✨02✨

4.3K 258 12
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif
.
.
.
.
.

°Typo bertebaran°

Bara harus menemui klien yang sangat penting sehingga disinilah Mahardika dan Alanka berada sekarang. Sebuah kantin yang menjadi tempat istirahat para pekerja. Saat ingin ditinggal tadi, Alanka sempat rewel dan tidak mengijinkan Bara pergi dengan memeluk erat kakinya.

" Mau sosis yang besar " Telunjuk Alanka mengarah pada sosis besar yang tengah dipanggang. Dia berada dalam gendongan Mahardika masih terisak karena tadi banyak yang mencubit pipinya karena gemas,

" Mau itu ya? Okay.. Bu Nunik tolong ya sosisnya satu " Kata Mahardika, diiyakan oleh wanita bertubuh gempal yang suka memakai makeup tebal tersebut.

" Dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Dua.. Alan mau sosisnya dua, kalau cuma satu nanti tangan satunya lagi pegang apa? "

Mahardika tersenyum gemas sambil mengetuk hidung makhluk lucu di gendongannya tersebut.

" Satu aja nanti tangan satu lagi buat pegang yang lain. Alan mau beli apa? "

Mata kecil itu mengedarkan pandangannya menatap satu persatu kios yang menjual berbagai macam.
" Mau punya Kakak itu " ia menunjuk seorang gadis yang tengah melintas sambil menjilati ice cream. " Om Mahar, Alan mau yang seperti itu"

Mahardika terdiam sejenak, Ice cream yang diinginkan oleh Alanka itu hanya dijual di supermarket yang ada diseberang jalan.

Ditengah kebimbangannya seorang gadis datang mendekat mengeluarkan sebungkus Ice Cream dan memberikannya pada Alanka, gadis yang tadi Alanka inginkan ice cream-nya.

" Buat Alan? "

Gadis itu mengangguk sambil tersenyum manis. Dia tadi tak sengaja melihat Alanka menunjuk-nunjuk Ice Cream yang tengah dimakannya.

" Thank you Kakak baik "

" Terimakasih banyak nona Meizia. Berapa harga Ice Cream itu? Biar saya ganti " Mahardika sudah hendak mengeluarkan uang dari dompetnya tapi Meizia segera menolak. Dia ikhlas memberikan Ice Cream itu pada Alanka karena anak ini sepertinya sangat menginginkannya.

" Saya permisi Mas, Adek "Meizia pamit setelah seorang penjual Bakso selesai membungkus pesanannya.

" BYE BYE KAKAK BAIK " Seru Alanka sambil melambaikan tangan lalu tak lama banyak yang mendekatinya menawarkan beberapa makanan dan minuman untuk Alanka. Tujuannya satu, dekati dulu adiknya baru abangnya.

ALANKA|2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang