Bab 19 : Orang Asing Yang Telah Mengacaukan Segalanya

202 48 10
                                    

"Sebaiknya biarkan Lea istirahat dahulu. Sepertinya dia masih syok. "

Tak jauh beda dengan apa yang dialami Jeff. Pria itu hanya membisu saat mendengar Dokter Joseph Muller menerangkan kondisi Lea saat ini. Hanya pamannya dan bibinya juga Merry yang fokus memerhatikan.

Masih terbayang dalam kepalanya, bagaimana tadi dia menemukan Lea dalam keadaan pingsan. Untungnya dia datang tepat waktu sehingga bisa menangkap wanita itu sebelum menghantam lantai. Hanya saja... dalam kondisi perdarahan hebat. Jeff melihat sendiri dengan mata kepalanya. Cairan merah kental itu tak berhenti mengalir. Bahkan tangannya saja masih ada jejak darah yang mengering, serta mengenai pakaiannya. Satu hal yang terpikirkan olehnya saat itu; ke rumah pamannya meminta pertolongan, karena di sana dekat dengan rumah Dokter Muller. Jika ke rumah sakit mungkin akan lama dan jauh.

"Jeff, kau baik- baik saja?" Paman Harold entah sejak kapan sudah duduk di sampingnya. "Lea sudah ditangani. Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Aku tidak tahu. Sebelumnya dia baik- baik saja, sampai ... semuanya terjadi begitu cepat." Jeff gemetar menjawabnya. Pria itu tak tahu apa yang harus dikatakan.

Harold menggenggam kedua tangan keponakannya. Pria tambun itu mencoba menenangkan seperti yang biasa dia lakukan pada Jeff sedari kecil.

"Tidak apa, Jeff. Semua akan baik- baik saja."

"Ya, tapi aku merasa sudah merusak segalanya, " ucap Jeff lirih.

Tentu Harold  bisa menangkap apa yang dimaksud oleh Jeff. Tak lain mungkin tentang perjanjian pra-nikahnya, Lea, dan prinsip hidup pria itu.

"Kau tidak merusaknya. Kau hanya harus melewatinya."

"Melewati jalan yang tak seharusnya kulewati? Aku akan tersesat."

"Siapa bilang? Mungkin saja jalan yang kau lalui sudah benar. Selama ini justru kau yang berputar- putar tak tentu arah."

Jeff semakin tidak mengerti dengan maksud pamannya.

"Apa Paman menyuruhku untuk menjalani saja semuanya?"

Harold mengangguk, lalu menepuk punggung Jeff. "Istirahatlah di kamar bersama Lea. Mana tahu dia butuh sesuatu saat terjaga nanti. Paman ke kamar dulu. "

Sepeninggal pamannya, pikiran Jeff semakin kalut. Bagaimana bisa dia mengikuti saran pamannya? Apalagi menjadi seorang ayah? Tidak pernah ada dalam daftar perjalanam hidup yang ingin ia jalani.

Ya, ternyata Lea hamil, dan mereka telah terkecoh. Jeff tidak akan pernah siap memulai babak baru dalam hidupnya dengan menjadi seorang ayah. Apalagi menjadi suami sungguhan untuk seorang Lea Winter. Dia tak ingin mencintai, dicintai dan hancur karena ditinggal pergi. Dia tak percaya pada siapapun dan kehilangan membuatnya trauma.

"Lea, maaf, aku tidak bisa. "

***

Matahari sudah tinggi saat Lea terbangun, tetapi kali ini dia tak punya rasa semangat sama sekali untuk beraktifitas seperti biasa. Lagi pula tubuhnya masih lemah. Tangannya saja dipasang selang infus. Diam- diam dia mendengar Merry berbicara pada Harold tadi  dalam kamarnya. Ternyata benar dugaannya tadi malam; dia sedang mengandung, dan hampir saja mengalami keguguran jika tidak ditangani cepat. Alat tes kehamilan itu tidak akurat. Diyakini mungkin telah kadaluarsa atau banyak kemungkinan lainnya. Sekarang dia harus beristirahat total.

"Lea, kau sudah bangun? Syukurlah. Apa kau butuh sesuatu? Air?"

Merry ternyata sudah datang lagi ke kamarnya. Wanita itu menawarkannya segelas teh hangat untuk diminum, tetapi Lea menolak.

I Found A Stranger In My HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang