Bab 21 : Sang Santo

212 44 15
                                    

Sean adalah orang yang pertama kali menemukan mobil Lea terbalik. Keadaan wanita itu sudah tak sadarkan diri dengan kepala penuh darah. Pria itu lantas menyelamatkannya dengan cepat dan membawanya ke rumah sakit. Untungnya tak terlambat, jika sedikit lebih lama saja, mungkin sudah lain cerita. Suhu yang ekstrim juga hampir membunuh Lea.

Nahasnya, Lea banyak mengalami banyak cedera hingga patah tulang. Sean juga baru tahu jika wanita itu sedang mengandung dari dokter. Harapannya untuk mendekati Lea pun urung. Ada rasa sesak dalam dadanya, tetapi apa boleh buat. Salahnya juga mencintai seseorang yang jelas sudah milik orang lain.

Tanpa Sean beritahu, keluarga Morisson juga sudah tiba di rumah sakit. Sudah pasti dapat kabar berita dari kolega mereka yang juga dokter. Kota mereka kecil dan satu sama lain saling mengenal. Termasuk relasi antara orang rumah sakit dengan sosok paling berpengaruh seperti Harold Morisson. Dia lihat pria paruh baya itu beserta sang istri juga beberapa orangnya datang membesuk. Akan tetapi, tak dia dapati sosok Jeff yang notabene nya adalah suami Lea.

"Sean River, terima kasih telah menyelamatkan Lea. Kami berhutang budi padamu. "

Sean memandang tak percaya. Dia kira Tuan Harold sama membencinya seperti keponakan pria paruh baya itu. Dia terkejut mendapati sosok itu menyapanya ramah saat akan pulang dan akan menuju halaman parkir.

"Ah, aku hanya kebetulan lewat. Sudah sepatutnya aku menolong jika situasi genting seperti itu. Lagi pula aku juga mengenal Lea. Ke mana Jeff? Apa dia belum diberi tahu tentang keberadaan istrinya sekarang?"

Dia bukanlah Sang Santo Penyelamat.Walaupun Sean tak menyukai Jeff, dia merasa bersalah karena tak langsung memberitahu pria itu tadi. Jarak tempat kejadian dan rumah Jeff sebenarnya dekat. Namun, Sean berpikir membawanya langsung ke rumah sakit akan lebih baik. Terlebih rupanya ada janin yang harus diselamatkan. Apa yang dilakukan Sean tepat.

"Apa kau bisa menolongku untuk memberitahu Jeff ke pondoknya? Mungkin karena cuaca, jaringan komunikasi jadi terganggu."

Bisa dilihat cuaca di luar sangat berkabut. Apalagi hujan salju semakin menebal.

"Akan ku usahakan, Tuan. Semoga tak ada halangan di jalan. Kalau begitu aku pergi dulu."

"Terima kasih atas kebaikan hatimu, Sean. Hati- hati berkendara. "

Sebenarnya Harold tidak yakin apakah keponakannya itu ada di rumahnya atau tidak. Dia sudah berulang kali menghubungi telepon ataupun nomor ponsel yang dituju, tetapi hasilnya tetap tak ada jawaban.

Kondisi Lea kini terbilang kritis. Jeff harus tahu tentang keadaan istrinya sekarang, atau pria itu akan menyesal selamanya.

"Oh, Tuhan, putramu Harvey. Aku tak tahu bagaimana cara melunakkan hatinya lagi. Dia terlalu bebal," ucap Harold seraya berdiri memandang langit. "Semoga hatinya yang beku mencair. Semoga harapanmu dengan adanya Lea, bisa membukakan jalan bagi Jeff. Harvey, tolong tuntun putramu."

***

Pada akhirnya Sean mendatangi pondok Jeff Morisson setelah melewati medan yang sulit menuju ke sana dikarenakan badai telah tiba.

Dia hampir mati kedinginan sekarang, tetapi sang pemilik rumah tak jua membuka pintu rumahnya. Padahal mobil Jeff ada. Sean mati kesal dibuatnya.

"Morisson! Buka pintumu, Brengsek! Atau—"

Pintu yang ingin Sean dobrak langsung terbuka. Hanya saja bukan Jeff yang datang, melainkan sosok wanita berambut merah.

"K- kau .... " Sean membesarkan matanya melihat wanita di hadapannya kini. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku? Tentu aku punya hak di sini. Aku kekasih Jeff. Ada apa? Jeff sedang tidak ingin diganggu, " jawab wanita itu dengan centilnya.

I Found A Stranger In My HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang