Bab 16 : Surga & Neraka

198 33 2
                                    

Warning!
21+

Sorry for typo

___

"Jeff! Kau gila?!"

Pria itu tak peduli. Dia terus menggerakkan pinggulnya dan menghajar Lea dalam posisi berdiri di belakang. Mereka sedang melakukannya tepat di depan kap mesin mobil dengan keadaan separuh tanpa busana. Untungnya suasana sepi. Hanya ada sinar bulan yang menjadi saksi atas perbuatan liar mereka. Selebihnya hanya ada suara binatang malam dari dalam hutan.

Gila. Lea merasa dirinya ikutan gila. Dengan bodohnya ia memberi lampu hijau pada pria Morisson itu untuk menggerayangi tubuhnya. Bahkan dia tadi yang memulai. Whiskey itu sepertinya yang memengaruh. Badannya tiba - tiba terasa panas dan gairahnya seakan ingin meledak.

"Oh, terus, Jeff. Ya, di sana, " desah Lea sembari menuntun kedua tangan Jeff untuk meremas kedua bukit kembarnya yang berada di balik pakaian hangat. Wanita itu bahkan lupa diri jika mereka ada di halaman depan rumah. Di mana bisa saja ada orang yang datang dan memergoki mereka.

"Seperti ini?" bisik Jeff dengan menghentak- hentak miliknya hingga terdengar bunyi penyatuan mereka yang khas, beserta desahan dan pekikan kuat dari wanita yang sedang dikerjainya.

Ya. Jeff menambahkan sesuatu pada whiskey miliknya. Dia menyeringai saat Lea tadi mulai kepanasan dan resah. Hal sama yang tengah ia rasakan. Ide gilanya sukses terealisasikan.

"Katakan, Ginger. Katakan jika kau suka aku menyetubuhimu dengan kasar. Katakan yang keras!" Jeff kembali memacu miliknya. Tak lupa kedua tangannya ikut menggerayangi tubuh kurus itu.

"Ya. Jangan berhenti, Jeff. Kerjai tubuhku. Pacu aku."

Jeff suka kata - kata kotor yang keluar dari mulut Lea. Apalagi jika wanita ikut merespon dengan ikut bergerak. Salahkan Lea dan tubuhnya. Jeff telah candu akan tubuh yang sering dikatakannya mumi itu. Tak peduli jika Lea mungkin telah berhubungan dengan Sean River atau siapapun itu. Selama Lea masih terikat dengannya, dia akan selalu mendominasi wanita itu.

Semuanya telah Jeff pikir matang - matang saat di pelariannya tadi. Dia kembali menimba ulang apa yang telah diucapkannya pada Lea. Jeff sadar telah melakukan sesuatu yang bodoh dengan mengatakan hal yang tak seharusnya pernah ia ucapkan pada seorang wanita pun. Baginya tak ada satupun wanita yang pantas untuknya. Itu karena Jeff tak mempercayai makhluk sejenis hawa itu. Termasuk Lea. Ya, si rambut jahe harus cukup diwaspadai sekarang.

Jeff anggap saja Lea adalah teman tidur berkedok istri. Tak ada cinta. Murni hanya hubungan asas manfaat.

Tak berhenti sampai di situ . Jeff bahkan terus melanjutkan aktifitas mereka hingga masuk ke rumah. Segala perabot dan barang - barang ikut pecah, karena penerangan remang yang berasal dari lilin yang tadi dipasang Lea. Itu pun hanya beberapa titik. Termasuk di ruang makan tempat mereka bermain kini.

"Oh, Lea," erang Jeff saat wanita itu meliukkan pinggulnya yang kini berada di atas pangkuannya. Mereka bermain di atas kursi kayu yang di pakai Lea tadi pagi. "Kau membuatku gila."

Lea menyeringai. Dia tahu jika gerakan yang ia buat begitu menyiksa pria koboi itu. Tangannya bahkan ikut menggerayangi dada liat milik Jeff. Sengaja agar menimbulkan sensasi yang semakin membangkitkan gairah. Ya, membuat Jeff gila adalah tujuannya.

"Masih mau bermain denganku, Tuan Koboi?" goda Lea dengan gerakan perlahan. Kini giliran Lea yang mengendalikan.

"Ya. Lebih dari ini." Jeff menjawab dengan napas putus- putus.

"Ingin merasakan neraka dan surga dalam satu waktu? "

"Tunjukkan padaku."

Dengan satu kecupan di bibir Jeff, Lea berdiri dan melepas penyatuan mereka. Perlahan dia mundur dan ....

Srettt!

Jeff terjebak dengan kungkungan tali yang membuatnya terbelit di kursi. Sebenarnya Lea sedari tadi telah mempersiapkan jebakan untuknya. Hanya saja Jeff terlalu terlena, tanpa sadar jika sebuah tali sudah melingkar di tubuhnya.

"Winter! Apa yang kau lakukan padaku?!" Jeff mencoba melepas dirinya, tetapi tidak bisa. Lea dengan cepat menyimpul sisa tali yang ditariknya itu dengan kuat ke belakang kursi. Entah dari mana wanita itu mendapatkan tali tersebut serta ide gilanya.

"Bukankah kau ingin aku menunjukkannya tadi?"

Jeff tak bisa berkata. "Wah, kau mengejutkanku, Winter. Kau punya pikiran seliar ini padaku, hm? Sejak kapan? Katakan." Bukan main tawa Jeff menggelegar. Di dalam kepalanya kini terputar adegan film panas yang paling berbahaya.

Sayangnya, Lea tak sedang bercanda. Wanita itu langsung menyumpal mulut Jeff dengan bra yang baru saja ia buka dan mengikatnya melingkar di kepala Jeff.

"Berisik!" Lea mengatakannya tepat di depan wajah Jeff. "Yang ada kau, Morisson. Aku tahu kau selalu mengintipku saat mandi. "

Mata Jeff membelalak. Ternyata Lea tahu apa yang dilakukannya selama ini.

"Apa setiap waktu kau ingin bercinta denganku? Menyetubuhiku? Membuatku menjeritkan namamu?"

Sepertinya ini bukan Lea lagi menurut Jeff. Wanita itu telah mabuk total, tetapi jujur saja, Jeff jadi semakin bersemangat. Apalagi saat Lea mulai bermain dengan kejantanannya dan menggerayangi tubuhnya. Rasanya seperti di surga. Jeff ingin langsung menerjang wanita itu hingga membuatnya tak berdaya seperti rusa betina yang diburunya.

Namun, setelahnya Lea justru bermain sendiri di atas meja makan. Wanita itu membiarkan Jeff menyaksikan segala hal yang membuat darahnya mendidih bahkan miliknya semakin mengeras dan berdenyut kuat. Sialnya, Lea semakin membuatnya menderita seperti di neraka. Lantas Jeff menggerakkan tubuhnya agar terlepas.

Berbagai cara Jeff lakukan untuk melepas jeratan tali tersebut. Sedangkan Lea masih saja asik dengan dirinya sendiri. Hingga tanpa sadar jika Jeff telah berhasil melepas talinya serta sumpalan pada mulutnya, lalu bersiap membalas dendam.

Diam - diam dan perlahan Jeff menyergap Lea. Wanita itu jelas terkejut hingga memekik saat kakinya ditarik dan sesuatu langsung membobol dirinya. Jeritan dan desahan pun terdengar menggaung seisi rumah. Beserta erangan dan geraman dari keduanya.

Jeff merasa hampir terjebak oleh tipu daya kepolosan Lea selama ini. Sama seperti yang dilakukan wanita itu tadi, tetapi itu takkan terjadi, Jeff harus membalikkan keadaan.

Seperti sekarang. Dia akan membuat si rambut jahe itu meneriakkan namanya hingga ke seluruh penjuru hutan. Jika perlu hanya namannya yang terpatri di otak wanita itu, beserta sentuhannya.

"Oh, Jeff. Aku akan sampai, " teriak Lea berpegangan di tepi meja.

Kaki meja bahkan ikut berderit karena pergerakan di atasnya yang begitu menggoncang. Cahaya lilin pun ikut membentuk bayangan di dinding yang menampilkan aksi keduanya. Angin dari jendela yang terbuka berembus seakan memberi udara segar disaat mereka tengah terbakar. Hanya untuk sampai ke titik pelepasan. Setelah itu keduanya ambruk bersamaan.

"Jeffhh ... Kau benar - benar meresahkan. "

Meresahkan? Jeff justru melihat Lea yang sekarang adalah ancaman kecil baginya, atau mungkin suatu ancaman besar?

Untuk sampai saat ini, yang bisa Jeff lakukan adalah menahan Lea dan memungkiri segala bentuk kemungkinan dari suatu rasa yang telah berkembang. Jeff harus membangun tembok tinggi dengan jurang yang lebih dalam agar dirinya tetap aman.

Kendatinya hubungan atas asas manfaat ini adalah sementara. Harusnya tidak perlu melibatkan perasaan. Apalagi turun tangan mencampuri urusan hidup orang lain? Jeff hanya perlu bermain dalam garisnya. Tidak lebih.

Ibarat antara surga dan neraka, Jeff lebih memilih untuk berada di antara keduanya saja.

"Kau, orang asing yang kupersilakan masuk, tapi tidak untuk menjarah isi rumahku," ucap Jeff begitu melihat Lea tak sadarkan diri. "Aku takkan bisa membiarkanmu melakukannya Lea. Tidak sampai melewati batas. "

____

No revisi btw

Dont forget to:
Follow
Vote
Comment

Next?

I Found A Stranger In My HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang