"Jadi ... dari mana kita harus memulai?"
Baik Lea dan Jeff seketika langsung menghela napas panjang. Pertanyaan Jeff tadi sangat sulit untuk dijawab. Lihat saja keadaan rumah yang seperti arena perang. Entah bagian mana yang harus lebih dulu dibereskan.
"Jeff, aku lelah." Lea lebih memilih duduk di sofa depan perapian. Tempat yang selalu didudukinya setiap hari. Untungnya sofa tunggal itu tak ikut hancur juga.
"Bagaimana bisa kau lelah padahal kita belum memulai sama sekali, Ginger? Aneh sekali."
"Tidak aneh, Tuan Hulk. Aku sedang hamil anakmu sekarang."
"Oh, jangan jadikan itu alasanmu, Sweety Pie."
"Terserah. Aku hanya ingin bermalasan hari ini. Aku ingin tidur. Aku ingin bergulung dengan selimut sepanjang hari. Aku ingin seperti beruang yang hibernasi."
Jeff tergelak di tempat. "Kalau begitu aku juga. Aku ingin memulihkan tubuhku. Ayo, ke kamar. Cuma tempat itu yang selamat di rumah ini. Kecuali pintunya."
"Tidak, Jeff. Kau harus rapikan ini semuanya. Jangan biarkan rumah ibumu berantakan. Nanti dia akan marah."
"Hei!" Jeff mendekat ke hadapan Lea dan berkata, "kau tega suamimu yang tampan dan sakit ini bekerja sendiri?"
Lea mengelus wajah Jeff yang penuh rambut itu dengan sayang. "Aku tahu kau kuat, Sayang. Semalaman bercinta denganku saja kau tak lelah."
Wajah Jeff seketika datar. Itu hal yang berbeda.
"Kalau begitu aku ke kamar dulu. Selamat bersenang- senang. " Lea bangkit dan mencium pipi Jeff singkat.
"Teganya kau, Ginger. Apa kau tak kasihan padaku?" teriak Jeff.
Lea hanya memberi kedipan mata sambil melambaikan tangan dan kemudian hilang di balik tembok.
Terpaksa Jeff membereskan semua kekacauan yang telah terjadi. Tak mungkin dia membiarkannya saja. Orang yang biasa mengurus rumah ibunya sedang keluar kota.
"Maafkan aku, ibu. Aku telah merusak rumah kesayanganmu."
Jika dilihat- lihat rumah ini masih sama seperti saat ia dan keluarganya tinggalkan dulu. Tak banyak yang berubah. Dulu mereka harus pindah karena kakek dari pihak ayahnya yang menyuruh sang ayah untuk melanjutkan usaha keluarga Morrisson. Banyak kenangan manis di rumah sederhana milik ibunya ini. Bahkan dia lahir di sini. Rumah itu adalah peninggalan kakek ibunya sebelum akhirnya mereka tempati. Namun, sekarang keadaannya justru mengenaskan. Jeff tak sanggup melihat rumah itu hancur berlama- lama. Dia harus membereskannya segera.
"Mungkin aku haru memulai dari depan dulu. Si sialan Tyler itu membuatku ingin membunuhnya sekarang."
Jeff lalu mulai bekerja. Dia menggunakan sarung tangan juga sapu dan serok sampah serta tong sampah untuk mengangkuti kaca- kaca pecah dan serpihannya yang berserakan di mana- mana. Banyak juga alat rumah tangga, lukisan, lampu, kursi yang rusak. Bahkan beberapa tembok dan meja terdapat lubang tembakan. Peristiwa tadi malam benar- benar mencekam ternyata.
"Masih belum selesai?"
Suara Lea mengejutkan Jeff ketika pria itu mengangkat sebuah kursi yang patah untuk dibawa keluar.
"Astaga, Ginger! Kau mengejutkanku, kau tahu?!"
Lea tergelak. Dia lalu mengantarkan nampan yang dibawanya ke hadapan Jeff. Pria itu pun langsung menurunkan kursi tadi dengan mata besinar.
"Maaf, cuma ini yang bisa kubuat. Kau tahu sendiri kita belum belanja." Lea tersenyum dan menyuruh Jeff memakannya.
"Kau memang sangat perhatian sekali padaku, Ginger. Aku tahu kau tak bisa mengabaikanku barang sedetik. " Jeff terkekeh dan segera memakan waffle dengan saos madu di atasnya. Pantas saja sekilas dia mencium bau makanan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found A Stranger In My House
RomanceLea Winter dikejutkan dengan seorang pria asing di rumahnya. Kedatangannya tak lain untuk memaksan Lea agar menikah dengannya. Itu karena isi surat wasiat dari sang ayah yang telah meninggal dunia. *** Lea Winter tak percaya jika dirinya diculik ol...