.

"Tunggu di sini. Kunci pintu dari dalam. Aku akan memeriksa keluar." Jeff lalu mengambil pemukul bisbol di sudut lemari dan keluar perlahan.

"J- Jeff, aku takut." Tubuh Lea sampai gemetar, "T- Tyler. Tadi dia masuk ke rumah."

Ekspresi Jeff seketika berubah. Wajahnya kini penuh amarah berapi- api. Genggamannya pada stik bisbol tadi semakin kuat hingga kulit tangannya memutih. Jeff tak menyangka Tyler sangat kurang ajar di kawasam rumahnya.

"Apa dia melakukan sesuatu padamu?"

Lea ragu menjawabnya, tapi akhirnya dia mengangguk. "Aku benci melihatnya. Dia bukan pria baik- baik, Jeff. Aku takut."

Jeff memeluk Lea sekali lagi. Dia tak pernah melihat istrinya itu ketakutan seperti ini sebelumnya. Sejauh ini Lea adalah wanita pemberani, mandiri dan bernyali tinggi yang pernah ia kenal.

"Tenangkan dirimu. Aku akan  keluar. Jangan lupa. Kunci pintu."

Akhirnya Jeff memutuskan keluar dengan stik bisbolnya tadi. Sedangkan Lea menuruti ucapan Jeff dengan mengunci pintunya dan meringkuk ke dalam selimut di ranjang.

Di luar, Jeff sudah berputar sekeliling rumah mencari keberadaan sepupunya itu. Dia menemukan jejak sepatu dari arah jendela bagian belakang rumah. Rupanya pria itu masuk dari sana. Jeff menguncinya kembali dan keluar ke halaman belakang. Jelas ada jejak sepatu yang tercetak di salju. Itu mengarah ke arah pagar pembatas yang rupanya di sana sudah terdapat tangga kayu sebagai akses.

Jeff menendang pagar tersebut hingga terjatuh dan berteriak, "Tyler Kalu! Kau akan mati bila bertemu denganku. Ini peringatan keras untukmu! Brengsek, kau!"

Setelah itu Jeff kembali masuk ke dalam rumah. Ternyata Tyler sendiri masih berada di sana. Hanya saja terhalang tembok. Bukannya takut akan ancaman Jeff tadi, dia justru tertawa sambil mencium dalam- dalam aroma rambut jahe yang ia baru saja ia dapatkan.

"Kau membuatku semakin ingin merasakanmu, Winter. Tubuh wanita hamilmu membuatku bergairah."

***

"Jeff? Bagaimana?" Lea. langsung menodong Jeff pertanyaan begitu pria itu masuk ke kamar mereka.

"Dia lewat akses belakang. Ada tangga di tembok. Dia pasti selama ini telah mengintai kita."

Napas Lea tercekat. Ternyata
Tyler sekarang jauh lebih berbahaya. Sudah seperti psikopat gila.

"Kalau begitu kita kembali saja. Aku ingin pulang. Aku tak ingin mengambil resiko dengan tinggal di sini lebih lama. "

Jeff juga benci situasi seperti ini. Di saat hubungannya dengan Lea lagi harmonis, selalu ada aja masalah yang datang.

"Bukan kita yang harus pergi, tapi dia! Lagi pula ini rumah masa kecilku, aku masih rindu tinggal di sini. Kau tenang saja. Aku akan mengurus si brengsek itu. " Jeff benar- benar ingin bertemu dengan Tyler sekarang. Gara- gara lelaki itu, semua rencana indahnya dengan Lea bisa berantakan dan kandas.

"Kalau begitu bawa aku kemanapun kau pergi. Aku tak ingin sendiri di rumah. "

Jeff setuju. Lagi pula siapa yang ingin meninggalkan istri seksi yang tengah berbadan dua di rumah sendirian dengan seorang pria gila yang berkeliaran? Hanya pria bodoh!

I Found A Stranger In My HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang