Bab 15 : Akar Akur

240 43 14
                                    

Ada satu fakta yang hampir Lea lupakan dan itu sudah lama diceritakan. Saat dia dulu yang sering menenami Tuan Morisson di rumah sakit. Pria tua itu pernah bercerita tentang anaknya.

"Putraku sangat sibuk sekarang hingga tak bisa membagi waktu. Makan malam saja, kami harus mengatur jadwal dulu."

"Mungkin putramu itu memang sedang sibuk, Tuan Morisson. "

"Tidak. Dia menghindari aku, karena aku selalu membahas topik tetang hidupnya."

Lea yang saat itu menganggap hal itu hanya biasa saja, menanggapi ala kadarnya. Itu karena Lea tidak pernah berjumpa dengan Jeff, dan namanya saja bahkan tak pernah terdengar. Hanya putraku, putraku, putraku. Sebegitu berartinya Jeff di hati Tuan Morisson.

"Ya, manusia seumuran kami memang hanya sebagian saja yang akan mendengarkan ucapan orang tua. Itu karena kami lebih suka berhubungan dengan karma. "

Tuan Morisson terdiam sesaat, lalu tertawa karena jawaban Lea. "Kau benar. Waktu aku seusiamu, aku juga begitu. Menghiraukan semua pendapat orang tuaku, dan setelah itu aku tenggelam dalam masalah. Ya, asal tahu saja cara berenang ke tepian."

Lea ikut tertawa. Dia senang berbicara dengan Tuan Morisson yang menurutnya selalu punya cerita inspiratif dan nasihat yang bagus untuk didengar.

"Putraku sangat berbeda denganmu, Lea. Kau sangat penurut dan suka memerhatikan juga mendengarkanku. Kau anak yang tenang dan perasa. Namun, satu hal yang aku tidak suka darimu."

"Apa itu?"

"Kau selalu bermain aman."

Sama seperti pendapat Jeff yang selalu mengatakan hal sama. Belum lagi ucapan jika dirinya lambat dalam mengambil keputusan dan terlalu berhati- hati atau waspada.

"Bukankah itu bagus?"

"Ya, tapi tidak menyenangkan," jawab Tuan Morisson dengan wajah mengejek, "kau akan cepat bosan dengan hidupmu, Lea. Lihat wajah lelahmu itu. Bahkan tidak ada ekspresi lain selain tersenyum dan datar."

Memang yang Lea rasakan adalah kehampaan sepertinya. Hidupnya tidak baik- baik saja. Tidak ada rencana ke depannya bagaimana. Dia terus berjalan, tetapi tak tentu arah.

"Bagaimana dengan putramu? Kau bilang kami berbeda. Apa masa mudanya sekarang sama seperti masa mudamu dulu? Yang gila, nakal dan urakan?"

Tuan Morisson kembali tertawa. "Ya, kami hampir sama. Hobi kami juga tak jauh berbeda. Kami dulu selalu beraktifitas bersama, seperti berburu, memancing, berkemah dan lain - lain. Hanya saja dia payah dalam kasus percintaan. "

"Aku pun juga menyerah kalau itu yang kau sebut, Tuan Morisson," seru Lea, dan mereka terus tertawa.

"Kalau begitu ada satu hal yang sama dari kalian. Bagaimana jika kujodohkan kau dengan putraku? Aku yakin kalian akan menjadi pasangan yang serasi. Mana tahu denganmu, Lea, putraku bisa sembuh dari traumanya."

Trauma? Apa itu ada hubungannya dengan ucapan Jeff tadi? Trauma yang berhubungan dengan keluarga River? Sedalam apa sehingga sampai membuat dendam?

Lalu apa maksud dari kalimat terakhir yang Jeff ucapkan tadi pagi?

'Tetap berada di sisiku'. Apa maksudnya?

Lea bingung sekarang harus berbuat apa. Dia tak tahu keberadaam Jeff saat ini. Pria itu pergi usai mengucapkan hal yang kini menjadi tanda tanya besar baginya. Bagaimana nasib pernikahan mereka setelah ini?

Apa Lea harus mencari pria itu?

***


Sial.

I Found A Stranger In My HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang